-GeraKAN
INDONESIA-
-GoBlog BaNget-
”Setiap
kondisi berkomposisi”
Apa tema yang cocok bagi
catatan-catatan kecilku?. Bagaimana logo yang cocok dengan tema ini dan itu?.
Desain warna apa yang paling sesuai dan eye
catching untuk dipampang di sudut tab
?. Perlukah diganti background
yang sudah tiga tahun jadi kelambu tulisanku?. Bagaimana template, kolom page, marquee, visitor traffic alias statistik, atau translator yang paling oke?.
Sebaiknya menggunakan tampilan default
yang sederhana atau lebih pantas diubah menjadi tampilan blogskin yang kece meskipun harus edit-edit HTML
berjam-jam?. Apakah termasuk friendly
visitor atau membosankan plus menjengkelkan karena terlalu loading lama ?. Adakah bila
dipasang TV Online dan lagu yang otomatis
on akan tidak mengganggu pengunjung?. Ya, barangkali itulah beberapa kepenasaran
yang bakal ada di kerutan syaraf-syaraf otak anda, jika anda adalah seorang
“Blogger”. Kegiatan ngeblog memang
sudah tidak asing lagi didunia, diberbagai negara, diberbagai kalangan, dari
berbagai umur, dan dengan berbagai tujuan. Mulai dari yang blogging karena memang hobi nulis, alternatif buku harian digital,
marketing produk barang dan jasa, obsesi wartawan alias informan atau jurnalis freelance, atau sekedar proyek haha-hihi yang gak jelas.
Kegiatan ngeblog memang sudah tidak asing lagi dikalangan para netters, yang kuantitasnya naik
signifikan sejak tahun 90-an dimana di Indonesia mulai gampang pasang-pakai
internet. Baik domain gratis atau berbayar, yang penting wadah untuk menuangkan
ide-ide ini memang efektif dan menyamankan bagi banyak orang. Karena
benar-benar bisa melepaskan penat kejenuhan yang tertahan. Ibarat manusia butuh
WC bin toilet alias ponten untuk melakukan pup.
Sebagaimana tinja yang diujung bolongan mungkin, tidak boleh dikeluarkan
sembarangan ya. Tapi blogging agaknya pun jauh berbeda dengan hal ini. Karena
blogging bisa dilakukan kapan saja kita mau, kapan saja kita bisa, asalkan
otaknya mumpuni, apakah pernyataan seperti ini relatif ?. Sedangkan boker hanya bisa dilakukan hanya jika
sudah kebelet, dan takkan mungkin dilakukan tanpa passion, meskipun dipaksakan dengan tenaga 1500 tenaga kuda
sekalipun saya kira, tapi barangkali jebol juga.
Pasalnya, tulisan ini akan
mencoba menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan “Gerakan Indonesia
GoBlog Banget”. Sebelumnya jangan salah sangka dulu. Ini bukan gerakan untuk
menggoblokan Indonesia atau menjadikan Indonesia semakin goblok, karena
konotasi dari GoBlog yang mentereng dijudul diatas. Namun, “Gerakan Indonesia
GoBlog Banget” adalah sebuah gerakan yang mengajak seluruh pemuda-pemudi
Indonesia untuk saling bergandeng tangan. Demi menyambung ukhuwah Islamiyah,
mempererat persaudaraan, menumbuhkankan nasionalisme, mengkekalkan iman dan
taqwa kepada Alloh Swt. Sang Pencipta. Dengan cara apa?, ngeblog bersama-sama, membaca ilmu dan menuliskan ilmu, membumikan
pengetahuan. Jadi, makna daripada “GoBlog” diatas adalah Go-Blog, mari blogging.
Ketentuanya, sebenarnya progam
“Gerakan Indonesia GoBlog Banget” ini adalah progam komplemen dari “Reading a
million books progam”. Kenapa disebut komplemen?, karena keduanya adalah progam
yang sengaja saling melengkapi satu sama lain. Ibarat hati dan akal, akar dan
batang, langit dan bumi, air dan kehidupan, sehingga merupakan sesuatu yang
tidak dapat dipisahkan. Karena tentu akan menjadikan kepincangan bahkan
kematian dalam ranahnya. Kedua perihal progam ini adalah sel-sel dari embrio sebuah
jaringan online organisation nirlaba pertama
di Indonesia. Yaitu GSO (Global Sosial Organization), sebuah organisasi sosial
yang bergerak hampir di berbagai bidang mulai dari pendidikan, politik, media
sosial, ekonomi, teknologi, seni, lingkungan dan alam, kesehatan, sejarah,
budaya, informasi, keamanan, HAM, demokrasi, transparansi pemerintah, donasi
sosial dan banyak lini lain di lebih dari 30 negara. Tagline sederhananya, “From
Heart, To Heart”. Sebuah organisasi yang memiliki planning untuk membangun rumah singgah bagi anak-anak jalanan,
menyediakan pengajaran gratis, mengakomodasi pusat-pusat keilmuan, memanajemen
budaya, menjalankan peran sebagai insinyur sosial, melakukan
pencegahan-pencegahan penakit peradaban, mengakomodir kedermawanan, menanamkan
meme kebijaksanaan dan sifat ksatria pada seluruh masyarakat Dunia, dan visi
serta misi yang tentunya tak dapat disebutkan secara detail.
Tagline kami yang perlu
dicamkan dihati kita adalah, “Reading science, Writing science”. Kenapa harus
“Membaca ilmu, Menulis ilmu”. Kami sebagai generasi abad ini berniat
menyuarakan agar kita terus melakukan introspeksi diri, lebih prihatin dan
mawas diri didalam menjalani kehidupan. Sebagaimana seorang guru yang bijak
diatas dunia telah berpesan. “Barangsiapa tak mau merasakan pahitnya belajar,
dia takkan pernah merasakan manisnya ilmu”. Sebab adanya belajar itu telah
banyak mencerahkan pikiran dan hati para manusia, sehingga amat sangat penting.
Telah banyak merubah kesaksian hidup, bahwa hidup dengan ilmu menjadikan hidup
lebih damai. Mari bergabung dalam gerakan ini untuk bersama-sama mennyongsong
masa depan yang lebih cerah. Kita pernah punya pengalaman kecil yang
ditampakkan di sekolah-sekolah dunia. Yang mana kita pun mendapatkanya, lewat
sebuah pentas kecil, pula disekolah terbanggakan pada masa-masa awal. Bersama
sahabat-sahabat, saudara-saudari mukmin, yang mengajari kami tentang arti
harapan, dengan menghadirkan dilalah daripada lilin. Benarlah kata Merry Riana,
“Hanya lilin yang menyala yang bisa menyalakan lilin lain, hanya orang yang
terinspirasi yang bisa menginspirasi orang lain”. Ketahuilah, semangat itu
menular. Tidakkah anda melihat perangai orang-orang besar yang telah banyak
makan garam kehidupan. Luqman, Julius Caesar, Alexander Agung, Napoleon
Bonaparte, Sun Tzu, Confusius, Tan Malaka, Soekarno, Plato, Ibnu Sina,
Al-Khawarizmi, dan banyak orang-orang yang tercatat oleh sejarah aliran mainstream. Yang telah banyak membaca
dunia, dan menuliskan suara-suara hati dan ide-ide di akal mereka sehingga mereka
didengar. Ya, meskipun toh mereka bukan orang yang benar-benar lurus bak para
nabi dan rasul. Tapi yang perlu kita jadikan pelajaran disini adalah, bahwa
mereka mengikat ilmu dengan mencatatnya sehingga bermanfaat bagi reuni-reuni
pengetahuan. Ketahuilah, akal kita lah terbatas. Dan sebab adanya keterbatasan
itulah ada ketidakterbatasan. Yang selalu menjadi misteri nan agung dan luhur
daripada sanubari kita.
Selagi muda, selagi lapang,
selagi sehat, selagi punya waktu, selagi ingat, selagi jernih pikiran, selagi
bersatu, selagi ada kesempatan didepan mata, selagi belum berat memikul
tanggung jawab. Mari turun tangan memberbaiki diri serta ciptaan. Seringkali
kita harus dengan hati dan spontanitas bertanya kepada diri sendiri, “Apakah
sekarang saya adalah orang yang ingat kebajikan atau lupa?. Saya termasuk yang
berpengaruh atau terpengaruh?, masih adakah kesempatan yang super mahal itu
untuk kugunakan?. Dan sebagainya pertanyaan dalam bermuhasabah terhadap dunia. Mari
memelihara adab, meskipun toh kita bukan orang yang paling suci nan sempurna,
hanya berusaha memperbaiki keadaan. Organisasi ini akan sangat menerima dengan
tangan terbuka lebar bagi siapa saja yang berhati besar dan siap menjadi
relawan. Relawan bagi diri sendiri dan juga bagi dunia. Orang-orang yang
memberanikan diri untuk lebih keras terhadap diri sendiri demi hukum, demi
adab, demi keluhuran, demi kebebasan dari kemalasan, dan demi keteguhan keyakinan.
Apa yang menarik dari berkarya?, Untuk apa kita berkarya?, Dan terutama menuliskan dunia dalam hal ini?. Kadang
rata-rata orang akan berpikir, jika memutuskan untuk berkarya baik diranah
retorik maupun tindakan. Bukan hanya pujian, ekspresi kebanggaan, kesalutan,
tapi juga seringkali datang bertubi-tubi kritik, hujatan, cercaan, cacian dari
berbagai pihak. Sehingga, tak hanya kadang, tapi sering setelah kita melakukan
sesuatu baru muncul aksen-aksen ; “Mengapa tidak saya lakukan seperti ini dan
seperti ini?”, atau “Seharusnya seperti ini?”. Tapi, hal demikian merupakan
kewajaran yang dapat diterimalah. Yang jelas, takut berkarya bagi kebajikan
adalah salah, berkarya berkarya saja, sisanya tawakkal saja jadi apa. Tuhan
menciptakan rasio adalah untuk berpikir, artinya adalah sebuah tindakan
kejahatan barangsiapa membunuhnya, “kriminal!”. Tak peduli dari kapling dunia
mana anda, jalah-jalan tikus Jakarta, pinggiran pelabuhan, pedatnya perkotaan,
sunyinya pedesaan, khusuknya tempat ibadah, tuliskan saja, kabarkan saja
ilmu-ilmu yang ada disana, kita bertukar pikiran.
Jika anda bergabung dalam “Gerakan
Indonesia GoBlog Banget” ini secara sederhana kita akan mendapati semacam prosesi
penyematan kecil, penobatan teatrikal sebagai seorang “GoBlog”. Para “GoBlog”,
saya GoBlog, anda Goblog, dia Goblog, dan mereka juga Goblog. Ya, itulah julukan
kita, cara kita dipanggil, nama super mistis yang akan dipikirkan banyak orang
yang terjangkit virus ini. Bayangkan jika masing-masing kita berhasil
memperbaiki diri, akan tertopang pembentukan keluarga samawa, pranata sosial
yang elit, masyarakat yang solid, bangsa yang terhormat, dan dunia yang serba
sejahtera. Tuliskan pengetahuan yang telah anda karungi dari setiap buku
kehidupan dan tuliskanlah kembali, berbagi pengetahuan, ilmu pengingat
kebenaran. Apapun jenis blog anda, domain gratis (Blogspot, Wordpress,
Multiplay, dll) atau sudah profesional dengan hosting dsb. Ini sesungguhnya pun
adalah sebuah tindakan pencegahan atas kerusakan-kerusakan dunia yang
menjadi-jadi. Terlepas dari perdebatan apakah karena faktor individual personality ataukah sistemnya
yang memang sudah tidak sehat. Sehingga banyak bayi-bayi suci baru lahir
didunia dan mengikuti aturan dan cara hidup modernisasi plus kamuflasenya.
Media ini hanya berusaha
menyediakan wadah, wadah bagi platform dan
aliran-aliran utama yang termarginalkan diatas kompetisi diskursus. Mass media
yang pada akhirnya melawan penggiringan-penggiringan opini serta tindakan
masyarakat korak dari garda terdepan, menuju ke asa yang lebih cerah, dunia
yang lebih tenang. Melalui pendekatan sosiologis psikologis yang berusaha
menunjukan bahwa Islam, benar-benar “Rahmatan lil’alamin”. Tak peduli seberapa
kaya anda, seberapa miskin anda, mengingat tagline
utama organisasi sosial ini, “From Heart, To Heart”. Yang berusaha menjalani
kerelawanan dari “Hati” tanpa “Paksaan” tanpa “Tendensi”, mari hidup dengan
hati untuk memperbaiki diri, membaca ilmu dan menuliskan ilmu. Untuk generasi
tujuh ribu, sembilan ribu, sepuluh ribu tahun yang akan datang, dan seterusnya
yang pastinya akan memperhatikan laku-laku kita di zaman ini. Juga efeknya
terhadap peradaban mereka. Bisa jadi, mereka akan memuji dan berterima kasih,
atau berkata, “Gara-gara mereka dan gara-gara mereka”.
Sebagaimana pendekatan
praksiologi, cabang ilmu yang mempelajari seluk-beluk tindakan manusia. Mengapa
dan bagaimana manusia bertindak?. Bahwasanya setiap tindakan manusia adalah
bertujuan dan disengaja. Sebelum dilakukan, sudah barang tentu telah diniatkan
dan direncanakan. Niat dan rencana itu hanya akan muncul ketika ada semacam
ketidaknyamanan atau uneasiness di
dalam perasaan. Atau juga semacam keinginan untuk mencapai keadaan yang lebih
baik. Dalam arti tindakan itu tergantung juga terhadap variabel, “Apa
sebenarnya yang membuat kita tidak nyaman?” dan “Keadaan apa dan bagaimana yang
kita inginkan?. Yang pada akhirnya dengan kata lain, tindakan itu terakumulasi
sebab kita satu sama lain berinteraksi. Jadi mari kita katakan, “Kita tidak
nyaman dengan kemungkaran”, “Kita ingin masyarakat madani juga ada di zaman
ini, zaman kita”. Mari bertransformasi, pepatkan barisan, luruskan barisan,
jalan ditempat, dan maju jalan.
Lantas, apakah hal seperti ini
bukanya sudah banyak dilakukan oleh banyak komunitas-komunitas blogger ?. Maaf,
ini bukan sekedar komunitas tapi ini adalah organisasi, keduanya adalah
berbeda. Perbedaanya adalah komunitas hanyalah perkumpulan atau serikat
orang-orang yang memiliki nilai dan kesamaan kepentingan tanpa sebuah
pengaturan bersistem terstruktur. Dengan kata lain, perbedaannya ada pada
tingkat keberadabanya yang jauh berbeda. Sebagaimana negara berdaulat, yang
memiliki keberadaban di level atas, karena kemampuanya mengatur urusan yang
kompleks sekalipun. Sehingga jika anda menjadi relawan disini kita wajib
bersama-sama tunduk dan taat pada konsensus yang kita sepakati bersama. Pula seluruh
komponen yang terintegrasi seperti; AD/ART, Visi dan Misi, Pakta Integritas,
dan sebagainya. Dan “Gerakan Indonesia GoBlog Banget” adalah salah satu progam
dari GSO, organisasi yang kita cintai bersama. Yang masih dan akan terus
mempersatukan tali silaturahim kita para pemuda-pemudi Indonesia. Jangan lupa
bahwa Indonesia pun merdeka juga dari sebab soliditas rakyatnya yang juga
adalah aktivis-aktivis penyuara kebenaran. Pula bermula dari serikat-serikat
warung kopi, rukun tetangga, ibu-ibu PKK (Perempuan Kurang Kerjaan), dan para
pelopor juga pencetus dari kalangan pelajar (orang yang belajar). Meskipun juga
serikat pelajar seperti ini dapat menyulut sebuah tragedi revolusi yang penen
raya di Timur Tengah, “Arab Spring".
Namun, kita patut menginginkan
model sebuah Budi Oetomo masa kini yang hari pendirianya diperingati sebagai
hari Kebangkitan Nasional. Sebuah organisasi sosial yang berkebudayaan tanpa muatan
mesin politik devide et impera, yang
jua didirikan oleh para mahasiswa (STOVIA). Sebuah organisasi yang
digadang-gadang sebagai awal dari pergerakan Indonesia merdeka. Masa pencerahan
demi masa depan yang lebih bersinar laksana berlian. Ini tindakan pengobatan
pun preventif, “Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati”. Jangan menuduh
seseorang bodoh sebelum dia bicara. Meskipun perameter tersebut juga amat
sangat tercermin dari tindakan. Bertindak!. From Heart, To Heart. Reading
science, Writing science. Salam “Membaca Sejuta Buku”, salam “Reading a Million
Books”, dan salam “GoBlog” wahai para GoBlog.
By : The
Running baby
International
relation scholar
No comments:
Post a Comment
Please comment by your kindness....thanks for your visit... : )