Thursday, April 16, 2015

“My Quotes” #PART 8

“My Quotes”
#PART 8



























By : The Running baby
             International relation scholar


Sunday, April 12, 2015

TraveLosophy Foundation








TraveLosophy
Foundation








Minggu ini saya baru sembuh dari sakit yang rumayan keras. “Ganteng gua lagi dipinjem nih Sooob....yaah sekalian diambil dosanya siih”. Sebabnya, blog ini jadi bersarang laba-laba dan, sama tidak terurusnya dengan blog-blog yang lain. Jadi, ini saatnya up date, #Semangat45. Dan minggu ini tentunya, ada hal-hal baru yang cukup baik untuk diceritakan. Pertama, Saya sudah terdaftar sebagai member di Bursa Efek, dan sekaligus di IPOT tentunya sebagai fasilitator saya. “Thanks to IPOT...”. Dan tertanggal 6 April 2015 dini hari, email masuk, sebuah laporan bahwa virtual account alias rekening virtual BCA cabang Bursa Efek Jakarta atas nama saya sudah bisa digunakan. Hmm...ini kabar gembira setidaknya untuk diri saya sendiri, dan sebuah moment yang cukup saya tunggu-tunggu. Dan saya tahu pasti setiap jam 9 pagi BBM saya akan selalu menerima message tentang analisis pasar dari beberapa lembaga sekuritas. Meskipun tidak sekarang saya dapat mulai fokus merambah dunia sekuritas reksadana dan saham, atau juga Forex nantinya, setidaknya untuk saat ini saya bisa mengetahui kabar IHSG harian at real time by online serta bermain di lantai bursa. Saya sudah menanam, dan mulai tumbuh.


            Kedua, dari beberapa percobaan bisnis, yang cukup memperlihatkan perkembangan yang sgnifikan yaitu ide kecil di bidang farmasi. Obat diabetes natural yang sudah teruji tampaknya mulai bisa diproduksi. Yaah, meskipun dalam bentuk produk dengan klasifikasi “jamu”. Kabar ini mungkin tidak sempurna, tapi setidaknya masih enak didengar dan kita masih mengusahakan yang terbaik. Sebagaimana faktanya, pengajuan izin yang sejak lebih dari satu tahun lalu di BPOM RI tampak tidak mengalami kemajuan. Selain masalah birokrasi siput, kalian tau laah, indonesia banyak pungli. Tapi overall, untuk PR yang satu ini harus diakui masih memerlukan banyak perbaikan disana-sini. Tapi insyaAlloh untuk mulai menjualnya, itu tinggal tunggu tanggal mainya saja, tidak sulit.


            Lalu yang ketiga, TraveLosophy MMBC Tour & Travel. Naah ini niih....yang akan banyak saya bahas di postingan saya kali ini. Tour & Travel. Sebuah produk bisnis yang cukup fresh ditelinga saya sebab pada umumnya mekanismenya yang rumit tidak banyak di ketahui orang. Disamping saya memang baru saja menyentuhya. Ini bisnis jasa yang menurut saya cukup menjanjikan. Transportasi secara ekonomi merupakan kebutuhan pokok, anda dapat menjual layanan yang dibutuhkan banyak orang, ini menguntungkan. Dibutuhkan, bukan diinginkan. Buy what we needs, not buy what we wants. Tidak seperti menjual batu akik, yang harganya sesuai persepsi personal, mereka menjual fantasi. Itu bisnis yang penuh ilusi. Yaah...meskipun saya juga melakukanya. Secara esensial, yang saya pahami bisnis “travel agent” ini sangat cocok untuk orang-orang yang rajin ngantor sekaligus malas ngantor. Selain mudah dikerjakan karena mekanisme operasinya dengan mobilitas rendah, sehingga pelakunya punya banyak waktu luang, bisnis ini dapat dilakukan dengan modal dengkul.


            Jangan berpikir anda akan mematahkan dengkul anda lalu menjualnya dipasar hanya untuk membangun travel company. Perhatian ...!!, saya tidak bertanggung jawab atas miss understanding atas pernyataan saya....hehe. Modal dengkul itu hanya istilah untuk mengungkapkan betapa murahnya estimasi yang dibutuhkan untuk memiliki bisnis yang bagus itu. Yaa....5 jutalaah...., itu lebih dari cukup. Rp. 3.700.000 untuk membeli francise travel agent, dan sisanya yang Rp. 1.300.000 anda gunakan sebagai deposit awal. Sesederhana itu. Sekarang anda bisa mulai beroprasi.


Lantas bagaimana saya bisa mendaftar...?, anda bisa melakukan registrasi melalui website. Sistem Reservasi Online 24 Jam dapat dilakukan melalui website http://klikmbc.co.id (anda akan diberi Account dengan username dan password) serta melalui Transaksi Online SMS (TOS), saya bersedia memberikan panduannya jika anda membutuhkan. Tapi, jika anda masih juga keberatan, saya pribadi menjual layanan yang sama persis dengan harga yang tentunya telah dibanting-banting pecah Rp. 2.500.000 saja. Saya bisa memberikan ijin francise dengan seperangkat paket layanan yang persis sama, membuatkan ID untuk anda : Sebuah account dengan username dan pasword untuk dapat login ke server pusat, hak memasarkan semua layanan dengan komisi sesuai ketentuan, virtual account alias rekening virtual di bank OCBC NISP sebagai sentra deposit, Spanduk, Baner, Sertifikat resmi, Member Card, Panduan menggunakan account lengkap, TOP UP gratis, konsultasi bebas sampai bisa beroperasi, layanan Transaksi Online SMS (TOS) dimana ini sistem canggih yang memungkinkan anda mengoprasikan server hanya dengan sms mulai dari cek/booking/issued ticket dll, pertama kalinya di Indonesia. Setahu saya tidak ada server yang dapat melakukan pemesanan ticket pesawat lewat sms. Garuda saja telpon, itu saja prosesnya rumit dan menghabiskan pulsa. Anda bisa kontak saya via Tlpn/SMS/WA/Line/BBM sebagaimana tercatat dalam iklan.


Kini hanya dengan satu nomor HP dan "satu" saldo kita bisa melakukan semua Transaksi Apapun Didalamnya (All by One Deposit), Sistem kami melakukan berbagai transaksi dari menjual Pulsa, Token PLN, TV/Internet Berlangganan, mencari harga tiket pesawat murah, mengecek jadwal penerbangan, booking dan Issued/OK-kan tiket hanya dengan SMS, Teknologi terkemuka dan Pertama saat ini, bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Sistem ini memudahkan agent, tidak seperti sistem lama yang untuk membeli ticket pesawat berbeda saja kita harus memiliki deposit di masing-masing maskapai. Itu berbelit-belit dan menyusahkan. Tidak friendly user.


Saya tidak berbohong, harga normalnya memang Rp. 3.700.000. Itu fakta. Anda bisa cek di website, dan coba saja registrasi online disana harganya pasti sama, sekalipun status anda presiden mereka tidak akan cuma-cuma mengurangi harga untuk anda. Bagi mereka bussiness is bussiness. Nothing free lunch. Jika anda menginginkan sesuatu, anda harus membayarnya. Mereka kapitalis sejati.....hehe. Secara visibel, saya bisa saja membohongi anda, tapi mungkin fitrah hati saya tidak akan nyaman seumur hidup. Dan menurut saya pribadi, seseorang tidak mungkin bisa berbohong dalam bisnis. Yaah...mungkin bisa, tapi tidak lama. Ketika orang mencium bau darah, tiba-tiba anda mati. Maka dari itu sebaiknya seseorang yang berbisnis sudah seharusnya berkata terus terang, sehingga segalanya berjalan fair, sportif, dan sehat. Bahkan dalam soal persaingan alias kompetisi. Nah lagi, karena saya tidak dapat membohongi anda, saya katakan apa adanya. Dan saya tawarkan apa adanya. Ibarat saya memberi susu, anda boleh sekedar mencicipi. Jika suka maka minumlah sampai habis, jika tidak buang saja ke sampah. Toh tidak ada paksaan.....huahahajiajio.


            Dan dalam beberapa kasus, jika anda mengutarakan saaangat-sangat keberatan tapi memiliki antusiasme yang sangat tinggi, kemungkinan besar saya dapat sedikit membantu meringankanlah. Ini hanya berlaku pada kasus-kasus tertentu.


Selanjutnya layanan apa yang dapat saya jalankan...?, anda dapat menjalankan minimal semua layanan yang ada dalam iklan di bawah ini tanpa terkecuali. Meskipun pada dasarnya lebih, jika dicatat detail, ada hampir 20 item yang bisa dijual. Ini hanya sample iklan,






Baik, jadi secara sederhana saya tidak hanya menyediakan layanan sebagaimana travel agent biasa lainya, yang hanya menjual jasa retail tiket pesawat . Lebih dari itu, kasarnya, jika seseorang ingin menjadi travel agent dengan harga di bawah standar, daftar ke saya.....!. Saya dapat membantu registrasikan. Demikian kurang lebih.


Yang perlu ditekankan lagi mengapa saya cukup menikmati bisnis ini, karena mudah. Bahkan bisnis semacam ini dapat anda lakukan sambil boker diatas jamban, lalu anda menikmati sepuntung rokok sembari mencari ide segar dan mengatur napas sebelum menyelesaikan hajat anda. ‘Sedikit porno gak sih gua...?”  : D  ....sedikit ya....yaah sekeli-kalilaah...huahahijohijo. Dengan cacatan juga sambil membawa smartphone spec standar dengan koneksi internet level dewa dan sebuah account internet banking yang bisa diakses : D. It’s so simple.


Secara teknis bisnis ini bisa juga dijalankan dengan membuka sebuah counter independen. Atau bisa juga di gabung dengan bisnis lain yang sesaudara sekandung seibu sebapak semacam: warnet, konter hp itu sendiri, distro, hotel dan wisma, supermarket dan toserba, atau rumah makan pun sah-sah saja saya kira. Namun, jika anda jenis manusia yang suuper-duper siibuuk. Saran saya kerjakan saja ini sambil mobile, anda cukup bekerja dengan memanfaatkan medsos yang ada, mobile. Tidak perlu duduk paten ditempat. Melakukan marketing via internet dan melayani via internet, gampang kan...?. Siapapun dapat mengerjakannya disela-sela waktu kulyah, ngantor, mengajar, nonton tv, ngamen, dll (dan lupa lainya). Peringatannya khusus untuk yang lagi kulyah, kalau kebetulan lo kena marah sama dosen yang killer, sebaiknya anda gebbukin saja tuh dosen.....hehe. Tapi kalau lo kualat jangan salahin gueee.....#Lariii


#Bualik laghi aah.....permiisi maas.....maap yaaa....misi yaak...numpang balik. Dengan harga yang cukup terjangkau, account itu baik digunakan sendiri ataupun dijual layananya ke umum, akan tetap memberi manfaat. Pertama jika di pakai sendiri, setidaknya anda mengirit biaya bulanan. Anda tidak perlu mngeluarkan biaya jalanan tambahan membeli pulsa, bayar tagihan listrik PLN dan PDAM, anda irit dalam mengirim paket ke seluruh Indonesia menggunakan Lion Express, paket tour, daftar haji dan umroh, bayar TV/Internet berlangganan, sistem PPOB, dan tentunya beli booking/issued sendiri tiket pesawat domestik dan internasional dengan harga agen (Nett to Agent) dari maskapai. Dengan margin profit 1,9 - 3,2 % X harga dasar atau 2 – 3,3 % X harga dasar itu akan sangat membantu. Sebabnya, semakin mahal harga ticket, maka komisi agent dari maskapai semakin besar, terutama bagi international flight one. Anda dapat membeli semuanya dengan harga agen, dari genggaman tangan.


            Sekarang mari kita merambah sedikit ke arah item-item terkait background, vision & mission dan beberapa topik yang menjadi point di postingan saya jauh hari dibawah ini. Tentu menyangkut hal-hal terkait TraveLosophy itu sendiri, dan sebuah organisasi independen kecil-kecilan yaitu TraveLosophy Foundation. Yang menarik adalah, saya akan mencoba membuat bisnis yang tampak menjajikan tadi, menjadi tidak lebih bernilai dari tisu toilet. Itu tidak jauh berbeda dari kasus rupiah yang mengalami inflasi dan saya berani menjamin itu akan semakin terpuruk. Demikian menurut filsafat ekonomi yang saya yakini. Maka tidak salah jika orang-orang di WallStreet (Tempat dimana manusia penunggang Rolls Royce di dekte oleh mereka yang naik angkot) menyebutnya “Toilet Paper”. Yaah, saya senang membuat sesuatu mahal menjadi tidak bernilai, menjadikan barang berguna menjadi sampah adalah spesialisasi saya......hehe.....kita lihat saja apa yang akan saya buat.....



            “Secara sederhana bernilai dan tidak bernilai itu hanya soal scarcity, it’s like diamond paradox”.


            Kita mulai dari hal yang paling seksi dari semuanya, Brand. Ehem...mengapa namanya TraveLosophy, sedang ada jutaan komposisi nama lain yang tentunya kita dapat gunakan. Alasanya sederhana, ini sedikit banyak dipengaruhi idealisme saya pribadi serta latar belakang hidup. Sejak kecil saya menggandrungi filsafat. Nah, secara etimologis, filsafat atau philosophy berasal dari kata “philo” yang berarti “cinta”, dan “sophia” yang berarti “kearifan” atau “kebijaksanaan”. Sehingga secara harafiah Philosophy berarti cinta yang sangat mendalam terhadap kebijaksanaan. Lalu hubungnya dengan TraveLosophy sendiri, saya mengambil bagian belakangnya, yakni pada kata “Sophy” untuk diunifikasikan. Lalu kata Travel sendiri tegas memiliki arti “perjalanan”, dan penggalan “Lo” disini merupakan bahasa gaul anak ibu kota yang berarti “anda”. Jadi secara harafiah TraveLosophy dalam uninya berarti bahwa “perjalanan Lo (sambil menunjuk hidung anda) diharapkan penuh kebijaksanaan”. As simple as that, it’s a pray for us.


            The vision of TraveLosphy is actually usual, unphenomenal and predictable. Yakni menyediakan multilayanan jasa yang sesuai tagline: Better, Easier, Cheaper, Faster, itu yang pertama. Yang kedua, memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi stakeholders dan menciptakan “peradaban” bisnis yang sempurna. Yang ketiga karena saya ingin turun tangan, menjadikan Indonesia siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang menjadi momok pengusaha WNI terutama UMKM. “Biasa kan...?”, yah biasa dan tidak muluk-muluk. Karena memang TraveLosophy merupakan sebuah perusahaan, pure profit organisation yang tujuanya adalah berbisnis demi keuntungan seperti travel agent lainya, tidak jauh berbeda. Sehingga peran TraveLosophy disini adalah menampilkan dirinya sebagai institusi penyedia layanan jasa yang mumpuni dan sedang bersaing kualitas dengan kompetitor baik online travel agent maupun yang beroprasi non-online. Memang itu tidak begitu menarik.


            Selanjutnya bagaimana dengan TraveLosophy Foundation, yang dikatakan sebelumnya sebagai organisasi independen...?, dengan kata lain berdiri sendiri dan bukan diatur oleh TraveLosophy. Hanya saja memang keduanya tidak dapat dipisahkan. Begini, ide dan gagasan ini memang terdengar sedikit gila dan hanya orang sinting seperti saya yang bersedia memutuskan untuk melakukanya. Karena secara esensial membidani TraveLosophy Foundation tampak berarti potensial membunuh induknya sendiri. Generasi mutan baru Travelosophy ini bisa jadi justru akan membunuh bisnis yang sebelumnya tampak menjanjikan tadi. “Kok bisa...?, Ya”. TraveLosophy Foundation merupakan sebuah perusahaan sekaligus organisasi sosial. “Loh bagaimana...?, bukanya itu sesuatu yang bertolak belakang, yang satu profit oriented dan dilain pihak non-profit oriented, anda begitu ambigu”. Tidak-tidak, anda salah paham, jadi begini, pada dasarnya keduanya biasa dioprasikan terpisah dan bisa juga bersama-sama alias digabungkan. Sebabnya pengusaha kelas cacing seperti saya atau corporate selevel MNC & TNC melakukan CSR. Yaah, biasanya memang itu dilakukan hanya ketika perusahaan telah menjadi gurita kota...hehe.


            Namanya saja organisasi sosial, jadi sudah sewajibnya menghasilkan progam-progam yang bermanfaat secara sosial alias wajib memiliki “social project”. Social project secara harafiah mestinya memiliki fungsi solving problem pada level individu maupun masyarakat. Yaah...minimal individulaah. “Lalu apa progam sosialnya...?”. Ketahuilah, TraveLosophy bukanlah Microsoft milik Bilget yang asset dan akumulasi kapitalisasi pasarnya bernilai jauh lebih tinggi daripada akumulasi GDP 30 negara termiskin di dunia. Yaah, seperti itulah hasil Liberalism, hanya menghasilkan orang-orang terkaya di dunia yang jumlahnya bisa dihitung jari. Dalam aturan ini yang akan menjadi pemenang hanyalah kapitalis. Jadi kalau anda ingin jadi kaya di dalam aturan dunia modern sekarang ini, simplenya ya, anda harus menjadi kapitalis. Jadi merasa wajarlaah jika TraveLosophy Foundation hanya dapat menyediakan progam yang tidak banyak membantu, TraveLosophy sendiri memahami dirinya sendiri, diharapkan anda memahami kemampuanya.


Progam awalnya, TraveLosophy bersedia memfasilitasi orang-orang tertentu (orang pilihan) agar mereka dapat mengoprasikan bisnis Tour & Travel ini tanpa harus membayar sejumlah Rp. 3.700.000. TraveLosophy akan menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan sebagaimana semua fasilitas yang didapat oleh “Travel Agent” yang membeli jasa registrasi secara normally, sama persis. Anda tidak perlu mengurusnya dari nol. Travelosophy menyediakan Account dengan ID: username dan pasword untuk login ke server, virtual account alias rekening virtual di OCBC NISP dst, untuk yang bersedia menjadi volunteer. Agar orang yang ditunjuk memiliki kesempatan memiliki bisnis bagus dengan modal dengkul. Naah, pada nantinya orang yang bersedia menjadi TraveLosophy Foundation agent tadi akan disebut “TraveLosopher”, mereka adalah para volunteer.


Barangkali anda sedikit jengkel lagi-lagi harus mendengar kalimat ambigu “modal dengkul”. Dan mengapa juga TraveLosopher tiba-tiba di sebut “volunteer”...?, “Memangnya apa yang mereka lakukan...?”. Jadi, setelah TraveLosopher bersedia menerima tawaran menjadi “travel agent”, dia “sebaiknya” (tidak wajib) mengisi “deposit” di rekening virtual OCBC-nya. Ini dimakhsudkan agar TraveLosopher lebih leluasa melakukan bisnis, dan lebih capable melayani semua layanan. Rekening itu secara tersistem telah tersinkronisasi secara otomatis dengan account ID anda, nomer HP, dan menggunakan “security system” semacam online internet banking (https), yang mana secara otomatis jika anda login dan lupa log out, secara otomatis pula server akan log out account anda dengan sendirinya. Bahkan sesaat pasca itu terjadi, anda tidak dapat masuk ke account sebab sistem menganggap anda berbahaya dan perlu dihindari. Computer menunjukan kotak dialog dengan pesan “your login name is inuse”. Hal itu akan berakhir dalam beberapa menit, dan anda bisa login kembali. Dan hampir semua account yang berhubungan dengan bank secara langsung memiliki mekanisme demikian. “Savety First...!”.


Rekening tersebut secara fundamental dipertanggung-jawabkan oleh PT. MMBC Tour & Travel (Medussa Multi Business Center) sebagai penyedia jasa server pusat bersama OCBC NISP sendiri. Sebab TraveLosophy sendiri hanya memiliki hak menjual produk layanan dan meregistrasikan saja. Saya tidak tau apakah anda cukup familiar dengan dua badan hukum tersebut atau tidak. Saya kira kalau anda takutkan uang di deposit anda akan hilang, saya sepatutnya sekedar memberitahu anda, bahwa artinya semua bisnis yang bergerak di bidang “Travel Agent” menghadapi resiko bisnis yang sama. Bahkan saya pribadi. Tapi, sejauh MMBC berdiri kami merasa aman-aman saja. Toh, kita bebas menarik deposit yang sudah disetor (baca: Top Up). Ini kelebihan MMBC dibanding server lain, silakan di check dan di test. Selain itu menurut hemat saya, perseroan ini, dapat dikatakan adalah penyedia server dan multilayanan terbaik untuk saat ini. Selain sudah mencobanya, saya tahu kompetitor saya yang berafiliasi ke perusahaan sejenis lain dan telah membayar francise dengan harga relatif sama hanya dapat melayani tiket 5 maskapai saja: Garuda, Lion, Citilink, Batik, dan Sriwijaya, tidak ada layanan lain. Menurutku itu merugikan dan keputusan bisnis yang buruk. Apalagi deposit yang telah disetor, tidak dapat ditarik kembali. Sungguh layanan murahan.


Nah, kembali ke subtopik deposit yang dalam paragraf diatas yang saya semati tanda kutip. Lebih lanjut saya jelaskan, peran traveLosophy sendiri hanya memfasilitasi saja (baca: memberi fasilitas saja). Berwujud account yang bisa digunakan TraveLosopher tanpa batas waktu. Kalau pun dengan batas waktu, maka adalah TraveLosopher sendiri yang menentukan atau memutuskan. Esensinya account itu adalah milik umum, peruntukanya tentu adalah sebesar-besarnya demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Naah, ada baiknya jika memang TraveLosopher merasa sudah tidak membutuhkan account tersebut nantinya, harap menyerahkanya kembali kepada TraveLosophy Foundation agar selanjutnya dapat di salurkan kembali pada yang membutuhkan. Fasilitas ini tentunya, untuk dapat secara 100% sempurna digunakan, “sebaiknya” dalam rekening diisi deposit, dan anda menggunakan deposit dari modal anda sendiri. Karena TraveLosphy tidak menyediakan bantuan itu. “Yaa...semampunyalaah...”. Meski saja seperti yang telah saya katakan sebelumnya, ini tidak wajib. Toh lagi, itu untuk kebaikan anda sendiri terutama.


Hakikatnya anda bisa melakukan transaksi dan tetap mendapatkan keuntungan/komisi meskipun deposit anda Rp. 0. Terutama pada layanan ticket pesawat. “Bagaimana mekanismenya...?”, begini, dengarkan saya baik-baik. Normalnya, ada 4 langkah yang akan TraveLosopher lalui ketika melayani customer ticket pesawat. 1. Cek penerbangan, 2. Booking, 3. Transfer, dan 4. Issued/OK kan ticket. Pertama, mula-mula konsumen mengontak anda (via: Tlpn/sms/WA/Line/BBM dll) lalu meminta untuk cek penerbangan sesuai permintaan. Setelah anda cek, tentunya anda laporkan beberapa informasi: rute/kode penerbangan apa saja yang tersedia, tanggal, jam, maskapai, bagasi, dan harga ticket (tentu tanpa kode booking). Setelah konsumen menemukan kecocokan rute, mereka akan memilih salah satu dari sekian penerbangan yang anda tawarkan, dan mereka “memerintahkan booking” alias pesan.


Perlu diketahui fungsi booking disini hanyalah untuk memastikan bahwa dalam kurun waktu tertentu customer menguasai persediaan tiket saat ingin membelinya. Saat mereka membayarnya, tiket benar-benar masih tersedia. Naah, ketika siapapun melakukan booking, baik agent atau booking personal, maskapai terkait akan memberikan “time limit”. Dimana batas waktu ini menunjukan kepada anda bahwa tiket akan hangus jika anda tidak membayarnya sebelum time limit berakhir. Kasarnya, “konsumen memegang tiket di tanganya, tapi tidak dapat digunakan sebab belum dibayar”. Tanpa dibayar tiket yang dibooking tadi akan hangus ketika time limit berakhir, itu barangkali semacam cek kosong yang tidak dapat dicairkan.


Nah kabar tiket yang hangus booking ini nantinya akan dijual lagi oleh maskapai. Inilah sebab kenapa pada kali tertentu, orang yang mendapati kursi telah habis sebelumnya, tiba-tiba muncul kursi baru. Maskapai secara teknis mengijinkan dan tidak membatasi agent melakukan booking, betapapun banyaknya, itu tetap gratis dan tidak dikenakan biaya. Hanya saja sebaiknya anda jangan bermain-main dan mengganggu bisnis orang. Atas nama kemanusian atau atas nama agama apapun, mengganggu orang lain tetaplah tidak patut dilakukan, itu tidak dibenarkan. Setelah step ke dua selesai, TraveLosopher segera menginformasikan kepada customer untuk transfer langsung ke rekening OCBC NISP anda sebelum time limit, atau melalui BRI/BNI/Mandiri/BCA anda yang nanti pada akhirnya di Top Up gratis via internet banking ke virtual account juga.


Yang perlu diperhatikan disini, penting, sebaiknya demi keamanan, TraveLosopher secara personal mengurangi time limit sekira 30 menit dari maskapai kepada pelanggan. Tujuanya menghindari kegagalan issued karena time limit berakhir, sehingga anda harus booking ulang. Adapun jika TraveLosopher kurang beruntung, dimana saat booking ulang ticket habis, tentu ini akan merusak citra bisnis layanan anda. Pada dasarnya jika anda meminta customer transfer langsung ke OCBC anda, ini relatif faster karena anda langsung segera issued ticket sebelum time limit berjalan lebih sempit, hanya saja mereka terkena cash tambahan sebesar Rp. 6.500 dan OCBC bukan bank yang pada umumnya di pakai di Indonesia. Kapitalisasi pasar OCBC sangat kecil di Indonesia walau kualitas layanan bisa dibilang setara BCA, tapi OCBC no.1 di Singapore. Meskipun ini bukan anda yang menanggung, secara tidak langsung  cukup menggugurkan tagline “cheaper, better, and easier” pada brand. Apapun alasanya dalam bisnis kita harus benar-benar belajar bagaimana menghargai satu rupiah, bagaimanapun itu tetaplah sebuah nilai.


Adapun jika anda menginstruksikan tranfer via BRI/BNI/Mandiri/BCA untuk selanjutnya di Top Up ke OCBC ini gratis, ini cheaper/better, dan easier bagi customer sebab bank-nya umum, hanya saja anda memerlukan waktu lebih lama sehingga tidak lagi faster. Selain itu jika customer transfer ke OCBC anda tidak mendapatkan laporan secara langsung sebagaimana rekening pribadi anda dengan layanan notifikasinya. Sehingga membutuhkan pengecekan tersendiri. Businessman yang berkualitas sangat menghargai satu detik. Secara teknis jika Top Up tidak mengalami gangguan umumnya memerlukan waktu lebih lama 5-15 menit hingga issued ticket. Tahap ke-4 nya issued/OK-kan ticket di daftar booking. Setelah issued, secara otomatis komisi dari maskapai akan mengedap di saldo deposit anda sejumlah margin profit X harga dasar. Adapun jika anda memiliki modal deposit awal di rekening OCBC, katakanlah 2 juta saja, semuanya akan dapat dioperasikan dengan lebih baik dan lebih cepat, “Dijamin...!”.


Karena sekali transfer customer ke rek.pribadi BRI/BNI/Mandiri/BCA masuk, anda dapat segera issued tiket dan top up ulang setelah mengirim printscreen E-Ticket atau Pdf. tiket berikut invoice via BBM atau email. Dan selanjutnya customer dapat mencetaknya sendiri di warnet atau loket bandara sebelum check in. Atau lagi, jika misalnya customer malas mencetaknya, pada dasarnya bukti yang kita kirimkan ke ponsel mereka sudah dapat berfungsi sebagai ticket, mereka hanya perlu menunjukanya kepada petugas bandara saat check in. Boarding pass tetap akan diberikan. Yang perlu dicatat disini, usahakan ponsel tetap aktif selama perjalanan sampai ke destinasi, itu saja: buktinya dalam bentuk soft copy bos soalnya. Selain melayani ticket, TraveLosopher sangat leluasa memutar uang karena dapat melayani semua layanan dengan mudah dan tingkat profitabilitas tentu lebih tinggi. As simple as that.


Modal dengkul, sekali lagi, hanya istilah yang digunakan untuk mengungkapkan betapa sebuah bisnis dapat dilakukan dengan modal yang teramat minim.
Volunteer...volunteer...?, oya volunteer, luupa saya, #pura-pura. Jadi begini, setelah TraveLopher mendapat tawaran ini, sebelum menerimanya. Secara pasti TraveLosophy Foundation akan memberi seperangkat fasilitas yang persis sama sebagaimana ‘travel agent” lain yang membayar secara normal. Selanjutnya TraveLosopher bisa mulai mengoprasikan bisnis. Nah, yang perlu diperhatikan disini adalah hak terhadap keuntungan dan kewajiban TraveLosopher sebagai salah satu member sekaligus agent TraveLosophy Foundation. Hak atas profit keseluruhan TraveLosopher adalah sebesar 70% dari prosentase akumulatif. Yang 25%-nya merupakan hak TraveLosophy Foundation yang wajib TraveLosopher serahkan per tanggal 1 awal bulan. Anggap saja ini ganti rugi, “Yaah, meskipun diganti juga tetap rugii...” #hehe. “Lah, lalu 5%-nya...?”. Naah, disinilah peran dan kewajiban TraveLosopher. TraveLosopher di wajibkan untuk mendonasikan 5% keuntungan kepada yang berhak menerimanya. Dalam prakteknya, ini tidak boleh ditunda-tunda, jadi sekali TraveLosopher menarik deposit, maka profit donasi ini juga harus segera disalurkan, tidak boleh menjadi saldo mengendap. Di masa depan mungkin kebijakan penyaluran donasi ini akan berubah. Kemungkinan ada rencana untuk menyatukan 5% profit dari setiap TraveLosopher di seluruh Indonesia agar nantinya dapat disalurkan dalam bentuk progam-progam yang lebih masive dampaknya bagi enviroment.


Apa saja manfaat pasti yang dihasilkan dari progam TraveLosophy Foundation...?. Pertama, TraveLosophy Foundation sangat membantu bagi mereka yang kurang beruntung, yang ingin memiliki bisnis bagus dengan sistem operasi mudah, tapi modal cekak. Ini sekaligus berfungsi sebagai pendidikan bagi TraveLosopher untuk mengerjakan bisnis yang barangkali sama sekali termasuk bidang yang tidak pernah disentuhnya. Rumayanlaah, mereka mendapat pengalaman menjadi travel agency #jarang-jarangkan?. Kedua, secara teknis ini akan mengurangi daftar pengangguran di Indonesia, menambah angka pengusaha baru yang jelas mempercepat pertumbuhan ekonomi karena aliran kapital yang lancar. Ini diharapkan mengurangi kredit macet, mencegah pemerintah Shut Down karena krisis keuangan #belajardariAS. Sebagaimana prinsip yang kita yakini, untuk mengangkat derajat suatu negara ke level sejahtera, dibutuhkan setidaknya 2% pengusaha dari jumlah populasi. Sedangkan Indonesia hanya memiliki sekira 1,5% saja, ini tentu cukup memprihatinkan. Bisnis yang bagus akan menjaga ekonomi tetap sehat.


Ketiga, hakikatnya cepat atau lambat TraveLosophy Foundation meyakini program ini akan membantu pemerintah menurunkan angka kemiskinan, mendorong naik pendapatan perkapita, mungkin tidak begitu terasa dampaknya, tapi sedikit membantu. Secara individual saja pada dasarnya ini sudah sangat bermanfaat. Seseorang dapat membantu mengurangi beban orang tuanya, yaa jika dia faktanya masih menjadi beban #jangankatakanmemalukan. Atau seorang ibu rumah tangga yang baik, minimal dapat membantu meringankan beban suaminya: tipe istri idaman #ngipi. Keempat, jika anda cukup cerdas bergaul, tentunya secara pasti anda mengetahui kabar kurang sedap tentang MEA a.k.a. Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dimana pada akhir tahun ini, peraturan ekonomi pasar bebas akan diimplementasikan, itu cukup mengerikan bagi pengusaha kelas cacing, atau kuli kelas teri. Orang-orang dengan skill minim akan semakin termarginalkan dari bursa kapitalisme, tikus-tikus tamak dari belahan dunia lain akan datang berbondong-bondong ke Indonesia dan menjadi pengerat yang semakin meyedihkan, mereka membuat persaingan semakin sulit.


Saya tidak tahu pasti apakah konsepsi seperti ini cukup bermanfaat dan menjadi kebijakan yang cukup populis. Namun semenjak ide ini di populerkan, sampai saat ini selama gagasan dan eksplanasi ditawarkan secara utuh, saya baru mengalami satu kali penolakan. Overall goal. Kegagalan itu pun, sebenarnya disebabkan karena tawaran ini diakui tidak secara utuh disampaikan, ini jadi pelajaran, kedepanya tentu diperbaiki. Atau juga penolakan itu disebabkan faktor lain, calon TraveLosopher sudah kaya misalnya #hehe, bisa jadi bisa jadi, TraveLosophy Foundation sedang salah tafsir. Yang saya maksud tidak utuh, sederhananya saya hanya menyampaikan bagaimana rasa susu tanpa memberi kesempatan calonTraveLosopher untuk mengecapnya.


            Tapi pagi ini, ada satu orang yang saya kira telah sangat terbantu dengan adanya progam ini. Beberapa waktu lalu dia sempat mengeluhkan keadaanya, singkatnya dia mengalami beberapa masalah finansial. Dan hari ini dia merasa beruntung menjadi TraveLosopher. Dan saya merasa bahagia melihat senyum itu kembali ada dan menghiasi satu wajah muram. Hari ini dia bisa menjual jasa lebih dari 10 layanan, dimana banyak konter-konter kecil dengan investasi awal yang cukup besar hanya menjual pulsa, PLN, dan aksesoris pada waktu yang sama. Itu paradoks yang sedikit menggelikan.


            Jadi sebuah penolakan tidak menjadi masalah yang besar. TraveLosophy Foundation memahami, semua orang berhak memiliki prioritas. Yang saya pahami dibalik sebuah keputusan adalah bahwa selalu ada proses pendedaran pilihan, tabungan opsi-opsi, sampai pada akhirnya hati lebih codong pada salah satu dari yang lain, sebab yakin itu yang terbaik pada saat itu. Perkara dia menyesal atau tidak di masa depan, itu soal lain. Jadi sah-sah saja, tidak ada paksaan. Selain itu dalam bisnis atau perkara apapun yang berhubngan dengan penawaran, hendaknya, siapapun yang telah memutuskan akan melakukan penawaran, wajib bersiap mengalami penolakan: itu wajar. Kita setuju, bisnis itu bukan hanya masalah kesempatan, tapi juga passion. Menurut riset, hampir 50-70% orang bekerja tidak sesuai keinginanya. Mereka tersiksa di tempat kerja. Pernahkan mendengar, “Temukanlah pekerjaan yang anda cintai, maka selamanya anda tidak akan pernah bekerja”.


            Catatan ini pernah saya tulis di bahasan sebelumnya, tapi tidak ada salahnya kita bongkar kembali. Tapi mengapa mereka yang tersesat di pekerjaan yang salah masih bisa bekerja...?. “Ya, tentu masih bisa”. Bisa, tapi tidak cinta. Mereka tetap bisa mengerjakan tugas sesuai pesanan, dengan kemungkinan kecil untuk mendapatkan hasil yang sempurnya. Menurut saya, salah satu syarat seseorang dapat mengerjakan pekerjaan dengan sempurna adalah mencintai pekerjaan tersebut. Mereka bekerja sepenuh hati. Sangat menyakitkan menjalani sesuatu setengah hati. Hal paling bernilai bagi seorang insan manusia adalah kebebasan. Dan rasa kebebasan dalam bentuk hakikatnya hanya terasa nikmat dengan bumbu orisinilnya, cinta. Pada kasus tertentu, seseorang yang salah pekerjaan dapat menyebabkan kesalahan fatal. Di realita, bahkan seorang lulusan kehutanan bisa salah pekerjaan menjadi presiden. Menurut saya sebaiknya lulusan kehutanan itu menjadi pawang ular atau merawat simpanse. Atau dibutuhkan analisis multifaktor untuk mengidentifikasi alasan sebuah penolakan #terlalurumit. Toh, dari sekian penolakan, TraveLosophy Foundation tidak pernah merasa salah karena telah menawarkan. Saya mendapati masih banyak orang yang akan merasa terbantu dari progam ini.


            Yaitu mereka yang masih berpikir untuk berdikari memiliki bisnis sendiri. Merubah persepsi berabad-abad betapa Indonesia itu bangsa kuli, dan selamanya tetap kuli. Tetaplah mengemis dengan wajah itu, memelaslah sebagaimana sesepuh kita memelas sebagai kuli. Bagi para kapitalis itu menyenangkan. Yang mereka tahu hanyalah, “Laparkanlah anjingmu, mereka akan menurut kepadamu”. Lalu mereka berkata, “It’s not my business”. Kapitalis berharap, berbelanja akan jadi olahraga yang menyenangkan bagi warga kota. Lalu apakah menjadi kapitalis itu dosa....?, tentu tidak. Kapitalis kan artinya pemilik modal, dan selama mereka berbisnis dengan cara yang lurus dengan modal itu, ya sah-sah sajalah, halal. Hanya saja, hendaknya, jadilah kapitalis yang arif dan bijaksana #adaadasaja. Minimal membantu mensejahterakan umat manusia. Ya, ini tentang bagaimana seharusnya menjadi manusia. Kali ini saya tidak berbicara atas nama agama apapun, tapi atas nama kemanusiaan.


            Mengapa misalnya, TraveLosophy Foundation hanya menyediakan bantuan berupa fasilitas. Mengapa kok tidak dalam bentuk mentahnya saja, berikan saja kami uang, itu lebih cepat dimakan. Pernahkah mendengar, “Berikanlah pancing, bukan ikan”. Dengan satu ikan anda makan satu kali, dengan satu pancing anda makan selamanya. Saya ingin memberi pancing, saya menginginkan manfaat jangka panjang. Saya kurang suka dengan jenis pohon yang hanya dapat meneduhkan. Saya ingin yang meneduhkan sekaligus berbuah. Dan melihatlah dari atas pohon kawan, itu memungkinkan anda dapat melihat seluruh hutan. Kalaupun tidak seluruhnya, masih jauh lebih baik daripada melihat dari bawah pohon, saya tidak suka pandangan sempit.


            “Baik, mengapa hanya fasilitas saja, mengapa tidak sekalian depositnya...?”. Pada dasarnya TraveLosophy Foundation juga menyediakan progam ini: menyediakan fasilitas sekaligus deposit awal. Kami menjuluki mereka yang terpilih sebagai “Special TraveLosopher”, sebab mereka mendapatkan perlakuan khusus. Ada klausul tambahan bagi siapapun yang beruntung mendapatkan tawaran ini, kriteria lain yang lebih dari yang seharusnya ada pada TraveLosopher biasa. Ini akan berlaku bagi teman-teman terdekat, yang kebetulan selain ingin memiliki bisnis bagus juga sangat antusias dan bersemangat, umumnya memiliki level hubungan personal lebih dengan saya. Dan secara umum “dianggap” memiliki “kemampuan finansial lebih rendah” dari TraveLosopher biasa. Juga rasa saling percaya diatas rata-rata. Sampai pada saat catatan ini di tulis, sudah ada lebih kurang 3 orang special TraveLosopher yang masuk TraveLosophy Foundation whitelist. Dan sedang berproses mempelajari bagaimana menggunakan account dan beroperasi. Kalaupun ditambah, untuk sementara waktu, jumlahnya dipastikan masih dapat dihitung jari. Disini, aturan prosentase profit dan kewajiban tetap sama, tidak ada yang berubah.


            “Yang masih mengganjal, mengapa TraveLosopher harus menyerahkan 25% profit...?, mengapa tidak langsung memberikan semuanya sekaligus, bukankah itu hanya akan membuat progam ini tidak jauh berbeda dengan transaksi bisnis lain...?”. Saya sama sekali tidak keberatan jika anda mengatakan itu, justru menurut saya itu sikap yang bagus. Dan sudah seharusnya pendidikan di Indonesia memproduksi anak bangsa yang demikian: kritis, cerdas, dan tidak mempan doktrin. Mereka sewajibnya dapat memastikan bahwa semuanya beralasan dan logis. Bukanya menganut taklidisme buta. Itu ciri leader yang baik, sekolah mencetak pemimpin bukan budak, mencetak bos bukan jongos. Saya justru berterimakasih sebab anda membuat diskusi ini menjadi tidak murahan, karena sedikit bumbu konflik kadang membantu kita tumbuh. Saya belajar Conflict Resolution dalam International Relation.


            Baik, ini jawabanya. Pada dasarnya TraveLosophy Foundation sangat bisa memberikan fasilitas itu “cuma-cuma” tanpa syarat apapun. Kami sama sekali tidak keberatan. Namun yang saya pahami, “Itu tidak bijaksana”. Itu menyalahi filosofi nama dan idealisme TraveLosophy itu sendiri. TraveLosophy sebagai sebuah institusi bisnis secara esensial mampu menjual layanan registrasi dengan harga jauh lebih miring daripada kompetitor lain. Tapi menurut pengalaman, dalam jarak beberapa waktu setelah kami melakukanya, akan banyak rekan-rekan sekarir yang mencibir, “Anda membuat bisnis orang tidak bernilai, menjual layanan sebagus ini seperti kacang asongan, jualah sepantasnya...!”. Jangankan untuk memberikanya cuma-cuma, menjualnya dengan harga sampah pun, akan banyak penghujat yang marah-marah. Kami merusak harga pasar. Dan semua agency patutnya memahami dan menghargai betapa PT.MMBC telah cukup besar mengorbankan energi untuk menyatukan begitu banyak layanan dan menyajikanya sebagai akses yang mudah. Server sendiri menyarankan, “Selama bisa menjualnya dengan harga tinggi, jualah dengan harga tinggi”.


            Pernahkah mendengar, “Saat banyak, maka menjadi murah”. Sesuatu yang banyak itu murah, sesuatu yang banyak itu tidak bernilai secara ekonomi, “nilai ekonominya rendah”. Anda tidak dapat menjual sekantong udara dengan harga 10 juta, karena udara dimana-mana dan jumlahnya sangat melimpah. Jadi, produk anda tidak dibutuhkan. Sebabnya anda bisa bernafas gratis. Syarat sebuah barang itu menjadi bernilai adalah: 1. Dibutuhkan, 2. Diinginkan, dan 3. Berada pada orang, tempat, dan waktu yang tepat. Kalaupun anda mendapati orang mau membelinya, saya yakin itu hanya karena dia merasa kasihan kepada anda. Menganggap anda orang tolol yang tidak mengerti ekonomi dan sedang stress. Dia akan menyarankan anda masuk fakultas psikologi, sekalian rawat jalan. Nah, prediksi saya dimasa depan, bisnis jenis ini akan mulai menjamur seperti konter-konter hp di masa sekarang yang jelas telah menjadi bisnis yang mulai bernilai rendah. Karena banyak jumlahnya dan semua orang bisa melakukanya. Itu bukan lagi sebuah skill yang unik. Sampai pada akhirnya menjadi murah juga sebab kuantitasnya banyak atau inovasi baru, ending-nya, mungkin akan masuk blacklist industri punah sebagai korban zaman (baca: wartel, pos, dan warnet yang masih calon) #gameover.


            Nah lagi, intinya apapun yang bernilai tinggi, secara hakikati selalu mengandung unsur langka (baca: diamond, gold, silver): bahkan termasuk manusia. Jadi jika anda merasa bahwa anda termasuk jenis manusia yang relatif sama dengan manusia pada umumnya, mulai berpikir ulanglah tentang diri anda. Sepertinya ada yang salah, karena anda murah dan tidak langka, jenis yang mudah ditemukan. Bahkan dalam hal wanita, “Mengapa wanita cantik itu bernilai tinggi...?”, ya karena mereka langka. Susah ditemukan dan jarang jumlahnya. Dari 8 miliar manusia, seorang lelaki akan cukup kesulitan menemukan wanita yang secara physically secantik Dian Sastro atau Raisa. Tentu saja, selain dari outer beauty, yang akan membuat wanita terasa perfect adalah inner beauty. Seorang wanita akan tampak cantik ketika dia smart, misalnya. Singkat kata, ketika TraveLosophy Foundation memberikanya secara cuma-cuma, itulah yang akan terjadi. Okee...okee...pada akhirnya toh itu juga akan menjadi murah dimasa depan. Tapi, setidaknya saya tidak mempercepat proses itu, saya memperlambatnya. Pada akhirnya, segala sesuatu tetap akan hancur, tapi hendaknya kita tidak menghancurkanya secara premature. Lagi, saya menghormati rekan seprofesi dengan tidak merusak bisnisnya. Itu yang pertama.


            Kedua, ketika TraveLosophy Foundation memberikan 100% keuntungan kepada anda, lagi-lagi, “Itu tidak bijaksana”. Menurut anda apa yang akan terjadi jika kebijakan itu dilakukan...?. Secara otomatis, TraveLosopher akan “lepas tangan” terhadap TraveLosophy Foundation, dan dalam sebuah organisasi yang sehat ini tidak dibolehkan, institusi kehilangan fungsi pengawasan. Saya tidak menuduh anda akan melakukan hal-hal yang abnormal, dan diluar kendali. Tapi siapa yang akan menjamin bahwa fasilitas itu tidak akan disalahgunakan. Jangan merasa anda sangat jaduk dan kebal bala’. Sekian banyak orang berkata demikian, tapi terjerumus. “Bukankah kecelakaan itu bisa terjadi meskipun anda sudah sangat berhati-hati dan tidak bersalah...?”.


Yang perlu dipahami lebih dalam, pada dasarnya account itu merupakan milik umum, dan wajib digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan manfaat umum. Bahkan jika anda ingin memilikinya secara pribadi, anda tetap harus membayarnya. Dan jika seseorang keberatan membayar kepada TraveLosophy, mereka dipersilahkan registrasi normal di website dan membayar dengan harga normal Rp. 3.700.000. Saya pribadi tidak keberatan membantu, justru malah merasa senang, karena tidak harus menjelaskan apapun. Orang membayar lebih mahal dan belajar lebih jauh, sah-sah saja, tapi jelas keputusan bisnis yang tolol. Jadi jika anda mendesak dan memaksa memiliki profitnya secara penuh 100%, menurut saya, anda jenis bisnisman yang rendah dan murahan, anda terlalu kolot. Anda perlu disingkirkan dari persaingan bisnis, anda mencemari peradaban. Dan memang bisa saja, ketika salah seorang menyalahgunakan account, TraveLosophy Foundation segera memblokirnya sambil tidak bertanggung jawab atas deposit didalam rekening: itu mudah.


            Lantas bagaimana jika, TraveLosopher tetap mendonasikan 5%-nya, tapi memiliki 95% profit. “Sama saja, itu juga tidak bijaksana”. Hasil dampaknya tidak jauh berbeda, fungsi pengawasan tetap tiada, tidak ada jaminan. Selain itu saya paparkan kepada anda bahwa, berdirinya TraveLosophy Foundation sebenarnya digawangi dan dijalankan oleh sebuah tim yang terdiri dari beberapa orang. Tim inilah yang rela turun tangan membantu menawarkan fasilitas dan layanan menguntungkan tersebut. Yang rela ditolak. Mereka bekerja membuat ide, sistem, cara kerja, desain, mekanisme, konsep, berikut merumuskan idealisme yang sebagianya telah dipaparkan sebelumnya tadi. Sedang calon agent tinggal menikmatinya dimeja saji, rasanya seperti sedang promosi jabatan menjadi bos baru dikompetisi menjadi kaya #bonusgame. Learn the rule, than play better. Yang saya pahami untuk mengurus permasalahan bangsa yang banyak PR seperti ini, kita harus berbagi tangan. Termasuk pada persoalan kesejahteraan finansial. Rakyat tidak sepenuhnya dapat mengandalkan pemerintah. “Berhenti menghujat gelap, nyalakan lilin”.


            Sebagai manusia normal, TraveLosophy Foundation Team ini tentu tidak dipungkiri juga membutuhkan kucuran finansial untuk bertahan hidup, sama seperti mereka yang telah berusaha dibantu survive, yaitu para TraveLosopher dan special TraveLosopher. Dari 25% profit itulah, dana itu diambilkan. Lebih dari itu prosentase yang jauh lebih kecil dari hak TraveLosopher itu sebagianya akan digunakan untuk mengembangkan fasilitas bagi pengembangan dan penambahan jumlah “Special TraveLosopher” baru. Dimana deposit awalnya ditanggung TraveLosophy Foundation. Semua akan difasilitasi dan dituntun sampai mereka bisa berlari dan dapat beroprasi dengan sangat efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan TraveLosophy Foundation Team, TraveLosopher, dan Special TraveLosopher yang saling interdependence, saya pribadi yakin, akan tercipta suatu organisation enviroment yang sehat. Sekali lagi, dimasa depan, TraveLosophy Foundation berharap akan dapat mengelola 5% profit yang digabungkan dari setiap agent diseluruh Indonesia untuk kegiatan sosial yang lebih bermanfaat.


Kebijakan seperti inilah yang diharapkan akan mewujudkan suatu kearifan dan kebijaksanaan. Sebab dengan kebijakan ini, terciptalah keseimbangan dalam kehidupan. Bahwa dalam kontribusi semua pihak, tidak ada yang dirugikan atau merasa dikesampingkan. Kita tidak membangun yang satu dengan menghancurkan yang lain. Tidak mencintai yang baru lalu membenci yang lama. Ini sesuai dengan konsep balance dalam filsafat Islam, atau konsep yin dan yang pada falsafah China. Komposisi situasi dalam sebuah kondisi organisasi yang bertolak-belakang, namun justru saling melengkapi satu sama lain. Kita berhasil menggabungkan dua tujuan itu kawan: bisnis dan social program. Hanya saja kita perlu bersikap sesuai situasi dan kondisi: kita sedang memakai baju apa...?. Kalau bisnis ya bisnis, kita mencari keuntungan. Kalau kerja sosial ya kerja sosial, kita membantu peradaban.


“Bagaimana menurut anda jika TraveLosophy Foundation Team tidak juga mendapatkan bagian finansial, mereka memberikan semua haknya kepada agent tamak...?”. Benar, yang akan terjadi adalah, organisasi ini hancur, tidak ada yang eksis. Team berusaha mengangkat derajat orang lain, tapi membakar dirinya sendiri. Pernahkah mendengar, “Jika anda tidak bisa berenang, jangan menolong orang tenggelam”. “Yo nek gak iso ngelangi, ojo nulong wong keleem, bongko pindo cook....”. Bahwa sekali lagi tidak ada yang salah dalam hal ini. Pernahkah mendengar, “Cinta dunia itu haram, tapi mencari dunia itu wajib”. Hubbuddunya iku haroom, tapi tolabuddunya kuwi wajeeb. Bagaimana mungkin seorang muslim bisa tenang beribadah jika sandang, pangan, papanya tidak tercukupi: anak istrinya terlantar. “Memangnya orang jihad tidak butuh dana...?”. Anda demo reformasi 98 saja membutuhkan uang, dan itu high cost loh. Jangan dikira nabi edisi terakhir itu kere tapi bisa berjuang dan anda tiba-tiba bisa menikmati perjuanganya. “Coba cari tahu mas kawin yang dipersembahkanya untuk Khadijah...”. Ada banyak bukti selain itu, yang menunjukan bahwa Muhammad itu kaya. Dan saya tidak pernah mendengar ada nabi mati kelaparan, atau mereka mengemis rejeki di emperan pasar. “Jadi seorang muslim itu harus kaya...?”, ya. Yang saya pahami esensi prinsipil “pasti” Islam sebagai agama sempurna itu mengajak penganutnya untuk hidup bahagia, dan sudah seharusnya demikian.


Sehingga jika ada seorang muslim yang tidak bahagia, berarti bukan islamnya yang salaah, tapi manusianya yang goblok. Jadi justru menjadi kewajiban bagi Team untuk mengambil hak, toh itu tidak merugikan yang lain: ini kan simbiosis saling menguntungkan. Hidup sudah sulit, jangan dipersulit. Meski saja, uang itu hanya salah satu faktor, salah satu saja. Ketahuilah, saya pribadi tidak mencari uang kecuali hanya sebagai sarana. Life is not for to eat, but we eat to life. Life is not for to work, but we work to life. Jadi tujuan utamanya adalah hidup itu sendiri. Ya...ya...kebahagiaan juga. Dan sudah seharusnya manusia bahagia ketika dapat membantu sesama. Uang sendiri tidak memiliki manfaat langsung kecuali ditukarkan dengan barang atau jasa. Fungsi uang yang sesungguhnya hanya sebagai standar moneter, alat tukar, dan penyimpan nilai saja, tidak lebih. Seseorang tidak akan kenyang karena memakanya. Jadi sebanyak apapun jumlahnya, tidak begitu berharga, uang tidak memberi “manfaat langsung” secara ekonomi, berbeda dengan roti.


Yang saya pahami, adil dan bijaksana itu tidak sama, keduanya berbeda. Adil, secara umum, berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Tapi kebanyakan orang membuatnya ambigu dengan mempersamakanya dengan makna bijaksana. Ini mungkin sebab seringnya kedua kata itu bersanding dalam percakapan: adil dan bijaksana. Bijaksana dapat anda pahami dalam sepenggal kalimat ini, “Jika tidak demikian, maka tidak pantas”. Nek gak ngono gak pantes. Itu sedikit mengandung unsur makna disiplin, yaitu sesuatu yang secara fundamental tetap harus kita lakukan meskipun kita tidak menginginkanya. Jika seorang Qadi’ yang memutuskan bahwa seorang pencuri yang melebihi batas nishab dan terbukti bersalah harus dikisos potong tangan, bukan berarti hakim itu tidak adil. Tapi hakim itu sedang menjalankan tugas menjadi bijaksana, “Katakanlah yang benar walaupun itu pahit”. Siapa yang akan bertanggung-jawab jika semua orang menjadi garong karena tidak tercipta efek jera. Demikian sampai disini, kita secara umum cukup mengerti bagaimana peran, vision, and mission of TraveLosophy Foundation.


Saya berharap anda yang beruntung mendapat tawaran ini akan bergabung. “Let’s join us...”. Terutama yang bukan terlahir dari orang tua yang kaya raya. Mereka yang lahir dalam keluarga yang kaya raya memang sangat beruntung, saya biasa menyebut mereka “The Lucky Sperm”. Mereka adalah para titisan sperma yang beruntung. Di jum’at pagi yang indah sebuah sel sperma tiba-tiba harus bersaing dengan jutaan sperma lain untuk membuahi sel telur dan bertahan hidup. 9 bulan kemudian 2 sel tersebut akan lahir dalam bentuk yang jauh berbeda, sebagai manusia. Artinya jutaan sel lain yang kalah kompetisi harus mati, RIP, mereka kalah dalam damai. Jadi tidak salah jika orang mengatakan, “Manusia lahir sebagai pemenang”. Mereka lahir, dan tiba-tiba mendapati diri mereka sangat kaya, itu tampak menyenangkan. Mereka mendapati semua kebutuhannya tercukupi, mereka bebas memiliki apa yang mereka inginkan, mereka tidak perlu membuktikan apapun.


Lain soal dengan mereka yang lahir miskin. Orang tua cerdas mereka yang menyesal hanya bisa mengatakan kepada anaknya, “Sadarlah kita orang miskin, pergilah ke sekolah, dan bangunlah bisnismu sendiri”. Saya tidak tahu apakah nasehat orang tua miskin akan membuat seorang anak menjadi kaya, mungkinkah orang gagal akan mencetak orang sukses...?. Saya berharap kita tidak menyalahpahaminya kawan, apapun yang terjadi peran orang tua sangatlah erat berdampak pada kesuksesan anaknya. Tidak perduli mereka miskin atau kaya. Bahkan saya berkali-kali melihat anak orang-orang kaya dimasa tuanya hanya bisa bertahan hidup seadanya, terlilit hutang, sakit-sakitan, dan serba susah. Ini keadaan yang mengerikan. Seorang manusia terpaksa hidup miskin dan tidak berkualitas.


Lebih-lebih mereka yang menghujat-hujat Tuhan karena lahir dari ibu yang miskin. Betapa tololnya mereka dan tidak bersyukur. Yang saya tahu, ada 3 wanita yang paling penting dalam kehidupan seorang lelaki. Pertama, ibu, dia mati-matian melahirkan kita, dan kita tidak bisa memilih lahir dari rahim yang mana. Dan sehebat apapun lelaki, dia selalu lahir dari seorang wanita. Maka tidak pantas kalau pria bersikeras menjajah wanita #asyeeek. Dua, anak, dia adalah generasi penerus kita, yang akan menunjukan kepada dunia bahwa kita sempat ada meski sejenak. Lagi-lagi, kita tidak bisa memilih akan memiliki anak yang seperti apa: ganteng, mancung, kribo, atau pesek. Tapi yang ketiga ini sedikit berbeda. Tiga, istri, ini penting sebab dialah yang akan menjadi pendamping sehidup-semati, madrasatul ula, guru pertama bagi anak-anak kita. Sebabnya kalau mencari istri yang pinter, kalau bisa yang lulusnya cumlaude, jadi anak-anak manusia nantinya pada tidak jadi berandalan. Dan Tuhan, kali ini masih memberi kesempatan seorang lelaki untuk memilih, mana yang paling cocok menjadi belahan jiwanya #asik3X. Saya memahami, yang berat bagi seorang wanita itu menunggu pinangan #maalugua.


Ini kenapa pembicaraan kita kok jadi tidak jelas, back to the topic. Naah, jika anda menolak tawaran ini menurut saya itu kurang baik bagi anda. Sebab anda sedang membuang sebuah kesempatan untuk belajar, itu sangat bernilai. “Bagaimana jika saya gagal...?”. Saya dengan segala keterbatasan manusia, tidak bisa memastikan apakah anda akan berhasil atau tidak. Saya tidak mengatakan secara pasti anda akan kaya. Dunia penuh ketidakpastian, segalanya bisa runtuh begitu saja dalam sekejap, bahkan pada hal-hal yang kita kira sangat kokoh. Dunia sangatlah rapuh. Sometimes we win, sometimes we learn. Secara personal, saya yakin kita akan kaya. Yah, saya hanya yakin, tanpa pernah tau pasti apakah dimasa depan itu benar-benar terjadi atau tidak. Kalimat itu hanya sekedar menunjukan rasa optimis. Setidaknya, mengucapkanya membuat hati sedikit lebih nyaman. Hampir semua orang ketakutan akan masa depanya, masa depan warna-warni yang serasa sulit dibangun.


Bahkan semenjak sebelum kulyah, saya sering bertanya, berapa harga saya setelah lulus...?. 3 juta...? 4 juta...?, saya mengira tidak lebih dari itu. Untuk fresh graduate yang cukup beruntung saja, maksimal perusahaan hanya akan memberikan 2,7 juta sesuai UMR. Jelas itu dibawah standar, diluar Jakarta tentu lebih murah. Itu pun saya menjadi pegawai kontrak alias outsourcing, selain stigma yang buruk, saya merasa tidak aman. Ada puluhan ribu sarjana baru yang diproduksi universitas-universitas setiap tahunnya, yang saya akan bersaing mati-matian dengan mereka untuk sebuah posisi tukang ketik, bahkan sampai berdarah-darah. Silakan cek berapa angka pengangguran di Indonesia. Anda akan cukup kaget. Dengan banyaknya pencari kerja dan demografi yang demikian komplek, kapitalis lokal maupun impor yang cukup jenius akan serampangan memanfaatkan ini.


Ingat, jika banyak maka menjadi murah. Tidak perduli seberkualitas apapun lulusan, prinsip kapitalis pada dasarnya akan tetap menggaji jongos semurah-murahnya. Produksi semurah-murahnya, jual semahal-mahalnya. “Anda tahu kenapa Nike hengkang dari Indonesia...?”, karena buruh China dan Tailand mampu memproduksi sepatu lebih banyak dengan gaji lebih murah, betapa rendahnya kualitas kuli kita. Jika kebetulan saya diposisi itu, dan saya menantang dengan alasan gaji murah, mereka kapitalis hanya akan berkata, “Ooh...silakan...anda bebas angkat kaki dari sini...saya sama sekali tidak keberatan...ada ribuan orang diluar sana yang mengantri untuk menggantikan anda...saya tidak merasa terancam...”.


Saya pernah membaca dalam sebuah buku, lalu menemukan sebuah mitos yang aneh. Anda boleh percaya boleh tidak. Kadang kita bisa tau berapa isi kantong seseorang tanpa harus mengetahui struk gaji bulananya. Ini sederhana, penulisnya mencatat, “Jika ingin mengetahui berapa isi kantong seseorang, lihatlah 5 orang terdekatnya, isi kantongnya tidak akan jauh berbeda dengan mereka”. Orang terdekat: secara frekuensi lebih sering berhubungan, tingkat komunikasi tinggi, mempunyai kedekatan personal lebih. Memang ini tidak bisa dikatakan mutlak, hanya seringkali ada benarnya. Teman berkualitas membuat hidup berkualitas. Mesti saja, pandangan orang lain terhadap kita mempengaruhi kesuksesan kita. Kita adalah apa yang kita lakukan. Jika TraveLosophy Foundation menawarkan anda fasilitas ini, artinya anda beruntung. Anda dipandang baik oleh orang lain, anda dapat dipercaya.


Saya tau persis rasanya menjadi pengangguran, apapun akan dikerjakan demi selembar uang. Apalagi jika anda hidup di Jakarta, dimana kapitalis-kapitalis terkuat dan terkejam ada disini. Mereka tidak segan-segan melakukan apapun untuk menjadi semakin kaya, bahkan menghancurkan kompetitornya tanpa ampun jika mereka mengancam sumber uangnya. Semua orang ingin mendapatkan keamanan finansial dengan bekerja dan mendapatkan gaji. Umumnya kebanyakan orang takut berbisnis, termasuk saya, orang mengira penghasilan bisnis tidak pasti. Seorang pegawai menganggap bahwa gajinya adalah sesuatu yang “niscaya”. Bosnya adalah penjaminya, mereka tidak sadar bahwa bosnya sedang berbisnis, dan penghasilanya juga tidak pasti. Itu keamanan yang rapuh. Saya tidak menakut-nakuti siapapun, tapi begitulah faktanya. Saya sendiri merasa takut, bahkan tentang masa depan yang pada dasarnya “belum terjadi”. Namun hendaknya, “Jangan menagis sebelum dipukul”. Organisasi ini tidak mencetak mental pecundang. Saya paham seseorang perlu cemas, kita perlu tahu apa yang menyebabkan bisnis berjalan buruk. “Buatlah keputusan, putuskan saja, dan yang terjadi...terjadilah...”. Belajar dari masa lalu, hidup untuk hari ini, berharap bagi masa depan.


Sama sekali tidak ada salahnya menjadi pegawai, itu menyenangkan dan menambah relasi. Dimasa depan saya juga akan melakukanya. Hanya saja kata Warren Buffet, “On Earning: Never depend on single income. Make investment to create a second source”. Dan menjadi TraveLosopher saya kira salah satu ide yang bagus untuk memulai investasi. Siapapun bisa memulai dari bisnis ini, lalu membangun bisnis yang lain. Saya sendiri hanya mencoba memulai lebih awal. Orang bodoh harus melakukanya pada saat akhir apa yang orang bijak melakukanya di awal. Apa yang kita awali, menetukan apa yang akan terjadi. TraveLosophy Foundation membantu mereka yang takut gagal, kami membatu menanggung resiko. TraveLosopher memiliki resiko yang jauh lebih rendah dari travel agent normal lain yang lebih berani melakukan investasi. Untuk awal tersedia kuota untuk lebih kurang 10-20 orang TraveLosopher. Menurut hemat saya ini cukup besar, karena secara teknis menyediakan training untuk 20 orang secara bersamaan saya kira cukup menguras waktu dan tenaga. Jika dianggap kecil, yang jelas, kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas. Lebih baik sedikit tapi teratur, daripada banyak tapi unmanage.


Baik setelah background, vision & mission, mari kita menyentuh sedikit tentang values. Nilai utama apa yang paling ingin diangkat dari sistem ini. Begini, untuk lebih mudahnya kita singkat TraveLosophy Foundation dengan TF. Kejujuran, yang saya pahami mental ini adalah akar dari segala kemakmuran. TF mengamati konsep “kantin kejujuran” yang dulu banyak menjamur sebagai pendidikan yang dibudayakan, sangat cocok digunakan sebagai program uji nyali. Di kantin itu hanya ada barang-barang yang ditata rapi di sudut-sudut rak, tidak ada penjual. Semua pembeli mengambil sendiri semua yang dibutuhkanya, dan bayar-bayar sendiri, mengambil kembalian sendiri, dan bertanggung jawab sendiri atas apa yang mereka lakukan. Yang tahu persis tindakanya hanya dia dan Tuhan.


TF dengan suatu harapan besar, akan dapat beroperasi dengan metode yang sama. Seperti kantin kejujuran. TF tidak akan terlalu cerewet mengingatkan aturan maupun kewajiban yang sejak awal telah dijelaskan dan disepakati, TraveLosopher harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Bahkan soal keuangan, TF tidak akan terlalu bocor mengingat-ingatkan TraveLosopher seperti jarum jam, yang setiap detik berbunyi: lalu setiap jam menjerit-jerit. Termasuk kualitas laporan keuangan, TF tidak akan bayak bertanya, tim akan terima jadi. Ya, meskipun pada dasarnya semua transaksi akan secara total muncul laporanya pada server, ini hanya soal amanah yang diserahkan dengan tulus. Ini pendidikan mental, konfigurasi jiwa. Menurut Abraham Lincoln, “Jika anda ingin menguji seseorang, berikanlah dia kekuasaan”. “Mengapa kekuasaan...?”, kita tidak dapat mengetahui mental seseorang yang sebenarnya sebelum kita benar-benar melihat, bagaimana sikap seorang pemimpin ketika dia sedang berkuasa. Jadi seorang capres sangat mudah mengumbar janji ketika kampanye (sebelum berkuasa), tapi asal tau saja, pembuktianya tetap, hanya ketika dia telah berkuasa. Semuanya memang tidak terjamin, tidak ada layanan purna jual.


Menurut anda apa solusi logis yang dapat menyelesaikan masalah tidakan korupsi dan tidak jujur di negeri ini...?. Hemat saya, lagi-lagi, korupsi itu masalah mental yang gagal dibangun. Membangunya adalah dengan teladan dan model yang baik, sedang Indonesia krisis figure. Kita kekurangan guru bangsa, orang-orang yang benar-benar dapat dicontoh dan nasehatnya dapat menjadi titah, orang yang sangat bijaksana sekaligus karismatik. Ketiadaan guru yang mumpuni ini membuat generasi bangsa menjadi tolol. Yang saya pahami, ada dua sebab mengapa orang menjadi tolol. Pertama, karena pada dasarnya dia tolol. Dan kedua, dia korban salah guru. Dia belajar pada guru yang tolol, dan menjadi tolol.


Seorang politisi seharusnya memahami, bahwa dia adalah seorang negarawan. Dia merupakan abdi negara, abdi dalem, pelayan rakyat. Tidak jauh berbeda, mereka berusaha menolong orang tenggelam. Dan tidak seharusnya melakukanya sambil membakar dirinya sendiri, atau jika tidak bisa berenang. Menurut saya jika seorang negarawan korupsi, artinya, “Dia belum selesai dengan dirinya sendiri”. Termasuk secara finansial, kadang benar uang adalah akar dari semua masalah. Sebabnya politisi salah didik ini menjadi jenis manusia dengan otak proyek. Ini tidak salah selama sesuai aturan, yang menjadi masalah adalah ketika mereka melebihi batas yang tidak seharusnya. Para ahli politik tahu itu. Profesors saya mengajarkan, “Jika anda ingin masuk politik, ya anda mengabdi”, begitu katanya. “Jika tujuan anda adalah uang, ya anda bisnis”. Jika seseorang masuk politik tapi tujuanya uang, itu namanya salah fokus. Sebabnya, saya berpikir lebih lanjut, jika seseorang berniat masuk politik, sebaiknya dia harus selesai dengan dirinya sendiri, “bebas secara finansial”. TF berusaha membantu mewujudkan ini.


Menjadi kaya adalah tindakan preventif dari korupsi. Tingkat kriminalitas disuatu negara berbanding lurus dengan tingkat kemiskinan. Di somalia, orang banyak menjadi bajak laut karena mereka miskin, kelaparan, kepepet, dan tolol. Disana tidak ada pendidikan. Kemiskinan itu dekat dengan kekufuran, dan kekufuran dekat dengan kekafiran. Ada banyak kasus dimana iman seorang muslim dikorbankan hanya karena 3 kardus mie instan. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Preventif bukan kuratif. Kita mengakomodir sebab, bukan merekayasa akibat. Sangat mudah bersikap murah hati ketika kita memiliki banyak. Jika seseorang kaya, dia tidak akan berpikir menukar berlian ditangan dengan isi jamban. Toh dia sudah bahagia dan merasa cukup, untuk apa berpikir bertindak mendapat lebih secara tidak hormat. Saya percaya, itu tidak menutup kemungkinan to crime, setidaknya kita memperkecilnya. Saat seseorang kaya berpikir kurang haram, kadang, dia membuat keadaan buruk menjadi semakin buruk.


Saat Mark Zuckerberg di umur 19 tahun telah membangun Facebook, di masa yang sama kita telah membangun apa...?. Ini tidak perlu dijawab, jika kenyataanya kita tidak membangun apapun. Kadang, pada waktu tertentu, omongan hanya akan menghasilkan alasan. Dan diam menjadi solusi terbaik atas semua masalah. Daripada berbicara meningkatkan level dari DEFCON 3 ke DEFCON 1, mari kita diam. Kita diam, tapi saling mengerti. Saya tidak bermaksud menyindir siapapun, ketika misalnya ada aktifis tanpa modal finansial yang kuat berusaha masuk politik. Hanya saja berdasarkan pengalaman pribadi, itu berbahaya dan riskan. Kira-kira pada umur berapa anda berencana menjadi “bebas secara finansial”...?. Terlepas dari intrik politik: JK, Dahlan Iskan, dan Menteri Susi adalah contoh yang baik dalam hal ini. Sekarang, mari kita merambah pada aspek lain dari business description, organization structure.




Baik, apakah menurut anda struktur organisasi diatas merupakan birokrasi yang keren...?, menurut saya tidak, halusnya belum tentu. Secara teknis, saya benci sesuatu yang rumit, saya suka yang sederhana. Dan atas nama efektifitas serta efisiensi, struktur semacam fractional diatas akan dianggap spektakuler oleh kebanyakan orang. Berdasarkan pengalaman, Indonesia memiliki birokrasi yang teramat rumit. Contoh, menurut ekonom senior World Bank, Vivi Alatas, perijinan memulai usaha di Indonesia membutuhkan waktu 45 hari. Di Malaysia saja hanya 5 hari selesai. Semakin lama proses investor akan malas dan urung sebab itu jelas membengkakan biaya produksi. Sementara di negara tetangga lain: Singapore (3 hari), India (30 hari), Thailand (30 hari), Filipina (35 hari), China (38 hari), dan Vietnam (42 hari), Indonesia tetap kalah. Ya, ini data tahun kemarin, semoga tahun ini jauh lebih baik. Lebih-lebih, dengan birokrasi seberbelit-belit itu, hanya untuk mendapatkan jawaban atas satu pertanyaan saja saya harus melewati 7 level birokrasi yang pasti membuang waktu dan menghabiskan biaya. Beruntungnya, TF bukan birokrasi yang seperti itu, jadi jika anda memiliki pertanyaan penting, anda bisa langsung menanyakanya kepada saya dan segera mendapatkan jawabanya.


Selanjutnya beralih ke SWOT analysis (Strength, weakness, Opportunity, and Threat). Kita perlu memahami dalam setiap jenis bisnis selalu ada kekuatan tersendiri, kelemahan tersendiri, kesempatan tersendiri, dan ancaman tersendiri dibanding bisnis lain. Yang mempengaruhi itu semua dalam pemahaman saya adalah sebab betapa bervariasinya kondisi personal masing-masing manusia: sebagai pelaku ekonomi. Dalam pikiran saya, sebuah kondisi tertentu selalu terdiri atau dibangun atas beberapa komposisi tertentu. Kadang dia begitu komplek secara nalar dan tidak dapat dipastikan, dunia penuh ketidakpastian. Ornamen kondisi tersebut biasanya disusun oleh beberapa detail-detail item seperti: pilihan, rasa takut, informasi, rencana, tempat, waktu, modal, adat-istiadat, emosi, pendidikan, agama, hukum, komunikasi, hubungan, bahkan sampai mitos, dsb. Kadang saya berpikir, sambil berjalan-jalan dipasar misalnya, katakanlah Tanah Abang, bahwa hampir disudut-sudut market sampai diemperan “ada” orang berjualan. Mereka menjual product dari kualitas terbaik sampai kualitas yang paling jelek (bisa dibilang tidak berkualitas). Saya kadang mampir ke pasar loak dibawah play over Kebayoran Lama sekedar melihat-lihat Jakarta. Saya mengamati perkampungan kumuh dengan barang dagangan yang hampir semuanya rongsokan. Dari yang menjual tali sepatu yang hanya sebelah saja, sampai peniti berkarat. Saya bertanya-tanya, apakah ada kemungkinan pembeli yang rela membayarkan uang mereka untuk barang-barang itu. Anehnya, itu ada, awalnya saya tidak percaya melihatnya, “Tuhan begitu adil mebagikan rizki”. Sejak itu saya yakin, hadits itu benar, sudah seharusnya kita bertawakal sebagaimana burung yang pergi di pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.


Lah SWOT-nya mana bos...?. Oh, itu kan rahasia perusahaan, jadi anda tidak perlu tahu #songongkan?. Hmm...pada dasarnya ini bukan business plan proposal resmi yang harus dipresentasikan di sidang RUPS sebuah perusahaan emiten di bursa efek. Jadi anggap saja ini sebagai obrolan pagi yang menyenangkan sambil berkata, “Selamat pagi, malam...”. Menyangkut operational and product aspect yang terdiri dari: product description, product system, dan product management, itu tidak perlu dijelaskan karena PT. MMBC sudah lebih dari jelas memaparkanya. We just take for granted for that all. Anda dapat membacanya di website. Namun untuk supply chain, sekedar informasi, sebagaimana travel agent non-online lain yang menggunakan jasa penyedia server dan layanan, rantai penawaranya sama panjangnya: sekali lagi sama. Mula-mula maskapai memberikan n harga tiket dan kuota tertentu kepada travel agent raksasa sekelas perseroan-perseroan dengan margin profit tertentu: net to agent (NTA)---setahu saya MMBC ataupun Traveloka sama 5%-nya. Lalu mereka menjual kepada travel agent yang level referensi bisnisnya lebih rendah. Biasanya jenis badan hukumnya CV, firma, atau bentuk lain yang lebih sederhana. Nah mereka PT. Besar rela membagi margin profit kepada travel agent kelas lumba-lumba ini, tujuanya sederhana: agar mereka tetap mendapatkan kepercayaan dari maskapai sehingga ada jatah kuota tiket dan mereka lebih mudah mengoperasikan bisnis karena berbagi tangan dengan yang lain.


Dengan mengerjakannya bersama-sama segalanya jadi lebih mudah. “Ringan sama dipikul, berat pikul sendiri ya, saya malas bantu”. Jadi supply chain: Maskapai – Travel Agent paus – Travel Agent Lumba-lumba – langsung konsumen. Naah, dari sini kita bisa lihat, saya yakin bahwa harga dari maskapai ke perseroan manapun akan relatif sama demi keadilan pasar dan bisnis yang sehat. Demikian juga dari perseroan ke level di bawahnya. Pada akhirnya travel agent kelas cacing menjualnya ke konsumen dengan harga yang telah dinaikan atau diturunkan, ini tentu dipengaruhi system operasi juga, “Apakah high cost...?”. Sehingga, harga di ujung rantai relatif sama, tidak jauh berbeda. Kita tahu, semakin panjang supply chain akan semakin mahal harga diujung rantai. Kalaupun berbeda biasanya hanya 10-15 ribu saja, kecuali rute-rute tertentu (berbeda per perusahaan) yang memang sengaja di promokan sebagai daya saing antar kompetitor. Kadang sampai 50%, ini terdengar gila tapi fakta. Prinsip ini semacam permainan harga antara Indomaret dan Alfamart.


Jika anda jeli, anda akan melihat bahwa Alfamart menjual barang-barang item tertentu (jenis berbeda dari pesaing) lebih murah daripada Indomart, demikian sebaliknya. Sebabnya, jika kadang travel agent online sekelas Traveloka lebih murah 10-15 ribu itu wajar, karena biaya produksinya rendah. Dimana mereka tidak harus membayar banyak karyawan dan biaya tambahan jalanan lain untuk beroperasi, semuanya via online. Mereka rela banting harga, kan profit sharing 5%, jadi dikurangi sedikit tetap tidak rugi asal mereka crowd. Kebijakan memotong supply chain agar tidak terlalu gondrong. Meski berdasarkan pengalaman, pada rute-rute tertentu travel agent non-online justru lebih murah dari agent online, bahkan website maskapai. Seseorang akan memahminya saat menjalaninya sendiri. Sekali lagi ini semacam permainan harga, semua punya spesialisasi masing-masing, itu baik secara economic theory. Saya akui untuk tahun ini setelah beriklan di televisi dan media lain, berdasarkan survey lagi-lagi, traveloka memiliki average rating tertinggi dalam penjualan ticket menggeser posisi MMBC di nomor satu.


Namun bukan berarti dagangan travel agent non-online akan tidak laku semuanya. Sebagaimana saya jabarkan tadi, ini dipengaruhi oleh betapa “variatifnya komposisi kondisi” yang akan banyak berdampak terhadap keputusan seorang manusia: konsumen. Bisa jadi utamanya pada case ini: tingkat kepercayaan konsumen pada travel agent online, tingkat kesibukan, tingkat kesulitan complain (kasus tiket hangus), ketersediaan infrastruktur, tidak semua orang memiliki memiliki account di situs online (registered), konsumen pembayar kes, tidak semua orang memiliki kartu kredit atau internet banking, relasi, time limit pembayaran yang sempit, tidak semua orang mengerti mekanisme online, prosedur refund yang memakan waktu lama, layanan check-in online, dsb.


Akan tetapi menurut saya yang paling berpengaruh dari semuanya adalah informasi. Tentu, ini erat hubunganya dengan marketing. Sederhanya, seseorang dapat memiliki produk terbaik di dunia, tapi jika tidak ada orang yang mengetahuinya, itu tidak akan berharga sedikitpun. Bukalah sebuah toko berlian terbaik didunia, tempatkan outletnya di pangkal gua di pedalaman Amazon, produk anda tidak akan pernah berharga, anda tidak terjamah. Ada banyak penyanyi di dunia dengan suara sebagus Michael Buble, tapi mereka bernyanyi di toilet dan tidak seorang pun yang pernah mendengarnya. Riwayatnya tampak seperti saya, bakat lahir tidak banyak membantu. Itu seperti beras yang tidak pernah dimasak, tidak akan menjadi nasi. Ada banyak penyanyi sampah karbitan diluar sana. Tapi apapun, kita perlu menghargai seseorang yang mencoba berkarya. Nah, dari variasi jumlah informasi di masing-masing otak manusia, sebuah keputusan untuk menjual atau membeli menjadi demikian variatif pula: tidak monoton.


Sekarang kita beralih ke marketing aspect, dimulai dari 4P (Product, Price, Place, and Promotion). Sekali lagi ini bukan sebuah proposal sungguhan, ini hanya catatan harian, jadi saya hanya menulis apa yang perlu ditulis. Pertama, product. Baik ini adalah detail produk layanan yang bisa dijalankan oleh setiap TraveLosopher. Tiket Pesawat Domestik dan Internasional (Garuda, Sriwijaya, Lion, Airasia, Citilink, Kalstar, Susi Air, Turkish Airlines, Singapore Airlines, British Airlines, Qatar Airlines, Etihad, Fly Emirates, KLM, Korean Airlines, China Airlines dll), Tiket Kereta, Paket Tour (Asia, Eropa, internasional, dsb), Umrah dan Haji (plus), Reservasi Hotel, Rental Mobil (JABODETABEK), Antar Jemput Bandara (Jakarta, Medan), Paket Kilat Lion Express (sementara counter JABODETABEK, bisa kirim ke seluruh dunia dan di pick up), Produk Telkom (include SPEEDY), PDAM AIR (PALYJA, AETRA, kota Bandung, Kab. Bandung, kota Malang, kota Batu, Palembang, Jambi, Padang, Lampung), PLN LISTRIK (Pra-bayar, postpaid), PULSA Semua Operator, Kartu Postpaid (XL, Telkomsel, Indosat, Flexi, Esia) TV/Internet Berlangganan (Telkomvision, Indovision, Okevision, TOP TV), Leasing Finance (FIF, BAF, MCF, MAF, WOM) Voucher Games Online (Megasus, LYTO, Gemscool).


Kedua, price. Untuk masalah harga sebaiknya kita pakai harga normal dan standar dari MMBC: alias online dari maskapai langsung. Ini biasanya sudah lebih murah dari website maskapai, terutama untuk Lion dan Sriwijaya. Dan kita umumnya cukup bersaing dengan travel agent online pada beberapa rute, apalagi non-online: relatif sama. Meskipun beberapa agent non-online justru biasa menaikanya beberapa ribu rupiah dari harga dasar. Seringkali harga akan berubah-ubah sesuai sisa seat yang tersedia, semakin sedikit semakin mahal, sebagaimana umumnya sistem penjualan tiket lain. “Jika langka, maka menjadi mahal”. Selain itu untuk mengurangi biaya tambahan, usahakan merekomendasikan konsumen transfer ke sesama bank ke 4 bank utama yang telah disebutkan tadi, jangan ke OCBC: itu secara teknis merugikan dan menaikan biaya total. Komisi dari setiap penjualan tiket berdasarkan pengalaman sudah lebih dari pantas. Lalu place. Pada kasus yang satu ini saya mengira ini tidak perlu dijelaskan. Toh semua tahu dalam bisnis apapun, kebijakan tempat haruslah srategis. Tentu ini hanya berlaku bagi mereka yang ingin serius membuka counter. Bagi yang tidak, cukup online via medsos saja.


Promotion. Yang saya pahami ini termasuk yang paling penting dari sekian pembahasan. Promosi adalah salah satu faktor yang memungkinkan suatu produk menjadi bernilai atau tidak. Seseorang yang takut gagal pun seharusnya memahami kausalitas dari permintaan dan penawaran secara filosofis. “Permintaan dapat terjadi karena penawaran, dan penawaran dapat terjadi karena permintaan”. Baik anda pada posisi penjual atau pembeli, pasti pernah mengalaminya. Dulunya orang tidak pernah memakai bohlam sebagai penerang disaat malam. Tapi semenjak Thomas Edison membangun General Electric dan “menawarkan” itu secara masal, hari ini orang-orang menikmati Eifel dengan romantismenya. Dalam promosi, saya punya resep pribadi yang tidak perlu saya ceritakan, sebab itu akan membutuhkan 3-5 halaman lagi demi menyelesaikan postingan ini. Sedang saya punya pekerjaan lain yang harus diselesaikan---jari saya mulai keriting.


Singkat kata, kita tidak perlu membuat website sebagaimana travel agent non-online lain yang berusaha go-online. Atau beriklan di TV, memasang baliho reklame dengan pajak kota, menyebarkan brosur, menyiarkanya di radio, pasang ads di google, berorasi di auditorium, menjadi sponsor acara spektakuler, atau mass transportation advertisement. Itu high cost dan tidak efektif. Saya jamin anda tidak akan mengalahkan Traveloka, Nusatrip, Tiket.com, atau Tiket2.com. Jadi itu percuma, anda membuang waktu. Toh secara teknis kita hanya reseller, yang berdiri diatas pundak para raksasa. Lain soal, jika seseorang telah mampu membangun jaringan bisnis yang potensial yang lantas dilirik maskapai sebagai calon partner yang baik. Yang dalam waktu singkat mereka akan membuat kontrak profit sharing. Apalagi, kebanyakan orang skeptis terhadap iklan: termasuk saya. 50% dari yang membacanya akan meludahinya. Bahkan saking skeptisnya saya, akan saya acungi jempol bagi mereka yang mampu menarik hati saya: tentu saya tertarik dengan berbagai pertimbagan. Beriklanlah sesederhana mungkin, jangan terlalu berlebihan, dengan catatan kebijakan anda “efektif”. Setiap orang berkesempatan menawarkan, dan setiap orang berhak menolak. Tidak ada orang normal yang mau dipaksa, mengerjakan sesuatu setulus hati adalah kedamaian yang berlanjut sampai alam kubur. “Harta paling berharga dari seorang manusia adalah kebebasan”.


Jika saja anda bersikeras ingin beriklan secara masive. Saya merekomendasikan anda menggunakan segala zero advertisement resource. Utamanya segala media yang free alias gratis atau low cost: Wordprees, Blogspot, WA, Line, BBm, Kakao Talk, Path, Instagram, Facebook, Twitter, atau yang mungkin cukup efektif You Tube yang mudah di share linknya. Lebihnya, cukup anda pasang baner di rumah anda atau di counter bisnis yang komplemen. Perhatikanlah sifat dan fungsi iklan itu sendiri, selagi tujuan anda tercapai dalam bentuk apapun media menurut saya bukan hal penting. Intinya kita bisa menyampaikan apa yang perlu disampaikan. Bahkan Obama menjadi presiden pun secara teknis pendulang suaranya berangkat dari peran Facebook. Beberapa prinsip yang layaknya kita tahu hanyalah kalimat sesingkat: Tengok, Datang, Tanya, Beli. Atau marketing yang terkenal dalam komunikasi politik: Dikenal, Disukai, dan Dipilih. Meski saja seseorang akan lebih mudah tertarik pada hal-hal yang unik, langka, dan spektakuler. Manusia kurang menyukai sesuatu yang biasa-biasa saja, bahkan setiap media selalu membesar-besarkan beritanya: membuat segala sesuatunya heboh dan mengesankan. Sebabnya, sejak kecil saya tidak mempercayai televisi secara membabi buta. Dibutuhkan keahlian tersendiri untuk mempromosikan. Dan, disitulah seseorang perlu belajar bagaimana caranya menjual.


Next step, furthermore: segmenting, targeting, positioning. Segmenya jelas: menengah ke atas, perantau yang sering berpergian antar-pulau, penghasilan tinggi, pekerjaan tertentu (DPR, artis, auditor, eksmud, ulama, pimpinan organisasi, inspektorat, direktur perusahaan skala nasional, dokter, mahasiswa, dosen tugas belajar, dll), pendidikan standar, tingkat kesibukan tinggi, pemalas yang maunya cepat dan terima jadi juga cocok. Lalu targetnya sederhana, dimulai dari orang-orang terdekat kita sendiri: teman kulyah, keluarga, tetangga komplek, teman kerja, tetangga desa, dst. Ada baiknya jika kita mempunyai relasi dengan suatu institusi, organisasi, atau lembaga pemerintah yang banyak membutuhkan tiket pesawat. Positioning, kita memposisikan produk kita sebagai layanan yang jauh lebih baik, mudah, murah, dan cepat daripada travel agent online maupun non-online dengan harga yang sama atau bahkan lebih murah. Dengan layanan lebih prima sembari menyediakan layanan tambahan check-in online gratis atau bonus pulsa 5-10 ribu per transaksi (kita masih untung). Dengan gratis biaya transfer selama ditujukan ke 4 jenis bank utama. Juga layanan cek rute dan booking gratis. Biasanya time limit akan jauh lebih panjang, terutama untuk booking penerbangan H+ banyak.


            Dalam hal apapun menjadi seorang pedagang artinya menjual sesuatu. Memberi layanan terbaik merupakan suatu niscaya, pembeli adalah raja. Prinsip lainya 7 S yang terkenal: Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun, Sholeh, dan Sebarkan beritanya ya: jangan lupa itu penting. Sampai disini saya mengira percakapan kita sudah cukup mencakup marketing strategy dan competitor analysis. Terus lanjut, business development plan TF sangat sederhana. Setidaknya dalam setahun ke depan ada lebih kurang 100 TraveLosopher plus Special TraveLosopher yang beroprasi di seluruh Indonesia. Saya tidak tau apakah target ini terlalu besar atau tidak. Yang jelas pada dasarnya sejak kecil saya kurang suka dengan sesuatu yang biasa-biasa saja. Saya menyukai sesuatu yang luar biasa dan spektakuler. Saya tidak mengatakanya dengan sombong, saya hanya memiliki pemahaman baru untuk menyikapinya. Target besar : hasil besar, target kecil : hasil kecil. Kalau gagal rasanya sama saja. 


Yang jelas sejak 2 minggu lalu gagasan ini di canangkan, sampai pada catatan ini ditulis, sudah ada minimal 6 TraveLosopher yang siap beroperasi. 3 dari mereka adalah para hafid Qur’an dan imam, salah satunya mantan staf DPR yang sedang bosan menjadi kuli, sisanya dirahasiakan. Saya kira tidak sulit menemukan 94 lainya. Saya berharap mereka akan menjadi TraveLosopher terbaik yang pernah ada, yang akan bahu-membahu membangun ibu pertiwi. Betapa bahagianya bisa saling membantu. Saya pribadi baru menyadari akhir-akhir ini. Saya akan lebih cocok bekerja dalam team, dan bekerja dengan orang-orang terbaik. Bagaimana jika ternyata gagasan saya salah...?, sederhana saja, saya akan minta maaf. Tidak ada hal yang lebih bijaksana kecuali meminta maaf setelah berbuat kesalahan. Lebih dari sekedar hal uang, membangun persatuan adalah lebih penting dari segalanya. Ketika interdependence tercipta, kedamaian otomatis tercipta. Menyadari musuh peradaban yang sesungguhnya: Kemiskinan, Kebodohan, dan Perpecahan. Dan lagi untuk: HRM, HRD, dan Financial aspect: Capital Budgeting, Profit/Loss Projection, Cash Flow, NPV, atau PP saya kira cukup saya dan Tuhan yang tau.




Yang saya pahami business hanyalah rekonstruksi dari perpaduan invention dan entrepreneurship. Invention, dalam bentuk apapun (goods or services) akan menjadi product: yang nantinya akan dijual---jadi seharusnya memiliki nilai jual. Dan entrepreneurship merupakan kemampuan seorang manusia mengelola produk tersebut. Bagaimana dia mengantarkanya ke tangan konsumen. Ini tentu erat kaitanya dengan kemampuan seseorang secara: leadership, ability to solve the problem, market instinct, mentality, intelligence, etc. Penemuan yang sempurna tanpa kewirausahaan yang sempurna, menjadikan bisnis tidak sempurna: demikian sebaliknya. Itu ibarat dua sisi mata uang, tidak dapat dipisahkan. Menghilangkan salah satunya berarti, ibarat burung tanpa sayap---tetap tidak bisa terbang. Makmurlah Indonesia, sucilah jiwa bangsa.




Saya berpikir, sebaiknya menjalaninya tidak perlu terlalu serius: itu membosankan. Kerjakanlah sambil bermain-main, dengan bermain seringkali kita merasa bahagia. Tujuan hidup itu kan bahagia, jadi bermain-main membuat kita mencapainya. Sesederhana itu. Bahagia menjadi sangat mudah. Toh perniagaan dunia hanyalah permainan, bahkan dalam soal uang dan kompetisi menjadi kaya. Jadi ambilah kartumu dan mulailah bermain. Semuanya akan menang, kita hanya perlu mengorbankan satu orang. Satu orang yang nantinya mengkocok kartu di permainan selanjutnya sambil memiliki kesempatan kedua merubah nasib. Begitu seterusnya. Tidak jauh berbeda dengan monopoli yang sering kita mainkan di waktu kecil. 20 tahun kemudian saya baru benar-benar memahami itu tidak jauh berbeda di realita. Saya hanya takut jika saya mati hari ini, tidak ada jejak yang kutinggalkan kecuali keburukan. Manusia belajar seumur hidup, tapi ibarat pohon tidak berbuah: percuma. Namun hendaknya tidak menjadikanya hal serius yang dimain-mainkan atau hal main-main yang diseriuskan. Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya.
  
            Saya berharap yang bergabung di TraveLosophy Foundation adalah orang-orang terbaik. Saya tidak berbicara mengenai kesucian jiwa atau mukjizat fantastis. Nobody’s perfect. Saya juga tidak berharap menemukan orang-orang yang tidak pernah bersalah, saya tahu itu tidak mungkin. Saya berharap orang yang tidak takut membuat kesalahan dan berusaha memperbaikinya. Let’s make a better mistake tomorrow. Saya tahu semua orang tetap mengharapkan pemimpin seperti nabi, teman hidup sekelas Muhammad. Meskipun mereka tahu tidak pernah mendapatkanya, saya setuju untuk terus berharap demikian. Setahu saya harapan selalu persis sebuah lilin di kegelapan, tetap membuat perbedaan meskipun kecil: saya merasakan terang. Saya juga yakin segalanya akan menjadi baik di akhir. Kalau belum baik berarti belum akhir. Maaf, saya sedang mengigau, sekarang saya sudah bangun, apakah saya berbicara sangat panjang...?. Take my advice, i dont use it.











By : The Running baby
             International relation scholar