Philosophy Pioneer Anesthesia
If the words are weapons, so not the gun, but the man behind the gun. Meme, imaginations, reasons, causes, history, natures, perspective, etc. Just hear more, see more, feel more, think more, learn more, give more, know more, and do more. "Despite" Not the best ArTiCles.
Thursday, April 16, 2015
Sunday, April 12, 2015
TraveLosophy Foundation
TraveLosophy
Foundation
Minggu ini saya baru sembuh
dari sakit yang rumayan keras. “Ganteng gua lagi dipinjem nih Sooob....yaah
sekalian diambil dosanya siih”. Sebabnya, blog ini jadi bersarang laba-laba dan,
sama tidak terurusnya dengan blog-blog yang lain. Jadi, ini saatnya up date,
#Semangat45. Dan minggu ini tentunya, ada hal-hal baru yang cukup baik untuk
diceritakan. Pertama, Saya sudah terdaftar sebagai member di Bursa Efek, dan
sekaligus di IPOT tentunya sebagai fasilitator saya. “Thanks to IPOT...”. Dan
tertanggal 6 April 2015 dini hari, email masuk, sebuah laporan bahwa virtual
account alias rekening virtual BCA cabang Bursa Efek Jakarta atas nama saya
sudah bisa digunakan. Hmm...ini kabar gembira setidaknya untuk diri saya
sendiri, dan sebuah moment yang cukup saya tunggu-tunggu. Dan saya tahu pasti
setiap jam 9 pagi BBM saya akan selalu menerima message tentang analisis pasar
dari beberapa lembaga sekuritas. Meskipun tidak sekarang saya dapat mulai fokus
merambah dunia sekuritas reksadana dan saham, atau juga Forex nantinya,
setidaknya untuk saat ini saya bisa mengetahui kabar IHSG harian at real time
by online serta bermain di lantai bursa. Saya sudah menanam, dan mulai tumbuh.
Kedua,
dari beberapa percobaan bisnis, yang cukup memperlihatkan perkembangan yang
sgnifikan yaitu ide kecil di bidang farmasi. Obat diabetes natural yang sudah
teruji tampaknya mulai bisa diproduksi. Yaah, meskipun dalam bentuk produk
dengan klasifikasi “jamu”. Kabar ini mungkin tidak sempurna, tapi setidaknya
masih enak didengar dan kita masih mengusahakan yang terbaik. Sebagaimana
faktanya, pengajuan izin yang sejak lebih dari satu tahun lalu di BPOM RI
tampak tidak mengalami kemajuan. Selain masalah birokrasi siput, kalian tau
laah, indonesia banyak pungli. Tapi overall, untuk PR yang satu ini harus
diakui masih memerlukan banyak perbaikan disana-sini. Tapi insyaAlloh untuk
mulai menjualnya, itu tinggal tunggu tanggal mainya saja, tidak sulit.
Lalu yang
ketiga, TraveLosophy MMBC Tour & Travel. Naah ini niih....yang akan banyak saya
bahas di postingan saya kali ini. Tour & Travel. Sebuah produk bisnis yang
cukup fresh ditelinga saya sebab pada umumnya mekanismenya yang rumit tidak
banyak di ketahui orang. Disamping saya memang baru saja menyentuhya. Ini
bisnis jasa yang menurut saya cukup menjanjikan. Transportasi secara ekonomi
merupakan kebutuhan pokok, anda dapat menjual layanan yang dibutuhkan banyak
orang, ini menguntungkan. Dibutuhkan, bukan diinginkan. Buy what we needs, not
buy what we wants. Tidak seperti menjual batu akik, yang harganya sesuai
persepsi personal, mereka menjual fantasi. Itu bisnis yang penuh ilusi.
Yaah...meskipun saya juga melakukanya. Secara esensial, yang saya pahami bisnis
“travel agent” ini sangat cocok untuk orang-orang yang rajin ngantor sekaligus
malas ngantor. Selain mudah dikerjakan karena mekanisme operasinya dengan
mobilitas rendah, sehingga pelakunya punya banyak waktu luang, bisnis ini dapat
dilakukan dengan modal dengkul.
Jangan berpikir
anda akan mematahkan dengkul anda lalu menjualnya dipasar hanya untuk membangun
travel company. Perhatian ...!!, saya tidak bertanggung jawab atas miss
understanding atas pernyataan saya....hehe. Modal dengkul itu hanya istilah
untuk mengungkapkan betapa murahnya estimasi yang dibutuhkan untuk memiliki
bisnis yang bagus itu. Yaa....5 jutalaah...., itu lebih dari cukup. Rp.
3.700.000 untuk membeli francise travel agent, dan sisanya yang Rp. 1.300.000
anda gunakan sebagai deposit awal. Sesederhana itu. Sekarang anda bisa mulai
beroprasi.
Lantas bagaimana saya bisa
mendaftar...?, anda bisa melakukan registrasi melalui website. Sistem Reservasi Online 24 Jam dapat dilakukan
melalui website http://klikmbc.co.id (anda akan diberi Account dengan username
dan password) serta melalui Transaksi Online SMS (TOS), saya bersedia
memberikan panduannya jika anda membutuhkan. Tapi, jika anda masih juga
keberatan, saya pribadi menjual layanan yang sama persis dengan harga yang
tentunya telah dibanting-banting pecah Rp. 2.500.000 saja. Saya bisa memberikan
ijin francise dengan seperangkat paket layanan yang persis sama, membuatkan ID
untuk anda : Sebuah account dengan username dan pasword untuk dapat login ke
server pusat, hak memasarkan semua layanan dengan komisi sesuai ketentuan, virtual
account alias rekening virtual di bank OCBC NISP sebagai sentra deposit,
Spanduk, Baner, Sertifikat resmi, Member Card, Panduan menggunakan account
lengkap, TOP UP gratis, konsultasi bebas sampai bisa beroperasi, layanan
Transaksi Online SMS (TOS) dimana ini sistem canggih yang memungkinkan anda
mengoprasikan server hanya dengan sms mulai dari cek/booking/issued ticket dll,
pertama kalinya di Indonesia. Setahu saya tidak ada server yang dapat melakukan
pemesanan ticket pesawat lewat sms. Garuda saja telpon, itu saja prosesnya
rumit dan menghabiskan pulsa. Anda bisa kontak saya via Tlpn/SMS/WA/Line/BBM
sebagaimana tercatat dalam iklan.
Kini hanya dengan satu nomor HP dan
"satu" saldo kita bisa melakukan semua Transaksi Apapun Didalamnya
(All by One Deposit), Sistem kami melakukan berbagai transaksi dari menjual
Pulsa, Token PLN, TV/Internet Berlangganan, mencari harga tiket pesawat murah,
mengecek jadwal penerbangan, booking dan Issued/OK-kan tiket hanya dengan SMS,
Teknologi terkemuka dan Pertama saat ini, bisa dilakukan dimanapun dan
kapanpun. Sistem ini memudahkan agent, tidak seperti sistem lama yang untuk
membeli ticket pesawat berbeda saja kita harus memiliki deposit di
masing-masing maskapai. Itu berbelit-belit dan menyusahkan. Tidak friendly
user.
Saya tidak berbohong, harga normalnya memang
Rp. 3.700.000. Itu fakta. Anda bisa cek di website, dan coba saja registrasi
online disana harganya pasti sama, sekalipun status anda presiden mereka tidak
akan cuma-cuma mengurangi harga untuk anda. Bagi mereka bussiness is bussiness.
Nothing free lunch. Jika anda menginginkan sesuatu, anda harus membayarnya.
Mereka kapitalis sejati.....hehe. Secara visibel, saya bisa saja membohongi
anda, tapi mungkin fitrah hati saya tidak akan nyaman seumur hidup. Dan menurut
saya pribadi, seseorang tidak mungkin bisa berbohong dalam bisnis.
Yaah...mungkin bisa, tapi tidak lama. Ketika orang mencium bau darah, tiba-tiba
anda mati. Maka dari itu sebaiknya seseorang yang berbisnis sudah seharusnya
berkata terus terang, sehingga segalanya berjalan fair, sportif, dan sehat.
Bahkan dalam soal persaingan alias kompetisi. Nah lagi, karena saya tidak dapat
membohongi anda, saya katakan apa adanya. Dan saya tawarkan apa adanya. Ibarat
saya memberi susu, anda boleh sekedar mencicipi. Jika suka maka minumlah sampai
habis, jika tidak buang saja ke sampah. Toh tidak ada
paksaan.....huahahajiajio.
Dan dalam beberapa kasus, jika anda
mengutarakan saaangat-sangat keberatan tapi memiliki antusiasme yang sangat
tinggi, kemungkinan besar saya dapat sedikit membantu meringankanlah. Ini hanya
berlaku pada kasus-kasus tertentu.
Selanjutnya layanan apa yang dapat saya
jalankan...?, anda dapat menjalankan minimal semua layanan yang ada dalam iklan
di bawah ini tanpa terkecuali. Meskipun pada dasarnya lebih, jika dicatat
detail, ada hampir 20 item yang bisa dijual. Ini hanya sample iklan,
Baik, jadi secara sederhana
saya tidak hanya menyediakan layanan sebagaimana travel agent biasa lainya,
yang hanya menjual jasa retail tiket pesawat . Lebih dari itu, kasarnya, jika
seseorang ingin menjadi travel agent dengan harga di bawah standar, daftar ke
saya.....!. Saya dapat membantu registrasikan. Demikian kurang lebih.
Yang perlu ditekankan lagi
mengapa saya cukup menikmati bisnis ini, karena mudah. Bahkan bisnis semacam
ini dapat anda lakukan sambil boker diatas jamban, lalu anda menikmati
sepuntung rokok sembari mencari ide segar dan mengatur napas sebelum
menyelesaikan hajat anda. ‘Sedikit porno gak sih gua...?” : D ....sedikit
ya....yaah sekeli-kalilaah...huahahijohijo. Dengan cacatan juga sambil membawa
smartphone spec standar dengan koneksi internet level dewa dan sebuah account
internet banking yang bisa diakses : D. It’s so simple.
Secara teknis bisnis ini bisa
juga dijalankan dengan membuka sebuah counter independen. Atau bisa juga di
gabung dengan bisnis lain yang sesaudara sekandung seibu sebapak semacam:
warnet, konter hp itu sendiri, distro, hotel dan wisma, supermarket dan
toserba, atau rumah makan pun sah-sah saja saya kira. Namun, jika anda jenis
manusia yang suuper-duper siibuuk. Saran saya kerjakan saja ini sambil mobile,
anda cukup bekerja dengan memanfaatkan medsos yang ada, mobile. Tidak perlu
duduk paten ditempat. Melakukan marketing via internet dan melayani via
internet, gampang kan...?. Siapapun dapat mengerjakannya disela-sela waktu
kulyah, ngantor, mengajar, nonton tv, ngamen, dll (dan lupa lainya).
Peringatannya khusus untuk yang lagi kulyah, kalau kebetulan lo kena marah sama
dosen yang killer, sebaiknya anda gebbukin saja tuh dosen.....hehe. Tapi kalau
lo kualat jangan salahin gueee.....#Lariii
#Bualik laghi aah.....permiisi
maas.....maap yaaa....misi yaak...numpang balik. Dengan harga yang cukup
terjangkau, account itu baik digunakan sendiri ataupun dijual layananya ke
umum, akan tetap memberi manfaat. Pertama jika di pakai sendiri, setidaknya
anda mengirit biaya bulanan. Anda tidak perlu mngeluarkan biaya jalanan
tambahan membeli pulsa, bayar tagihan listrik PLN dan PDAM, anda irit dalam
mengirim paket ke seluruh Indonesia menggunakan Lion Express, paket tour,
daftar haji dan umroh, bayar TV/Internet berlangganan, sistem PPOB, dan
tentunya beli booking/issued sendiri tiket pesawat domestik dan internasional dengan
harga agen (Nett to Agent) dari maskapai. Dengan margin profit 1,9 - 3,2 % X harga
dasar atau 2 – 3,3 % X harga dasar itu akan sangat membantu. Sebabnya, semakin
mahal harga ticket, maka komisi agent dari maskapai semakin besar, terutama
bagi international flight one. Anda dapat membeli semuanya dengan harga agen,
dari genggaman tangan.
Sekarang
mari kita merambah sedikit ke arah item-item terkait background, vision &
mission dan beberapa topik yang menjadi point di postingan saya jauh hari
dibawah ini. Tentu menyangkut hal-hal terkait TraveLosophy itu sendiri, dan
sebuah organisasi independen kecil-kecilan yaitu TraveLosophy Foundation. Yang
menarik adalah, saya akan mencoba membuat bisnis yang tampak menjajikan tadi,
menjadi tidak lebih bernilai dari tisu toilet. Itu tidak jauh berbeda dari
kasus rupiah yang mengalami inflasi dan saya berani menjamin itu akan semakin
terpuruk. Demikian menurut filsafat ekonomi yang saya yakini. Maka tidak salah
jika orang-orang di WallStreet (Tempat dimana manusia penunggang Rolls Royce di
dekte oleh mereka yang naik angkot) menyebutnya “Toilet Paper”. Yaah, saya
senang membuat sesuatu mahal menjadi tidak bernilai, menjadikan barang berguna
menjadi sampah adalah spesialisasi saya......hehe.....kita lihat saja apa yang
akan saya buat.....
“Secara
sederhana bernilai dan tidak bernilai itu hanya soal scarcity, it’s like
diamond paradox”.
Kita mulai
dari hal yang paling seksi dari semuanya, Brand. Ehem...mengapa namanya
TraveLosophy, sedang ada jutaan komposisi nama lain yang tentunya kita dapat
gunakan. Alasanya sederhana, ini sedikit banyak dipengaruhi idealisme saya
pribadi serta latar belakang hidup. Sejak kecil saya menggandrungi filsafat.
Nah, secara etimologis, filsafat atau philosophy berasal dari kata “philo” yang
berarti “cinta”, dan “sophia” yang berarti “kearifan” atau “kebijaksanaan”.
Sehingga secara harafiah Philosophy berarti cinta yang sangat mendalam terhadap
kebijaksanaan. Lalu hubungnya dengan TraveLosophy sendiri, saya mengambil
bagian belakangnya, yakni pada kata “Sophy” untuk diunifikasikan. Lalu kata
Travel sendiri tegas memiliki arti “perjalanan”, dan penggalan “Lo” disini
merupakan bahasa gaul anak ibu kota yang berarti “anda”. Jadi secara harafiah
TraveLosophy dalam uninya berarti bahwa “perjalanan Lo (sambil menunjuk hidung
anda) diharapkan penuh kebijaksanaan”. As simple as that, it’s a pray for us.
The vision
of TraveLosphy is actually usual, unphenomenal and predictable. Yakni menyediakan
multilayanan jasa yang sesuai tagline: Better, Easier, Cheaper, Faster, itu yang pertama.
Yang kedua, memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi stakeholders dan
menciptakan “peradaban” bisnis yang sempurna. Yang ketiga karena saya ingin
turun tangan, menjadikan Indonesia siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN,
yang menjadi momok pengusaha WNI terutama UMKM. “Biasa kan...?”, yah biasa dan
tidak muluk-muluk. Karena memang TraveLosophy merupakan sebuah perusahaan, pure
profit organisation yang tujuanya adalah berbisnis demi keuntungan seperti
travel agent lainya, tidak jauh berbeda. Sehingga peran TraveLosophy disini
adalah menampilkan dirinya sebagai institusi penyedia layanan jasa yang mumpuni
dan sedang bersaing kualitas dengan kompetitor baik online travel agent maupun
yang beroprasi non-online. Memang itu tidak begitu menarik.
Selanjutnya bagaimana dengan
TraveLosophy Foundation, yang dikatakan sebelumnya sebagai organisasi
independen...?, dengan kata lain berdiri sendiri dan bukan diatur oleh
TraveLosophy. Hanya saja memang keduanya tidak dapat dipisahkan. Begini, ide
dan gagasan ini memang terdengar sedikit gila dan hanya orang sinting seperti
saya yang bersedia memutuskan untuk melakukanya. Karena secara esensial
membidani TraveLosophy Foundation tampak berarti potensial membunuh induknya
sendiri. Generasi mutan baru Travelosophy ini bisa jadi justru akan membunuh
bisnis yang sebelumnya tampak menjanjikan tadi. “Kok bisa...?, Ya”. TraveLosophy
Foundation merupakan sebuah perusahaan sekaligus organisasi sosial. “Loh
bagaimana...?, bukanya itu sesuatu yang bertolak belakang, yang satu profit
oriented dan dilain pihak non-profit oriented, anda begitu ambigu”.
Tidak-tidak, anda salah paham, jadi begini, pada dasarnya keduanya biasa
dioprasikan terpisah dan bisa juga bersama-sama alias digabungkan. Sebabnya
pengusaha kelas cacing seperti saya atau corporate selevel MNC & TNC
melakukan CSR. Yaah, biasanya memang itu dilakukan hanya ketika perusahaan
telah menjadi gurita kota...hehe.
Namanya saja organisasi sosial, jadi
sudah sewajibnya menghasilkan progam-progam yang bermanfaat secara sosial alias
wajib memiliki “social project”. Social project secara harafiah mestinya
memiliki fungsi solving problem pada
level individu maupun masyarakat. Yaah...minimal individulaah. “Lalu apa progam
sosialnya...?”. Ketahuilah, TraveLosophy bukanlah Microsoft milik Bilget yang
asset dan akumulasi kapitalisasi pasarnya bernilai jauh lebih tinggi daripada
akumulasi GDP 30 negara termiskin di dunia. Yaah, seperti itulah hasil
Liberalism, hanya menghasilkan orang-orang terkaya di dunia yang jumlahnya bisa
dihitung jari. Dalam aturan ini yang akan menjadi pemenang hanyalah kapitalis.
Jadi kalau anda ingin jadi kaya di dalam aturan dunia modern sekarang ini,
simplenya ya, anda harus menjadi kapitalis. Jadi merasa wajarlaah jika TraveLosophy
Foundation hanya dapat menyediakan progam yang tidak banyak membantu,
TraveLosophy sendiri memahami dirinya sendiri, diharapkan anda memahami
kemampuanya.
Progam awalnya, TraveLosophy bersedia
memfasilitasi orang-orang tertentu (orang pilihan) agar mereka dapat
mengoprasikan bisnis Tour & Travel ini tanpa harus membayar sejumlah Rp.
3.700.000. TraveLosophy akan menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan
sebagaimana semua fasilitas yang didapat oleh “Travel Agent” yang membeli jasa
registrasi secara normally, sama persis. Anda tidak perlu mengurusnya dari nol.
Travelosophy menyediakan Account dengan ID: username dan pasword untuk login ke
server, virtual account alias rekening virtual di OCBC NISP dst, untuk yang
bersedia menjadi volunteer. Agar orang yang ditunjuk memiliki kesempatan
memiliki bisnis bagus dengan modal dengkul. Naah, pada nantinya orang yang
bersedia menjadi TraveLosophy Foundation agent tadi akan disebut “TraveLosopher”,
mereka adalah para volunteer.
Barangkali anda sedikit jengkel lagi-lagi harus
mendengar kalimat ambigu “modal dengkul”. Dan mengapa juga TraveLosopher tiba-tiba
di sebut “volunteer”...?, “Memangnya apa yang mereka lakukan...?”. Jadi,
setelah TraveLosopher bersedia menerima tawaran menjadi “travel agent”, dia
“sebaiknya” (tidak wajib) mengisi “deposit” di rekening virtual OCBC-nya. Ini
dimakhsudkan agar TraveLosopher lebih leluasa melakukan bisnis, dan lebih
capable melayani semua layanan. Rekening itu secara tersistem telah
tersinkronisasi secara otomatis dengan account ID anda, nomer HP, dan
menggunakan “security system” semacam online internet banking (https), yang
mana secara otomatis jika anda login dan lupa log out, secara otomatis pula
server akan log out account anda dengan sendirinya. Bahkan sesaat pasca itu
terjadi, anda tidak dapat masuk ke account sebab sistem menganggap anda
berbahaya dan perlu dihindari. Computer menunjukan kotak dialog dengan pesan
“your login name is inuse”. Hal itu akan berakhir dalam beberapa menit, dan
anda bisa login kembali. Dan hampir semua account yang berhubungan dengan bank
secara langsung memiliki mekanisme demikian. “Savety First...!”.
Rekening tersebut secara fundamental
dipertanggung-jawabkan oleh PT. MMBC Tour & Travel (Medussa Multi Business
Center) sebagai penyedia jasa server pusat bersama OCBC NISP sendiri. Sebab
TraveLosophy sendiri hanya memiliki hak menjual produk layanan dan
meregistrasikan saja. Saya tidak tau apakah anda cukup familiar dengan dua
badan hukum tersebut atau tidak. Saya kira kalau anda takutkan uang di deposit
anda akan hilang, saya sepatutnya sekedar memberitahu anda, bahwa artinya semua
bisnis yang bergerak di bidang “Travel Agent” menghadapi resiko bisnis yang
sama. Bahkan saya pribadi. Tapi, sejauh MMBC berdiri kami merasa aman-aman
saja. Toh, kita bebas menarik deposit yang sudah disetor (baca: Top Up). Ini
kelebihan MMBC dibanding server lain, silakan di check dan di test. Selain itu
menurut hemat saya, perseroan ini, dapat dikatakan adalah penyedia server dan
multilayanan terbaik untuk saat ini. Selain sudah mencobanya, saya tahu
kompetitor saya yang berafiliasi ke perusahaan sejenis lain dan telah membayar
francise dengan harga relatif sama hanya dapat melayani tiket 5 maskapai saja:
Garuda, Lion, Citilink, Batik, dan Sriwijaya, tidak ada layanan lain. Menurutku
itu merugikan dan keputusan bisnis yang buruk. Apalagi deposit yang telah disetor,
tidak dapat ditarik kembali. Sungguh layanan murahan.
Nah, kembali ke subtopik deposit yang dalam
paragraf diatas yang saya semati tanda kutip. Lebih lanjut saya jelaskan, peran
traveLosophy sendiri hanya memfasilitasi saja (baca: memberi fasilitas saja).
Berwujud account yang bisa digunakan TraveLosopher tanpa batas waktu. Kalau pun
dengan batas waktu, maka adalah TraveLosopher sendiri yang menentukan atau
memutuskan. Esensinya account itu adalah milik umum, peruntukanya tentu adalah
sebesar-besarnya demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Naah, ada baiknya jika
memang TraveLosopher merasa sudah tidak membutuhkan account tersebut nantinya,
harap menyerahkanya kembali kepada TraveLosophy Foundation agar selanjutnya
dapat di salurkan kembali pada yang membutuhkan. Fasilitas ini tentunya, untuk
dapat secara 100% sempurna digunakan, “sebaiknya” dalam rekening diisi deposit,
dan anda menggunakan deposit dari modal anda sendiri. Karena TraveLosphy tidak
menyediakan bantuan itu. “Yaa...semampunyalaah...”. Meski saja seperti yang
telah saya katakan sebelumnya, ini tidak wajib. Toh lagi, itu untuk kebaikan
anda sendiri terutama.
Hakikatnya anda bisa melakukan transaksi dan
tetap mendapatkan keuntungan/komisi meskipun deposit anda Rp. 0. Terutama pada
layanan ticket pesawat. “Bagaimana mekanismenya...?”, begini, dengarkan saya
baik-baik. Normalnya, ada 4 langkah yang akan TraveLosopher lalui ketika
melayani customer ticket pesawat. 1. Cek penerbangan, 2. Booking, 3. Transfer,
dan 4. Issued/OK kan ticket. Pertama, mula-mula konsumen mengontak anda (via:
Tlpn/sms/WA/Line/BBM dll) lalu meminta untuk cek penerbangan sesuai permintaan.
Setelah anda cek, tentunya anda laporkan beberapa informasi: rute/kode
penerbangan apa saja yang tersedia, tanggal, jam, maskapai, bagasi, dan harga
ticket (tentu tanpa kode booking). Setelah konsumen menemukan kecocokan rute,
mereka akan memilih salah satu dari sekian penerbangan yang anda tawarkan, dan
mereka “memerintahkan booking” alias pesan.
Perlu diketahui fungsi booking disini hanyalah
untuk memastikan bahwa dalam kurun waktu tertentu customer menguasai persediaan
tiket saat ingin membelinya. Saat mereka membayarnya, tiket benar-benar masih
tersedia. Naah, ketika siapapun melakukan booking, baik agent atau booking
personal, maskapai terkait akan memberikan “time limit”. Dimana batas waktu ini
menunjukan kepada anda bahwa tiket akan hangus jika anda tidak membayarnya
sebelum time limit berakhir. Kasarnya, “konsumen memegang tiket di tanganya,
tapi tidak dapat digunakan sebab belum dibayar”. Tanpa dibayar tiket yang
dibooking tadi akan hangus ketika time limit berakhir, itu barangkali semacam
cek kosong yang tidak dapat dicairkan.
Nah kabar tiket yang hangus booking ini
nantinya akan dijual lagi oleh maskapai. Inilah sebab kenapa pada kali
tertentu, orang yang mendapati kursi telah habis sebelumnya, tiba-tiba muncul
kursi baru. Maskapai secara teknis mengijinkan dan tidak membatasi agent
melakukan booking, betapapun banyaknya, itu tetap gratis dan tidak dikenakan
biaya. Hanya saja sebaiknya anda jangan bermain-main dan mengganggu bisnis
orang. Atas nama kemanusian atau atas nama agama apapun, mengganggu orang lain
tetaplah tidak patut dilakukan, itu tidak dibenarkan. Setelah step ke dua
selesai, TraveLosopher segera menginformasikan kepada customer untuk transfer
langsung ke rekening OCBC NISP anda sebelum time limit, atau melalui
BRI/BNI/Mandiri/BCA anda yang nanti pada akhirnya di Top Up gratis via internet
banking ke virtual account juga.
Yang perlu diperhatikan disini, penting,
sebaiknya demi keamanan, TraveLosopher secara personal mengurangi time limit
sekira 30 menit dari maskapai kepada pelanggan. Tujuanya menghindari kegagalan
issued karena time limit berakhir, sehingga anda harus booking ulang. Adapun
jika TraveLosopher kurang beruntung, dimana saat booking ulang ticket habis,
tentu ini akan merusak citra bisnis layanan anda. Pada dasarnya jika anda
meminta customer transfer langsung ke OCBC anda, ini relatif faster karena anda
langsung segera issued ticket sebelum time limit berjalan lebih sempit, hanya
saja mereka terkena cash tambahan sebesar Rp. 6.500 dan OCBC bukan bank yang
pada umumnya di pakai di Indonesia. Kapitalisasi pasar OCBC sangat kecil di
Indonesia walau kualitas layanan bisa dibilang setara BCA, tapi OCBC no.1 di
Singapore. Meskipun ini bukan anda yang menanggung, secara tidak langsung cukup menggugurkan tagline “cheaper, better,
and easier” pada brand. Apapun alasanya dalam bisnis kita harus benar-benar
belajar bagaimana menghargai satu rupiah, bagaimanapun itu tetaplah sebuah
nilai.
Adapun jika anda menginstruksikan tranfer via
BRI/BNI/Mandiri/BCA untuk selanjutnya di Top Up ke OCBC ini gratis, ini cheaper/better,
dan easier bagi customer sebab bank-nya umum, hanya saja anda memerlukan waktu
lebih lama sehingga tidak lagi faster. Selain itu jika customer transfer ke
OCBC anda tidak mendapatkan laporan secara langsung sebagaimana rekening
pribadi anda dengan layanan notifikasinya. Sehingga membutuhkan pengecekan
tersendiri. Businessman yang berkualitas sangat menghargai satu detik. Secara
teknis jika Top Up tidak mengalami gangguan umumnya memerlukan waktu lebih lama
5-15 menit hingga issued ticket. Tahap ke-4 nya issued/OK-kan ticket di daftar
booking. Setelah issued, secara otomatis komisi dari maskapai akan mengedap di
saldo deposit anda sejumlah margin profit X harga dasar. Adapun jika anda
memiliki modal deposit awal di rekening OCBC, katakanlah 2 juta saja, semuanya
akan dapat dioperasikan dengan lebih baik dan lebih cepat, “Dijamin...!”.
Karena sekali transfer customer ke rek.pribadi
BRI/BNI/Mandiri/BCA masuk, anda dapat segera issued tiket dan top up ulang
setelah mengirim printscreen E-Ticket atau Pdf. tiket berikut invoice via BBM
atau email. Dan selanjutnya customer dapat mencetaknya sendiri di warnet atau
loket bandara sebelum check in. Atau lagi, jika misalnya customer malas
mencetaknya, pada dasarnya bukti yang kita kirimkan ke ponsel mereka sudah
dapat berfungsi sebagai ticket, mereka hanya perlu menunjukanya kepada petugas
bandara saat check in. Boarding pass tetap akan diberikan. Yang perlu dicatat
disini, usahakan ponsel tetap aktif selama perjalanan sampai ke destinasi, itu
saja: buktinya dalam bentuk soft copy bos soalnya. Selain melayani ticket,
TraveLosopher sangat leluasa memutar uang karena dapat melayani semua layanan
dengan mudah dan tingkat profitabilitas tentu lebih tinggi. As simple as that.
Modal dengkul, sekali lagi, hanya istilah yang
digunakan untuk mengungkapkan betapa sebuah bisnis dapat dilakukan dengan modal
yang teramat minim.
Volunteer...volunteer...?, oya volunteer, luupa
saya, #pura-pura. Jadi begini, setelah TraveLopher mendapat tawaran ini,
sebelum menerimanya. Secara pasti TraveLosophy Foundation akan memberi
seperangkat fasilitas yang persis sama sebagaimana ‘travel agent” lain yang
membayar secara normal. Selanjutnya TraveLosopher bisa mulai mengoprasikan
bisnis. Nah, yang perlu diperhatikan disini adalah hak terhadap keuntungan dan
kewajiban TraveLosopher sebagai salah satu member sekaligus agent TraveLosophy
Foundation. Hak atas profit keseluruhan TraveLosopher adalah sebesar 70% dari
prosentase akumulatif. Yang 25%-nya merupakan hak TraveLosophy Foundation yang
wajib TraveLosopher serahkan per tanggal 1 awal bulan. Anggap saja ini ganti
rugi, “Yaah, meskipun diganti juga tetap rugii...” #hehe. “Lah, lalu
5%-nya...?”. Naah, disinilah peran dan kewajiban TraveLosopher. TraveLosopher
di wajibkan untuk mendonasikan 5% keuntungan kepada yang berhak menerimanya.
Dalam prakteknya, ini tidak boleh ditunda-tunda, jadi sekali TraveLosopher
menarik deposit, maka profit donasi ini juga harus segera disalurkan, tidak
boleh menjadi saldo mengendap. Di masa depan mungkin kebijakan penyaluran
donasi ini akan berubah. Kemungkinan ada rencana untuk menyatukan 5% profit
dari setiap TraveLosopher di seluruh Indonesia agar nantinya dapat disalurkan
dalam bentuk progam-progam yang lebih masive dampaknya bagi enviroment.
Apa
saja manfaat pasti yang dihasilkan dari progam TraveLosophy Foundation...?.
Pertama, TraveLosophy Foundation sangat membantu bagi mereka yang kurang
beruntung, yang ingin memiliki bisnis bagus dengan sistem operasi mudah, tapi
modal cekak. Ini sekaligus berfungsi sebagai pendidikan bagi TraveLosopher
untuk mengerjakan bisnis yang barangkali sama sekali termasuk bidang yang tidak
pernah disentuhnya. Rumayanlaah, mereka mendapat pengalaman menjadi travel
agency #jarang-jarangkan?. Kedua, secara teknis ini akan mengurangi daftar
pengangguran di Indonesia, menambah angka pengusaha baru yang jelas mempercepat
pertumbuhan ekonomi karena aliran kapital yang lancar. Ini diharapkan
mengurangi kredit macet, mencegah pemerintah Shut Down karena krisis keuangan
#belajardariAS. Sebagaimana prinsip yang kita yakini, untuk mengangkat derajat
suatu negara ke level sejahtera, dibutuhkan setidaknya 2% pengusaha dari jumlah
populasi. Sedangkan Indonesia hanya memiliki sekira 1,5% saja, ini tentu cukup
memprihatinkan. Bisnis yang bagus akan menjaga ekonomi tetap sehat.
Ketiga,
hakikatnya cepat atau lambat TraveLosophy Foundation meyakini program ini akan
membantu pemerintah menurunkan angka kemiskinan, mendorong naik pendapatan
perkapita, mungkin tidak begitu terasa dampaknya, tapi sedikit membantu. Secara
individual saja pada dasarnya ini sudah sangat bermanfaat. Seseorang dapat
membantu mengurangi beban orang tuanya, yaa jika dia faktanya masih menjadi
beban #jangankatakanmemalukan. Atau seorang ibu rumah tangga yang baik, minimal
dapat membantu meringankan beban suaminya: tipe istri idaman #ngipi. Keempat,
jika anda cukup cerdas bergaul, tentunya secara pasti anda mengetahui kabar
kurang sedap tentang MEA a.k.a. Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dimana pada akhir
tahun ini, peraturan ekonomi pasar bebas akan diimplementasikan, itu cukup
mengerikan bagi pengusaha kelas cacing, atau kuli kelas teri. Orang-orang
dengan skill minim akan semakin termarginalkan dari bursa kapitalisme,
tikus-tikus tamak dari belahan dunia lain akan datang berbondong-bondong ke
Indonesia dan menjadi pengerat yang semakin meyedihkan, mereka membuat
persaingan semakin sulit.
Saya
tidak tahu pasti apakah konsepsi seperti ini cukup bermanfaat dan menjadi
kebijakan yang cukup populis. Namun semenjak ide ini di populerkan, sampai saat
ini selama gagasan dan eksplanasi ditawarkan secara utuh, saya baru mengalami
satu kali penolakan. Overall goal. Kegagalan itu pun, sebenarnya disebabkan
karena tawaran ini diakui tidak secara utuh disampaikan, ini jadi pelajaran,
kedepanya tentu diperbaiki. Atau juga penolakan itu disebabkan faktor lain,
calon TraveLosopher sudah kaya misalnya #hehe, bisa jadi bisa jadi, TraveLosophy
Foundation sedang salah tafsir. Yang saya maksud tidak utuh, sederhananya saya
hanya menyampaikan bagaimana rasa susu tanpa memberi kesempatan
calonTraveLosopher untuk mengecapnya.
Tapi pagi ini, ada satu orang yang saya kira telah sangat
terbantu dengan adanya progam ini. Beberapa waktu lalu dia sempat mengeluhkan
keadaanya, singkatnya dia mengalami beberapa masalah finansial. Dan hari ini
dia merasa beruntung menjadi TraveLosopher. Dan saya merasa bahagia melihat
senyum itu kembali ada dan menghiasi satu wajah muram. Hari ini dia bisa
menjual jasa lebih dari 10 layanan, dimana banyak konter-konter kecil dengan
investasi awal yang cukup besar hanya menjual pulsa, PLN, dan aksesoris pada
waktu yang sama. Itu paradoks yang sedikit menggelikan.
Jadi sebuah penolakan tidak menjadi masalah yang besar.
TraveLosophy Foundation memahami, semua orang berhak memiliki prioritas. Yang
saya pahami dibalik sebuah keputusan adalah bahwa selalu ada proses pendedaran
pilihan, tabungan opsi-opsi, sampai pada akhirnya hati lebih codong pada salah
satu dari yang lain, sebab yakin itu yang terbaik pada saat itu. Perkara dia
menyesal atau tidak di masa depan, itu soal lain. Jadi sah-sah saja, tidak ada
paksaan. Selain itu dalam bisnis atau perkara apapun yang berhubngan dengan
penawaran, hendaknya, siapapun yang telah memutuskan akan melakukan penawaran,
wajib bersiap mengalami penolakan: itu wajar. Kita setuju, bisnis itu bukan
hanya masalah kesempatan, tapi juga passion. Menurut riset, hampir 50-70% orang
bekerja tidak sesuai keinginanya. Mereka tersiksa di tempat kerja. Pernahkan
mendengar, “Temukanlah pekerjaan yang anda cintai, maka selamanya anda tidak
akan pernah bekerja”.
Catatan ini pernah saya tulis di bahasan sebelumnya, tapi
tidak ada salahnya kita bongkar kembali. Tapi mengapa mereka yang tersesat di
pekerjaan yang salah masih bisa bekerja...?. “Ya, tentu masih bisa”. Bisa, tapi
tidak cinta. Mereka tetap bisa mengerjakan tugas sesuai pesanan, dengan
kemungkinan kecil untuk mendapatkan hasil yang sempurnya. Menurut saya, salah
satu syarat seseorang dapat mengerjakan pekerjaan dengan sempurna adalah
mencintai pekerjaan tersebut. Mereka bekerja sepenuh hati. Sangat menyakitkan
menjalani sesuatu setengah hati. Hal paling bernilai bagi seorang insan manusia
adalah kebebasan. Dan rasa kebebasan dalam bentuk hakikatnya hanya terasa
nikmat dengan bumbu orisinilnya, cinta. Pada kasus tertentu, seseorang yang
salah pekerjaan dapat menyebabkan kesalahan fatal. Di realita, bahkan seorang
lulusan kehutanan bisa salah pekerjaan menjadi presiden. Menurut saya sebaiknya
lulusan kehutanan itu menjadi pawang ular atau merawat simpanse. Atau dibutuhkan
analisis multifaktor untuk mengidentifikasi alasan sebuah penolakan
#terlalurumit. Toh, dari sekian penolakan, TraveLosophy Foundation tidak pernah
merasa salah karena telah menawarkan. Saya mendapati masih banyak orang yang
akan merasa terbantu dari progam ini.
Yaitu mereka yang masih berpikir untuk berdikari memiliki
bisnis sendiri. Merubah persepsi berabad-abad betapa Indonesia itu bangsa kuli,
dan selamanya tetap kuli. Tetaplah mengemis dengan wajah itu, memelaslah
sebagaimana sesepuh kita memelas sebagai kuli. Bagi para kapitalis itu menyenangkan.
Yang mereka tahu hanyalah, “Laparkanlah anjingmu, mereka akan menurut
kepadamu”. Lalu mereka berkata, “It’s not my business”. Kapitalis berharap,
berbelanja akan jadi olahraga yang menyenangkan bagi warga kota. Lalu apakah
menjadi kapitalis itu dosa....?, tentu tidak. Kapitalis kan artinya pemilik
modal, dan selama mereka berbisnis dengan cara yang lurus dengan modal itu, ya
sah-sah sajalah, halal. Hanya saja, hendaknya, jadilah kapitalis yang arif dan
bijaksana #adaadasaja. Minimal membantu mensejahterakan umat manusia. Ya, ini
tentang bagaimana seharusnya menjadi manusia. Kali ini saya tidak berbicara
atas nama agama apapun, tapi atas nama kemanusiaan.
Mengapa misalnya, TraveLosophy Foundation hanya
menyediakan bantuan berupa fasilitas. Mengapa kok tidak dalam bentuk mentahnya
saja, berikan saja kami uang, itu lebih cepat dimakan. Pernahkah mendengar,
“Berikanlah pancing, bukan ikan”. Dengan satu ikan anda makan satu kali, dengan
satu pancing anda makan selamanya. Saya ingin memberi pancing, saya
menginginkan manfaat jangka panjang. Saya kurang suka dengan jenis pohon yang
hanya dapat meneduhkan. Saya ingin yang meneduhkan sekaligus berbuah. Dan
melihatlah dari atas pohon kawan, itu memungkinkan anda dapat melihat seluruh
hutan. Kalaupun tidak seluruhnya, masih jauh lebih baik daripada melihat dari
bawah pohon, saya tidak suka pandangan sempit.
“Baik, mengapa hanya fasilitas saja, mengapa tidak
sekalian depositnya...?”. Pada dasarnya TraveLosophy Foundation juga
menyediakan progam ini: menyediakan fasilitas sekaligus deposit awal. Kami
menjuluki mereka yang terpilih sebagai “Special TraveLosopher”, sebab mereka
mendapatkan perlakuan khusus. Ada klausul tambahan bagi siapapun yang beruntung
mendapatkan tawaran ini, kriteria lain yang lebih dari yang seharusnya ada pada
TraveLosopher biasa. Ini akan berlaku bagi teman-teman terdekat, yang kebetulan
selain ingin memiliki bisnis bagus juga sangat antusias dan bersemangat,
umumnya memiliki level hubungan personal lebih dengan saya. Dan secara umum
“dianggap” memiliki “kemampuan finansial lebih rendah” dari TraveLosopher
biasa. Juga rasa saling percaya diatas rata-rata. Sampai pada saat catatan ini
di tulis, sudah ada lebih kurang 3 orang special TraveLosopher yang masuk
TraveLosophy Foundation whitelist. Dan sedang berproses mempelajari bagaimana
menggunakan account dan beroperasi. Kalaupun ditambah, untuk sementara waktu,
jumlahnya dipastikan masih dapat dihitung jari. Disini, aturan prosentase
profit dan kewajiban tetap sama, tidak ada yang berubah.
“Yang masih mengganjal, mengapa TraveLosopher harus
menyerahkan 25% profit...?, mengapa tidak langsung memberikan semuanya
sekaligus, bukankah itu hanya akan membuat progam ini tidak jauh berbeda dengan
transaksi bisnis lain...?”. Saya sama sekali tidak keberatan jika anda
mengatakan itu, justru menurut saya itu sikap yang bagus. Dan sudah seharusnya pendidikan
di Indonesia memproduksi anak bangsa yang demikian: kritis, cerdas, dan tidak
mempan doktrin. Mereka sewajibnya dapat memastikan bahwa semuanya beralasan dan
logis. Bukanya menganut taklidisme buta. Itu ciri leader yang baik, sekolah
mencetak pemimpin bukan budak, mencetak bos bukan jongos. Saya justru
berterimakasih sebab anda membuat diskusi ini menjadi tidak murahan, karena
sedikit bumbu konflik kadang membantu kita tumbuh. Saya belajar Conflict
Resolution dalam International Relation.
Baik, ini jawabanya. Pada dasarnya TraveLosophy
Foundation sangat bisa memberikan fasilitas itu “cuma-cuma” tanpa syarat
apapun. Kami sama sekali tidak keberatan. Namun yang saya pahami, “Itu tidak
bijaksana”. Itu menyalahi filosofi nama dan idealisme TraveLosophy itu sendiri.
TraveLosophy sebagai sebuah institusi bisnis secara esensial mampu menjual
layanan registrasi dengan harga jauh lebih miring daripada kompetitor lain.
Tapi menurut pengalaman, dalam jarak beberapa waktu setelah kami melakukanya,
akan banyak rekan-rekan sekarir yang mencibir, “Anda membuat bisnis orang tidak
bernilai, menjual layanan sebagus ini seperti kacang asongan, jualah
sepantasnya...!”. Jangankan untuk memberikanya cuma-cuma, menjualnya dengan
harga sampah pun, akan banyak penghujat yang marah-marah. Kami merusak harga
pasar. Dan semua agency patutnya memahami dan menghargai betapa PT.MMBC telah
cukup besar mengorbankan energi untuk menyatukan begitu banyak layanan dan
menyajikanya sebagai akses yang mudah. Server sendiri menyarankan, “Selama bisa
menjualnya dengan harga tinggi, jualah dengan harga tinggi”.
Pernahkah mendengar, “Saat banyak, maka menjadi murah”.
Sesuatu yang banyak itu murah, sesuatu yang banyak itu tidak bernilai secara
ekonomi, “nilai ekonominya rendah”. Anda tidak dapat menjual sekantong udara
dengan harga 10 juta, karena udara dimana-mana dan jumlahnya sangat melimpah. Jadi,
produk anda tidak dibutuhkan. Sebabnya anda bisa bernafas gratis. Syarat sebuah
barang itu menjadi bernilai adalah: 1. Dibutuhkan, 2. Diinginkan, dan 3. Berada
pada orang, tempat, dan waktu yang tepat. Kalaupun anda mendapati orang mau
membelinya, saya yakin itu hanya karena dia merasa kasihan kepada anda.
Menganggap anda orang tolol yang tidak mengerti ekonomi dan sedang stress. Dia
akan menyarankan anda masuk fakultas psikologi, sekalian rawat jalan. Nah,
prediksi saya dimasa depan, bisnis jenis ini akan mulai menjamur seperti
konter-konter hp di masa sekarang yang jelas telah menjadi bisnis yang mulai
bernilai rendah. Karena banyak jumlahnya dan semua orang bisa melakukanya. Itu
bukan lagi sebuah skill yang unik. Sampai pada akhirnya menjadi murah juga
sebab kuantitasnya banyak atau inovasi baru, ending-nya, mungkin akan masuk
blacklist industri punah sebagai korban zaman (baca: wartel, pos, dan warnet
yang masih calon) #gameover.
Nah lagi, intinya apapun yang bernilai tinggi, secara
hakikati selalu mengandung unsur langka (baca: diamond, gold, silver): bahkan
termasuk manusia. Jadi jika anda merasa bahwa anda termasuk jenis manusia yang
relatif sama dengan manusia pada umumnya, mulai berpikir ulanglah tentang diri
anda. Sepertinya ada yang salah, karena anda murah dan tidak langka, jenis yang
mudah ditemukan. Bahkan dalam hal wanita, “Mengapa wanita cantik itu bernilai
tinggi...?”, ya karena mereka langka. Susah ditemukan dan jarang jumlahnya.
Dari 8 miliar manusia, seorang lelaki akan cukup kesulitan menemukan wanita
yang secara physically secantik Dian Sastro atau Raisa. Tentu saja, selain dari
outer beauty, yang akan membuat wanita terasa perfect adalah inner beauty.
Seorang wanita akan tampak cantik ketika dia smart, misalnya. Singkat kata,
ketika TraveLosophy Foundation memberikanya secara cuma-cuma, itulah yang akan
terjadi. Okee...okee...pada akhirnya toh itu juga akan menjadi murah dimasa depan.
Tapi, setidaknya saya tidak mempercepat proses itu, saya memperlambatnya. Pada akhirnya,
segala sesuatu tetap akan hancur, tapi hendaknya kita tidak menghancurkanya
secara premature. Lagi, saya menghormati rekan seprofesi dengan tidak merusak
bisnisnya. Itu yang pertama.
Kedua, ketika TraveLosophy Foundation memberikan 100%
keuntungan kepada anda, lagi-lagi, “Itu tidak bijaksana”. Menurut anda apa yang
akan terjadi jika kebijakan itu dilakukan...?. Secara otomatis, TraveLosopher
akan “lepas tangan” terhadap TraveLosophy Foundation, dan dalam sebuah
organisasi yang sehat ini tidak dibolehkan, institusi kehilangan fungsi
pengawasan. Saya tidak menuduh anda akan melakukan hal-hal yang abnormal, dan
diluar kendali. Tapi siapa yang akan menjamin bahwa fasilitas itu tidak akan
disalahgunakan. Jangan merasa anda sangat jaduk dan kebal bala’. Sekian banyak
orang berkata demikian, tapi terjerumus. “Bukankah kecelakaan itu bisa terjadi
meskipun anda sudah sangat berhati-hati dan tidak bersalah...?”.
Yang
perlu dipahami lebih dalam, pada dasarnya account itu merupakan milik umum, dan
wajib digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan manfaat umum. Bahkan jika
anda ingin memilikinya secara pribadi, anda tetap harus membayarnya. Dan jika
seseorang keberatan membayar kepada TraveLosophy, mereka dipersilahkan
registrasi normal di website dan membayar dengan harga normal Rp. 3.700.000.
Saya pribadi tidak keberatan membantu, justru malah merasa senang, karena tidak
harus menjelaskan apapun. Orang membayar lebih mahal dan belajar lebih jauh,
sah-sah saja, tapi jelas keputusan bisnis yang tolol. Jadi jika anda mendesak
dan memaksa memiliki profitnya secara penuh 100%, menurut saya, anda jenis
bisnisman yang rendah dan murahan, anda terlalu kolot. Anda perlu disingkirkan
dari persaingan bisnis, anda mencemari peradaban. Dan memang bisa saja, ketika
salah seorang menyalahgunakan account, TraveLosophy Foundation segera
memblokirnya sambil tidak bertanggung jawab atas deposit didalam rekening: itu
mudah.
Lantas bagaimana jika, TraveLosopher tetap mendonasikan
5%-nya, tapi memiliki 95% profit. “Sama saja, itu juga tidak bijaksana”. Hasil
dampaknya tidak jauh berbeda, fungsi pengawasan tetap tiada, tidak ada jaminan.
Selain itu saya paparkan kepada anda bahwa, berdirinya TraveLosophy Foundation
sebenarnya digawangi dan dijalankan oleh sebuah tim yang terdiri dari beberapa
orang. Tim inilah yang rela turun tangan membantu menawarkan fasilitas dan
layanan menguntungkan tersebut. Yang rela ditolak. Mereka bekerja membuat ide,
sistem, cara kerja, desain, mekanisme, konsep, berikut merumuskan idealisme
yang sebagianya telah dipaparkan sebelumnya tadi. Sedang calon agent tinggal
menikmatinya dimeja saji, rasanya seperti sedang promosi jabatan menjadi bos
baru dikompetisi menjadi kaya #bonusgame. Learn the rule, than play better. Yang
saya pahami untuk mengurus permasalahan bangsa yang banyak PR seperti ini, kita
harus berbagi tangan. Termasuk pada persoalan kesejahteraan finansial. Rakyat
tidak sepenuhnya dapat mengandalkan pemerintah. “Berhenti menghujat gelap,
nyalakan lilin”.
Sebagai manusia normal, TraveLosophy Foundation Team ini
tentu tidak dipungkiri juga membutuhkan kucuran finansial untuk bertahan hidup,
sama seperti mereka yang telah berusaha dibantu survive, yaitu para TraveLosopher
dan special TraveLosopher. Dari 25% profit itulah, dana itu diambilkan. Lebih
dari itu prosentase yang jauh lebih kecil dari hak TraveLosopher itu sebagianya
akan digunakan untuk mengembangkan fasilitas bagi pengembangan dan penambahan
jumlah “Special TraveLosopher” baru. Dimana deposit awalnya ditanggung
TraveLosophy Foundation. Semua akan difasilitasi dan dituntun sampai mereka
bisa berlari dan dapat beroprasi dengan sangat efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan TraveLosophy Foundation Team, TraveLosopher, dan Special
TraveLosopher yang saling interdependence, saya pribadi yakin, akan tercipta
suatu organisation enviroment yang sehat. Sekali lagi, dimasa depan,
TraveLosophy Foundation berharap akan dapat mengelola 5% profit yang
digabungkan dari setiap agent diseluruh Indonesia untuk kegiatan sosial yang
lebih bermanfaat.
Kebijakan
seperti inilah yang diharapkan akan mewujudkan suatu kearifan dan
kebijaksanaan. Sebab dengan kebijakan ini, terciptalah keseimbangan dalam
kehidupan. Bahwa dalam kontribusi semua pihak, tidak ada yang dirugikan atau
merasa dikesampingkan. Kita tidak membangun yang satu dengan menghancurkan yang
lain. Tidak mencintai yang baru lalu membenci yang lama. Ini sesuai dengan
konsep balance dalam filsafat Islam,
atau konsep yin dan yang pada falsafah China. Komposisi situasi dalam sebuah
kondisi organisasi yang bertolak-belakang, namun justru saling melengkapi satu
sama lain. Kita berhasil menggabungkan dua tujuan itu kawan: bisnis dan social
program. Hanya saja kita perlu bersikap sesuai situasi dan kondisi: kita sedang
memakai baju apa...?. Kalau bisnis ya bisnis, kita mencari keuntungan. Kalau
kerja sosial ya kerja sosial, kita membantu peradaban.
“Bagaimana
menurut anda jika TraveLosophy Foundation Team tidak juga mendapatkan bagian
finansial, mereka memberikan semua haknya kepada agent tamak...?”. Benar, yang
akan terjadi adalah, organisasi ini hancur, tidak ada yang eksis. Team berusaha
mengangkat derajat orang lain, tapi membakar dirinya sendiri. Pernahkah
mendengar, “Jika anda tidak bisa berenang, jangan menolong orang tenggelam”.
“Yo nek gak iso ngelangi, ojo nulong wong keleem, bongko pindo cook....”. Bahwa
sekali lagi tidak ada yang salah dalam hal ini. Pernahkah mendengar, “Cinta
dunia itu haram, tapi mencari dunia itu wajib”. Hubbuddunya iku haroom, tapi
tolabuddunya kuwi wajeeb. Bagaimana mungkin seorang muslim bisa tenang
beribadah jika sandang, pangan, papanya tidak tercukupi: anak istrinya
terlantar. “Memangnya orang jihad tidak butuh dana...?”. Anda demo reformasi 98
saja membutuhkan uang, dan itu high cost loh. Jangan dikira nabi edisi terakhir
itu kere tapi bisa berjuang dan anda tiba-tiba bisa menikmati perjuanganya.
“Coba cari tahu mas kawin yang dipersembahkanya untuk Khadijah...”. Ada banyak
bukti selain itu, yang menunjukan bahwa Muhammad itu kaya. Dan saya tidak
pernah mendengar ada nabi mati kelaparan, atau mereka mengemis rejeki di
emperan pasar. “Jadi seorang muslim itu harus kaya...?”, ya. Yang saya pahami
esensi prinsipil “pasti” Islam sebagai agama sempurna itu mengajak penganutnya
untuk hidup bahagia, dan sudah seharusnya demikian.
Sehingga
jika ada seorang muslim yang tidak bahagia, berarti bukan islamnya yang salaah,
tapi manusianya yang goblok. Jadi justru menjadi kewajiban bagi Team untuk
mengambil hak, toh itu tidak merugikan yang lain: ini kan simbiosis saling menguntungkan.
Hidup sudah sulit, jangan dipersulit. Meski saja, uang itu hanya salah satu
faktor, salah satu saja. Ketahuilah, saya pribadi tidak mencari uang kecuali
hanya sebagai sarana. Life is not for to eat, but we eat to life. Life is not
for to work, but we work to life. Jadi tujuan utamanya adalah hidup itu
sendiri. Ya...ya...kebahagiaan juga. Dan sudah seharusnya manusia bahagia
ketika dapat membantu sesama. Uang sendiri tidak memiliki manfaat langsung
kecuali ditukarkan dengan barang atau jasa. Fungsi uang yang sesungguhnya hanya
sebagai standar moneter, alat tukar, dan penyimpan nilai saja, tidak lebih.
Seseorang tidak akan kenyang karena memakanya. Jadi sebanyak apapun jumlahnya,
tidak begitu berharga, uang tidak memberi “manfaat langsung” secara ekonomi,
berbeda dengan roti.
Yang
saya pahami, adil dan bijaksana itu tidak sama, keduanya berbeda. Adil, secara
umum, berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Tapi kebanyakan orang membuatnya
ambigu dengan mempersamakanya dengan makna bijaksana. Ini mungkin sebab
seringnya kedua kata itu bersanding dalam percakapan: adil dan bijaksana. Bijaksana
dapat anda pahami dalam sepenggal kalimat ini, “Jika tidak demikian, maka tidak
pantas”. Nek gak ngono gak pantes. Itu sedikit mengandung unsur makna disiplin,
yaitu sesuatu yang secara fundamental tetap harus kita lakukan meskipun kita
tidak menginginkanya. Jika seorang Qadi’ yang memutuskan bahwa seorang pencuri
yang melebihi batas nishab dan terbukti bersalah harus dikisos potong tangan,
bukan berarti hakim itu tidak adil. Tapi hakim itu sedang menjalankan tugas
menjadi bijaksana, “Katakanlah yang benar walaupun itu pahit”. Siapa yang akan
bertanggung-jawab jika semua orang menjadi garong karena tidak tercipta efek
jera. Demikian sampai disini, kita secara umum cukup mengerti bagaimana peran,
vision, and mission of TraveLosophy Foundation.
Saya
berharap anda yang beruntung mendapat tawaran ini akan bergabung. “Let’s join
us...”. Terutama yang bukan terlahir dari orang tua yang kaya raya. Mereka yang
lahir dalam keluarga yang kaya raya memang sangat beruntung, saya biasa
menyebut mereka “The Lucky Sperm”. Mereka adalah para titisan sperma yang
beruntung. Di jum’at pagi yang indah sebuah sel sperma tiba-tiba harus bersaing
dengan jutaan sperma lain untuk membuahi sel telur dan bertahan hidup. 9 bulan
kemudian 2 sel tersebut akan lahir dalam bentuk yang jauh berbeda, sebagai
manusia. Artinya jutaan sel lain yang kalah kompetisi harus mati, RIP, mereka kalah
dalam damai. Jadi tidak salah jika orang mengatakan, “Manusia lahir sebagai
pemenang”. Mereka lahir, dan tiba-tiba mendapati diri mereka sangat kaya, itu
tampak menyenangkan. Mereka mendapati semua kebutuhannya tercukupi, mereka
bebas memiliki apa yang mereka inginkan, mereka tidak perlu membuktikan apapun.
Lain
soal dengan mereka yang lahir miskin. Orang tua cerdas mereka yang menyesal
hanya bisa mengatakan kepada anaknya, “Sadarlah kita orang miskin, pergilah ke
sekolah, dan bangunlah bisnismu sendiri”. Saya tidak tahu apakah nasehat orang
tua miskin akan membuat seorang anak menjadi kaya, mungkinkah orang gagal akan
mencetak orang sukses...?. Saya berharap kita tidak menyalahpahaminya kawan,
apapun yang terjadi peran orang tua sangatlah erat berdampak pada kesuksesan
anaknya. Tidak perduli mereka miskin atau kaya. Bahkan saya berkali-kali
melihat anak orang-orang kaya dimasa tuanya hanya bisa bertahan hidup seadanya,
terlilit hutang, sakit-sakitan, dan serba susah. Ini keadaan yang mengerikan.
Seorang manusia terpaksa hidup miskin dan tidak berkualitas.
Lebih-lebih
mereka yang menghujat-hujat Tuhan karena lahir dari ibu yang miskin. Betapa
tololnya mereka dan tidak bersyukur. Yang saya tahu, ada 3 wanita yang paling
penting dalam kehidupan seorang lelaki. Pertama, ibu, dia mati-matian melahirkan
kita, dan kita tidak bisa memilih lahir dari rahim yang mana. Dan sehebat
apapun lelaki, dia selalu lahir dari seorang wanita. Maka tidak pantas kalau
pria bersikeras menjajah wanita #asyeeek. Dua, anak, dia adalah generasi
penerus kita, yang akan menunjukan kepada dunia bahwa kita sempat ada meski
sejenak. Lagi-lagi, kita tidak bisa memilih akan memiliki anak yang seperti
apa: ganteng, mancung, kribo, atau pesek. Tapi yang ketiga ini sedikit berbeda.
Tiga, istri, ini penting sebab dialah yang akan menjadi pendamping sehidup-semati,
madrasatul ula, guru pertama bagi anak-anak kita. Sebabnya kalau mencari istri
yang pinter, kalau bisa yang lulusnya cumlaude, jadi anak-anak manusia nantinya
pada tidak jadi berandalan. Dan Tuhan, kali ini masih memberi kesempatan
seorang lelaki untuk memilih, mana yang paling cocok menjadi belahan jiwanya
#asik3X. Saya memahami, yang berat bagi seorang wanita itu menunggu pinangan
#maalugua.
Ini
kenapa pembicaraan kita kok jadi tidak jelas, back to the topic. Naah, jika
anda menolak tawaran ini menurut saya itu kurang baik bagi anda. Sebab anda
sedang membuang sebuah kesempatan untuk belajar, itu sangat bernilai.
“Bagaimana jika saya gagal...?”. Saya dengan segala keterbatasan manusia, tidak
bisa memastikan apakah anda akan berhasil atau tidak. Saya tidak mengatakan
secara pasti anda akan kaya. Dunia penuh ketidakpastian, segalanya bisa runtuh
begitu saja dalam sekejap, bahkan pada hal-hal yang kita kira sangat kokoh.
Dunia sangatlah rapuh. Sometimes we win, sometimes we learn. Secara personal,
saya yakin kita akan kaya. Yah, saya hanya yakin, tanpa pernah tau pasti apakah
dimasa depan itu benar-benar terjadi atau tidak. Kalimat itu hanya sekedar
menunjukan rasa optimis. Setidaknya, mengucapkanya membuat hati sedikit lebih
nyaman. Hampir semua orang ketakutan akan masa depanya, masa depan warna-warni
yang serasa sulit dibangun.
Bahkan
semenjak sebelum kulyah, saya sering bertanya, berapa harga saya setelah
lulus...?. 3 juta...? 4 juta...?, saya mengira tidak lebih dari itu. Untuk
fresh graduate yang cukup beruntung saja, maksimal perusahaan hanya akan
memberikan 2,7 juta sesuai UMR. Jelas itu dibawah standar, diluar Jakarta tentu
lebih murah. Itu pun saya menjadi pegawai kontrak alias outsourcing, selain
stigma yang buruk, saya merasa tidak aman. Ada puluhan ribu sarjana baru yang
diproduksi universitas-universitas setiap tahunnya, yang saya akan bersaing
mati-matian dengan mereka untuk sebuah posisi tukang ketik, bahkan sampai
berdarah-darah. Silakan cek berapa angka pengangguran di Indonesia. Anda akan
cukup kaget. Dengan banyaknya pencari kerja dan demografi yang demikian
komplek, kapitalis lokal maupun impor yang cukup jenius akan serampangan
memanfaatkan ini.
Ingat,
jika banyak maka menjadi murah. Tidak perduli seberkualitas apapun lulusan,
prinsip kapitalis pada dasarnya akan tetap menggaji jongos semurah-murahnya.
Produksi semurah-murahnya, jual semahal-mahalnya. “Anda tahu kenapa Nike
hengkang dari Indonesia...?”, karena buruh China dan Tailand mampu memproduksi
sepatu lebih banyak dengan gaji lebih murah, betapa rendahnya kualitas kuli
kita. Jika kebetulan saya diposisi itu, dan saya menantang dengan alasan gaji
murah, mereka kapitalis hanya akan berkata, “Ooh...silakan...anda bebas angkat
kaki dari sini...saya sama sekali tidak keberatan...ada ribuan orang diluar
sana yang mengantri untuk menggantikan anda...saya tidak merasa terancam...”.
Saya
pernah membaca dalam sebuah buku, lalu menemukan sebuah mitos yang aneh. Anda
boleh percaya boleh tidak. Kadang kita bisa tau berapa isi kantong seseorang
tanpa harus mengetahui struk gaji bulananya. Ini sederhana, penulisnya
mencatat, “Jika ingin mengetahui berapa isi kantong seseorang, lihatlah 5 orang
terdekatnya, isi kantongnya tidak akan jauh berbeda dengan mereka”. Orang
terdekat: secara frekuensi lebih sering berhubungan, tingkat komunikasi tinggi,
mempunyai kedekatan personal lebih. Memang ini tidak bisa dikatakan mutlak,
hanya seringkali ada benarnya. Teman berkualitas membuat hidup berkualitas.
Mesti saja, pandangan orang lain terhadap kita mempengaruhi kesuksesan kita.
Kita adalah apa yang kita lakukan. Jika TraveLosophy Foundation menawarkan anda
fasilitas ini, artinya anda beruntung. Anda dipandang baik oleh orang lain,
anda dapat dipercaya.
Saya
tau persis rasanya menjadi pengangguran, apapun akan dikerjakan demi selembar
uang. Apalagi jika anda hidup di Jakarta, dimana kapitalis-kapitalis terkuat
dan terkejam ada disini. Mereka tidak segan-segan melakukan apapun untuk
menjadi semakin kaya, bahkan menghancurkan kompetitornya tanpa ampun jika
mereka mengancam sumber uangnya. Semua orang ingin mendapatkan keamanan
finansial dengan bekerja dan mendapatkan gaji. Umumnya kebanyakan orang takut
berbisnis, termasuk saya, orang mengira penghasilan bisnis tidak pasti. Seorang
pegawai menganggap bahwa gajinya adalah sesuatu yang “niscaya”. Bosnya adalah
penjaminya, mereka tidak sadar bahwa bosnya sedang berbisnis, dan penghasilanya
juga tidak pasti. Itu keamanan yang rapuh. Saya tidak menakut-nakuti siapapun,
tapi begitulah faktanya. Saya sendiri merasa takut, bahkan tentang masa depan
yang pada dasarnya “belum terjadi”. Namun hendaknya, “Jangan menagis sebelum
dipukul”. Organisasi ini tidak mencetak mental pecundang. Saya paham seseorang
perlu cemas, kita perlu tahu apa yang menyebabkan bisnis berjalan buruk.
“Buatlah keputusan, putuskan saja, dan yang terjadi...terjadilah...”. Belajar
dari masa lalu, hidup untuk hari ini, berharap bagi masa depan.
Sama
sekali tidak ada salahnya menjadi pegawai, itu menyenangkan dan menambah
relasi. Dimasa depan saya juga akan melakukanya. Hanya saja kata Warren Buffet,
“On Earning: Never depend on single income. Make investment to create a second
source”. Dan menjadi TraveLosopher saya kira salah satu ide yang bagus untuk
memulai investasi. Siapapun bisa memulai dari bisnis ini, lalu membangun bisnis
yang lain. Saya sendiri hanya mencoba memulai lebih awal. Orang bodoh harus
melakukanya pada saat akhir apa yang orang bijak melakukanya di awal. Apa yang
kita awali, menetukan apa yang akan terjadi. TraveLosophy Foundation membantu
mereka yang takut gagal, kami membatu menanggung resiko. TraveLosopher memiliki
resiko yang jauh lebih rendah dari travel agent normal lain yang lebih berani
melakukan investasi. Untuk awal tersedia kuota untuk lebih kurang 10-20 orang
TraveLosopher. Menurut hemat saya ini cukup besar, karena secara teknis
menyediakan training untuk 20 orang secara bersamaan saya kira cukup menguras
waktu dan tenaga. Jika dianggap kecil, yang jelas, kualitas jauh lebih penting
daripada kuantitas. Lebih baik sedikit tapi teratur, daripada banyak tapi
unmanage.
Baik
setelah background, vision & mission, mari kita menyentuh sedikit tentang
values. Nilai utama apa yang paling ingin diangkat dari sistem ini. Begini,
untuk lebih mudahnya kita singkat TraveLosophy Foundation dengan TF. Kejujuran,
yang saya pahami mental ini adalah akar dari segala kemakmuran. TF mengamati
konsep “kantin kejujuran” yang dulu banyak menjamur sebagai pendidikan yang dibudayakan,
sangat cocok digunakan sebagai program uji nyali. Di kantin itu hanya ada
barang-barang yang ditata rapi di sudut-sudut rak, tidak ada penjual. Semua
pembeli mengambil sendiri semua yang dibutuhkanya, dan bayar-bayar sendiri,
mengambil kembalian sendiri, dan bertanggung jawab sendiri atas apa yang mereka
lakukan. Yang tahu persis tindakanya hanya dia dan Tuhan.
TF
dengan suatu harapan besar, akan dapat beroperasi dengan metode yang sama. Seperti
kantin kejujuran. TF tidak akan terlalu cerewet mengingatkan aturan maupun
kewajiban yang sejak awal telah dijelaskan dan disepakati, TraveLosopher harus
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Bahkan soal keuangan, TF tidak akan
terlalu bocor mengingat-ingatkan TraveLosopher seperti jarum jam, yang setiap
detik berbunyi: lalu setiap jam menjerit-jerit. Termasuk kualitas laporan
keuangan, TF tidak akan bayak bertanya, tim akan terima jadi. Ya, meskipun pada
dasarnya semua transaksi akan secara total muncul laporanya pada server, ini
hanya soal amanah yang diserahkan dengan tulus. Ini pendidikan mental, konfigurasi
jiwa. Menurut Abraham Lincoln, “Jika anda ingin menguji seseorang, berikanlah
dia kekuasaan”. “Mengapa kekuasaan...?”, kita tidak dapat mengetahui mental
seseorang yang sebenarnya sebelum kita benar-benar melihat, bagaimana sikap
seorang pemimpin ketika dia sedang berkuasa. Jadi seorang capres sangat mudah
mengumbar janji ketika kampanye (sebelum berkuasa), tapi asal tau saja,
pembuktianya tetap, hanya ketika dia telah berkuasa. Semuanya memang tidak
terjamin, tidak ada layanan purna jual.
Menurut
anda apa solusi logis yang dapat menyelesaikan masalah tidakan korupsi dan
tidak jujur di negeri ini...?. Hemat saya, lagi-lagi, korupsi itu masalah
mental yang gagal dibangun. Membangunya adalah dengan teladan dan model yang
baik, sedang Indonesia krisis figure. Kita kekurangan guru bangsa, orang-orang
yang benar-benar dapat dicontoh dan nasehatnya dapat menjadi titah, orang yang
sangat bijaksana sekaligus karismatik. Ketiadaan guru yang mumpuni ini membuat
generasi bangsa menjadi tolol. Yang saya pahami, ada dua sebab mengapa orang
menjadi tolol. Pertama, karena pada dasarnya dia tolol. Dan kedua, dia korban
salah guru. Dia belajar pada guru yang tolol, dan menjadi tolol.
Seorang
politisi seharusnya memahami, bahwa dia adalah seorang negarawan. Dia merupakan
abdi negara, abdi dalem, pelayan rakyat. Tidak jauh berbeda, mereka berusaha
menolong orang tenggelam. Dan tidak seharusnya melakukanya sambil membakar
dirinya sendiri, atau jika tidak bisa berenang. Menurut saya jika seorang
negarawan korupsi, artinya, “Dia belum selesai dengan dirinya sendiri”. Termasuk
secara finansial, kadang benar uang adalah akar dari semua masalah. Sebabnya
politisi salah didik ini menjadi jenis manusia dengan otak proyek. Ini tidak
salah selama sesuai aturan, yang menjadi masalah adalah ketika mereka melebihi
batas yang tidak seharusnya. Para ahli politik tahu itu. Profesors saya
mengajarkan, “Jika anda ingin masuk politik, ya anda mengabdi”, begitu katanya.
“Jika tujuan anda adalah uang, ya anda bisnis”. Jika seseorang masuk politik
tapi tujuanya uang, itu namanya salah fokus. Sebabnya, saya berpikir lebih
lanjut, jika seseorang berniat masuk politik, sebaiknya dia harus selesai
dengan dirinya sendiri, “bebas secara finansial”. TF berusaha membantu
mewujudkan ini.
Menjadi
kaya adalah tindakan preventif dari korupsi. Tingkat kriminalitas disuatu
negara berbanding lurus dengan tingkat kemiskinan. Di somalia, orang banyak
menjadi bajak laut karena mereka miskin, kelaparan, kepepet, dan tolol. Disana
tidak ada pendidikan. Kemiskinan itu dekat dengan kekufuran, dan kekufuran
dekat dengan kekafiran. Ada banyak kasus dimana iman seorang muslim dikorbankan
hanya karena 3 kardus mie instan. Mencegah selalu lebih baik daripada
mengobati. Preventif bukan kuratif. Kita mengakomodir sebab, bukan merekayasa
akibat. Sangat mudah bersikap murah hati ketika kita memiliki banyak. Jika
seseorang kaya, dia tidak akan berpikir menukar berlian ditangan dengan isi
jamban. Toh dia sudah bahagia dan merasa cukup, untuk apa berpikir bertindak
mendapat lebih secara tidak hormat. Saya percaya, itu tidak menutup kemungkinan
to crime, setidaknya kita memperkecilnya. Saat seseorang kaya berpikir kurang
haram, kadang, dia membuat keadaan buruk menjadi semakin buruk.
Saat
Mark Zuckerberg di umur 19 tahun telah membangun Facebook, di masa yang sama
kita telah membangun apa...?. Ini tidak perlu dijawab, jika kenyataanya kita
tidak membangun apapun. Kadang, pada waktu tertentu, omongan hanya akan
menghasilkan alasan. Dan diam menjadi solusi terbaik atas semua masalah.
Daripada berbicara meningkatkan level dari DEFCON 3 ke DEFCON 1, mari kita
diam. Kita diam, tapi saling mengerti. Saya tidak bermaksud menyindir siapapun,
ketika misalnya ada aktifis tanpa modal finansial yang kuat berusaha masuk
politik. Hanya saja berdasarkan pengalaman pribadi, itu berbahaya dan riskan.
Kira-kira pada umur berapa anda berencana menjadi “bebas secara finansial”...?.
Terlepas dari intrik politik: JK, Dahlan Iskan, dan Menteri Susi adalah contoh
yang baik dalam hal ini. Sekarang, mari kita merambah pada aspek lain dari
business description, organization structure.
Baik,
apakah menurut anda struktur organisasi diatas merupakan birokrasi yang
keren...?, menurut saya tidak, halusnya belum tentu. Secara teknis, saya benci
sesuatu yang rumit, saya suka yang sederhana. Dan atas nama efektifitas serta
efisiensi, struktur semacam fractional diatas akan dianggap spektakuler oleh
kebanyakan orang. Berdasarkan pengalaman, Indonesia memiliki birokrasi yang
teramat rumit. Contoh, menurut ekonom senior World Bank, Vivi Alatas, perijinan
memulai usaha di Indonesia membutuhkan waktu 45 hari. Di Malaysia saja hanya 5
hari selesai. Semakin lama proses investor akan malas dan urung sebab itu jelas
membengkakan biaya produksi. Sementara di negara tetangga lain: Singapore (3
hari), India (30 hari), Thailand (30 hari), Filipina (35 hari), China (38
hari), dan Vietnam (42 hari), Indonesia tetap kalah. Ya, ini data tahun
kemarin, semoga tahun ini jauh lebih baik. Lebih-lebih, dengan birokrasi
seberbelit-belit itu, hanya untuk mendapatkan jawaban atas satu pertanyaan saja
saya harus melewati 7 level birokrasi yang pasti membuang waktu dan
menghabiskan biaya. Beruntungnya, TF bukan birokrasi yang seperti itu, jadi
jika anda memiliki pertanyaan penting, anda bisa langsung menanyakanya kepada
saya dan segera mendapatkan jawabanya.
Selanjutnya
beralih ke SWOT analysis (Strength, weakness, Opportunity, and Threat). Kita
perlu memahami dalam setiap jenis bisnis selalu ada kekuatan tersendiri,
kelemahan tersendiri, kesempatan tersendiri, dan ancaman tersendiri dibanding
bisnis lain. Yang mempengaruhi itu semua dalam pemahaman saya adalah sebab
betapa bervariasinya kondisi personal masing-masing manusia: sebagai pelaku
ekonomi. Dalam pikiran saya, sebuah kondisi tertentu selalu terdiri atau
dibangun atas beberapa komposisi tertentu. Kadang dia begitu komplek secara
nalar dan tidak dapat dipastikan, dunia penuh ketidakpastian. Ornamen kondisi
tersebut biasanya disusun oleh beberapa detail-detail item seperti: pilihan,
rasa takut, informasi, rencana, tempat, waktu, modal, adat-istiadat, emosi,
pendidikan, agama, hukum, komunikasi, hubungan, bahkan sampai mitos, dsb.
Kadang saya berpikir, sambil berjalan-jalan dipasar misalnya, katakanlah Tanah
Abang, bahwa hampir disudut-sudut market sampai diemperan “ada” orang
berjualan. Mereka menjual product dari kualitas terbaik sampai kualitas yang
paling jelek (bisa dibilang tidak berkualitas). Saya kadang mampir ke pasar
loak dibawah play over Kebayoran Lama sekedar melihat-lihat Jakarta. Saya mengamati
perkampungan kumuh dengan barang dagangan yang hampir semuanya rongsokan. Dari
yang menjual tali sepatu yang hanya sebelah saja, sampai peniti berkarat. Saya
bertanya-tanya, apakah ada kemungkinan pembeli yang rela membayarkan uang
mereka untuk barang-barang itu. Anehnya, itu ada, awalnya saya tidak percaya
melihatnya, “Tuhan begitu adil mebagikan rizki”. Sejak itu saya yakin, hadits
itu benar, sudah seharusnya kita bertawakal sebagaimana burung yang pergi di
pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.
Lah
SWOT-nya mana bos...?. Oh, itu kan rahasia perusahaan, jadi anda tidak perlu
tahu #songongkan?. Hmm...pada dasarnya ini bukan business plan proposal resmi
yang harus dipresentasikan di sidang RUPS sebuah perusahaan emiten di bursa efek.
Jadi anggap saja ini sebagai obrolan pagi yang menyenangkan sambil berkata,
“Selamat pagi, malam...”. Menyangkut operational and product aspect yang
terdiri dari: product description, product system, dan product management, itu
tidak perlu dijelaskan karena PT. MMBC sudah lebih dari jelas memaparkanya. We
just take for granted for that all. Anda dapat membacanya di website. Namun
untuk supply chain, sekedar informasi, sebagaimana travel agent non-online lain
yang menggunakan jasa penyedia server dan layanan, rantai penawaranya sama
panjangnya: sekali lagi sama. Mula-mula maskapai memberikan n harga tiket dan
kuota tertentu kepada travel agent raksasa sekelas perseroan-perseroan dengan
margin profit tertentu: net to agent (NTA)---setahu saya MMBC ataupun Traveloka
sama 5%-nya. Lalu mereka menjual kepada travel agent yang level referensi
bisnisnya lebih rendah. Biasanya jenis badan hukumnya CV, firma, atau bentuk
lain yang lebih sederhana. Nah mereka PT. Besar rela membagi margin profit
kepada travel agent kelas lumba-lumba ini, tujuanya sederhana: agar mereka
tetap mendapatkan kepercayaan dari maskapai sehingga ada jatah kuota tiket dan
mereka lebih mudah mengoperasikan bisnis karena berbagi tangan dengan yang
lain.
Dengan
mengerjakannya bersama-sama segalanya jadi lebih mudah. “Ringan sama dipikul,
berat pikul sendiri ya, saya malas bantu”. Jadi supply chain: Maskapai – Travel
Agent paus – Travel Agent Lumba-lumba – langsung konsumen. Naah, dari sini kita
bisa lihat, saya yakin bahwa harga dari maskapai ke perseroan manapun akan
relatif sama demi keadilan pasar dan bisnis yang sehat. Demikian juga dari
perseroan ke level di bawahnya. Pada akhirnya travel agent kelas cacing
menjualnya ke konsumen dengan harga yang telah dinaikan atau diturunkan, ini
tentu dipengaruhi system operasi juga, “Apakah high cost...?”. Sehingga, harga
di ujung rantai relatif sama, tidak jauh berbeda. Kita tahu, semakin panjang
supply chain akan semakin mahal harga diujung rantai. Kalaupun berbeda biasanya
hanya 10-15 ribu saja, kecuali rute-rute tertentu (berbeda per perusahaan) yang
memang sengaja di promokan sebagai daya saing antar kompetitor. Kadang sampai
50%, ini terdengar gila tapi fakta. Prinsip ini semacam permainan harga antara
Indomaret dan Alfamart.
Jika
anda jeli, anda akan melihat bahwa Alfamart menjual barang-barang item tertentu
(jenis berbeda dari pesaing) lebih murah daripada Indomart, demikian
sebaliknya. Sebabnya, jika kadang travel agent online sekelas Traveloka lebih
murah 10-15 ribu itu wajar, karena biaya produksinya rendah. Dimana mereka
tidak harus membayar banyak karyawan dan biaya tambahan jalanan lain untuk
beroperasi, semuanya via online. Mereka rela banting harga, kan profit sharing
5%, jadi dikurangi sedikit tetap tidak rugi asal mereka crowd. Kebijakan memotong
supply chain agar tidak terlalu gondrong. Meski berdasarkan pengalaman, pada
rute-rute tertentu travel agent non-online justru lebih murah dari agent
online, bahkan website maskapai. Seseorang akan memahminya saat menjalaninya
sendiri. Sekali lagi ini semacam permainan harga, semua punya spesialisasi
masing-masing, itu baik secara economic theory. Saya akui untuk tahun ini setelah
beriklan di televisi dan media lain, berdasarkan survey lagi-lagi, traveloka
memiliki average rating tertinggi dalam penjualan ticket menggeser posisi MMBC
di nomor satu.
Namun
bukan berarti dagangan travel agent non-online akan tidak laku semuanya. Sebagaimana
saya jabarkan tadi, ini dipengaruhi oleh betapa “variatifnya komposisi kondisi”
yang akan banyak berdampak terhadap keputusan seorang manusia: konsumen. Bisa jadi
utamanya pada case ini: tingkat kepercayaan konsumen pada travel agent online,
tingkat kesibukan, tingkat kesulitan complain (kasus tiket hangus), ketersediaan
infrastruktur, tidak semua orang memiliki memiliki account di situs online (registered),
konsumen pembayar kes, tidak semua orang memiliki kartu kredit atau internet
banking, relasi, time limit pembayaran yang sempit, tidak semua orang mengerti
mekanisme online, prosedur refund yang memakan waktu lama, layanan check-in
online, dsb.
Akan
tetapi menurut saya yang paling berpengaruh dari semuanya adalah informasi. Tentu,
ini erat hubunganya dengan marketing. Sederhanya, seseorang dapat memiliki
produk terbaik di dunia, tapi jika tidak ada orang yang mengetahuinya, itu
tidak akan berharga sedikitpun. Bukalah sebuah toko berlian terbaik didunia, tempatkan
outletnya di pangkal gua di pedalaman Amazon, produk anda tidak akan pernah
berharga, anda tidak terjamah. Ada banyak penyanyi di dunia dengan suara
sebagus Michael Buble, tapi mereka bernyanyi di toilet dan tidak seorang pun
yang pernah mendengarnya. Riwayatnya tampak seperti saya, bakat lahir tidak
banyak membantu. Itu seperti beras yang tidak pernah dimasak, tidak akan
menjadi nasi. Ada banyak penyanyi sampah karbitan diluar sana. Tapi apapun,
kita perlu menghargai seseorang yang mencoba berkarya. Nah, dari variasi jumlah
informasi di masing-masing otak manusia, sebuah keputusan untuk menjual atau
membeli menjadi demikian variatif pula: tidak monoton.
Sekarang
kita beralih ke marketing aspect, dimulai dari 4P (Product, Price, Place,
and Promotion). Sekali lagi ini bukan sebuah
proposal sungguhan, ini hanya catatan harian, jadi saya hanya menulis apa yang
perlu ditulis. Pertama, product. Baik ini adalah detail produk layanan yang
bisa dijalankan oleh setiap TraveLosopher. Tiket
Pesawat Domestik dan Internasional (Garuda, Sriwijaya, Lion, Airasia, Citilink,
Kalstar, Susi Air, Turkish Airlines, Singapore Airlines, British Airlines,
Qatar Airlines, Etihad, Fly Emirates, KLM, Korean Airlines, China Airlines
dll), Tiket Kereta, Paket Tour (Asia, Eropa, internasional, dsb), Umrah dan
Haji (plus), Reservasi Hotel, Rental Mobil (JABODETABEK), Antar Jemput Bandara
(Jakarta, Medan), Paket Kilat Lion Express (sementara counter JABODETABEK, bisa
kirim ke seluruh dunia dan di pick up), Produk Telkom (include SPEEDY), PDAM
AIR (PALYJA, AETRA, kota Bandung, Kab. Bandung, kota Malang, kota Batu,
Palembang, Jambi, Padang, Lampung), PLN LISTRIK (Pra-bayar, postpaid), PULSA
Semua Operator, Kartu Postpaid (XL, Telkomsel, Indosat, Flexi, Esia) TV/Internet
Berlangganan (Telkomvision, Indovision, Okevision, TOP TV), Leasing Finance (FIF,
BAF, MCF, MAF, WOM) Voucher Games Online (Megasus, LYTO, Gemscool).
Kedua, price. Untuk masalah harga sebaiknya
kita pakai harga normal dan standar dari MMBC: alias online dari maskapai
langsung. Ini biasanya sudah lebih murah dari website maskapai, terutama untuk
Lion dan Sriwijaya. Dan kita umumnya cukup bersaing dengan travel agent online
pada beberapa rute, apalagi non-online: relatif sama. Meskipun beberapa agent
non-online justru biasa menaikanya beberapa ribu rupiah dari harga dasar. Seringkali
harga akan berubah-ubah sesuai sisa seat yang tersedia, semakin sedikit semakin
mahal, sebagaimana umumnya sistem penjualan tiket lain. “Jika langka, maka
menjadi mahal”. Selain itu untuk mengurangi biaya tambahan, usahakan merekomendasikan
konsumen transfer ke sesama bank ke 4 bank utama yang telah disebutkan tadi,
jangan ke OCBC: itu secara teknis merugikan dan menaikan biaya total. Komisi dari
setiap penjualan tiket berdasarkan pengalaman sudah lebih dari pantas. Lalu place.
Pada kasus yang satu ini saya mengira ini tidak perlu dijelaskan. Toh semua
tahu dalam bisnis apapun, kebijakan tempat haruslah srategis. Tentu ini hanya
berlaku bagi mereka yang ingin serius membuka counter. Bagi yang tidak, cukup
online via medsos saja.
Promotion. Yang saya pahami ini termasuk yang
paling penting dari sekian pembahasan. Promosi adalah salah satu faktor yang
memungkinkan suatu produk menjadi bernilai atau tidak. Seseorang yang takut
gagal pun seharusnya memahami kausalitas dari permintaan dan penawaran secara
filosofis. “Permintaan dapat terjadi karena penawaran, dan penawaran dapat
terjadi karena permintaan”. Baik anda pada posisi penjual atau pembeli, pasti
pernah mengalaminya. Dulunya orang tidak pernah memakai bohlam sebagai penerang
disaat malam. Tapi semenjak Thomas Edison membangun General Electric dan “menawarkan”
itu secara masal, hari ini orang-orang menikmati Eifel dengan romantismenya. Dalam
promosi, saya punya resep pribadi yang tidak perlu saya ceritakan, sebab itu
akan membutuhkan 3-5 halaman lagi demi menyelesaikan postingan ini. Sedang saya
punya pekerjaan lain yang harus diselesaikan---jari saya mulai keriting.
Singkat kata, kita tidak perlu membuat website
sebagaimana travel agent non-online lain yang berusaha go-online. Atau beriklan
di TV, memasang baliho reklame dengan pajak kota, menyebarkan brosur,
menyiarkanya di radio, pasang ads di google, berorasi di auditorium, menjadi
sponsor acara spektakuler, atau mass transportation advertisement. Itu high
cost dan tidak efektif. Saya jamin anda tidak akan mengalahkan Traveloka,
Nusatrip, Tiket.com, atau Tiket2.com. Jadi itu percuma, anda membuang waktu. Toh
secara teknis kita hanya reseller, yang berdiri diatas pundak para raksasa. Lain
soal, jika seseorang telah mampu membangun jaringan bisnis yang potensial yang
lantas dilirik maskapai sebagai calon partner yang baik. Yang dalam waktu
singkat mereka akan membuat kontrak profit sharing. Apalagi, kebanyakan orang
skeptis terhadap iklan: termasuk saya. 50% dari yang membacanya akan
meludahinya. Bahkan saking skeptisnya saya, akan saya acungi jempol bagi mereka
yang mampu menarik hati saya: tentu saya tertarik dengan berbagai pertimbagan. Beriklanlah
sesederhana mungkin, jangan terlalu berlebihan, dengan catatan kebijakan anda “efektif”.
Setiap orang berkesempatan menawarkan, dan setiap orang berhak menolak. Tidak ada
orang normal yang mau dipaksa, mengerjakan sesuatu setulus hati adalah
kedamaian yang berlanjut sampai alam kubur. “Harta paling berharga dari seorang
manusia adalah kebebasan”.
Jika
saja anda bersikeras ingin beriklan secara masive. Saya merekomendasikan anda
menggunakan segala zero advertisement resource. Utamanya segala media yang free
alias gratis atau low cost: Wordprees, Blogspot, WA, Line, BBm, Kakao Talk,
Path, Instagram, Facebook, Twitter, atau yang mungkin cukup efektif You Tube
yang mudah di share linknya. Lebihnya, cukup anda pasang baner di rumah anda atau di counter bisnis yang komplemen. Perhatikanlah sifat dan fungsi iklan itu sendiri,
selagi tujuan anda tercapai dalam bentuk apapun media menurut saya bukan hal
penting. Intinya kita bisa menyampaikan apa yang perlu disampaikan. Bahkan Obama
menjadi presiden pun secara teknis pendulang suaranya berangkat dari peran
Facebook. Beberapa prinsip yang layaknya kita tahu hanyalah kalimat sesingkat:
Tengok, Datang, Tanya, Beli. Atau marketing yang terkenal dalam komunikasi
politik: Dikenal, Disukai, dan Dipilih. Meski saja seseorang akan lebih mudah
tertarik pada hal-hal yang unik, langka, dan spektakuler. Manusia kurang menyukai
sesuatu yang biasa-biasa saja, bahkan setiap media selalu membesar-besarkan
beritanya: membuat segala sesuatunya heboh dan mengesankan. Sebabnya, sejak
kecil saya tidak mempercayai televisi secara membabi buta. Dibutuhkan keahlian
tersendiri untuk mempromosikan. Dan, disitulah seseorang perlu belajar
bagaimana caranya menjual.
Next
step, furthermore: segmenting, targeting, positioning. Segmenya jelas: menengah
ke atas, perantau yang sering berpergian antar-pulau, penghasilan tinggi,
pekerjaan tertentu (DPR, artis, auditor, eksmud, ulama, pimpinan organisasi, inspektorat,
direktur perusahaan skala nasional, dokter, mahasiswa, dosen tugas belajar, dll),
pendidikan standar, tingkat kesibukan tinggi, pemalas yang maunya cepat dan terima
jadi juga cocok. Lalu targetnya sederhana, dimulai dari orang-orang terdekat
kita sendiri: teman kulyah, keluarga, tetangga komplek, teman kerja, tetangga
desa, dst. Ada baiknya jika kita mempunyai relasi dengan suatu institusi,
organisasi, atau lembaga pemerintah yang banyak membutuhkan tiket pesawat. Positioning,
kita memposisikan produk kita sebagai layanan yang jauh lebih baik, mudah,
murah, dan cepat daripada travel agent online maupun non-online dengan harga
yang sama atau bahkan lebih murah. Dengan layanan lebih prima sembari
menyediakan layanan tambahan check-in online gratis atau bonus pulsa 5-10 ribu
per transaksi (kita masih untung). Dengan gratis biaya transfer selama
ditujukan ke 4 jenis bank utama. Juga layanan cek rute dan booking gratis. Biasanya
time limit akan jauh lebih panjang, terutama untuk booking penerbangan H+ banyak.
Dalam hal apapun menjadi seorang pedagang artinya menjual
sesuatu. Memberi layanan terbaik merupakan suatu niscaya, pembeli adalah raja. Prinsip
lainya 7 S yang terkenal: Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun, Sholeh, dan
Sebarkan beritanya ya: jangan lupa itu penting. Sampai disini saya mengira
percakapan kita sudah cukup mencakup marketing strategy dan competitor
analysis. Terus lanjut, business development plan TF sangat sederhana. Setidaknya
dalam setahun ke depan ada lebih kurang 100 TraveLosopher plus Special
TraveLosopher yang beroprasi di seluruh Indonesia. Saya tidak tau apakah target
ini terlalu besar atau tidak. Yang jelas pada dasarnya sejak kecil saya kurang
suka dengan sesuatu yang biasa-biasa saja. Saya menyukai sesuatu yang luar
biasa dan spektakuler. Saya tidak mengatakanya dengan sombong, saya hanya memiliki
pemahaman baru untuk menyikapinya. Target besar : hasil besar, target kecil :
hasil kecil. Kalau gagal rasanya sama saja.
Yang
jelas sejak 2 minggu lalu gagasan ini di canangkan, sampai pada catatan ini
ditulis, sudah ada minimal 6 TraveLosopher yang siap beroperasi. 3 dari mereka
adalah para hafid Qur’an dan imam, salah satunya mantan staf DPR yang sedang
bosan menjadi kuli, sisanya dirahasiakan. Saya kira tidak sulit menemukan 94
lainya. Saya berharap mereka akan menjadi TraveLosopher terbaik yang pernah
ada, yang akan bahu-membahu membangun ibu pertiwi. Betapa bahagianya bisa
saling membantu. Saya pribadi baru menyadari akhir-akhir ini. Saya akan lebih
cocok bekerja dalam team, dan bekerja dengan orang-orang terbaik. Bagaimana jika
ternyata gagasan saya salah...?, sederhana saja, saya akan minta maaf. Tidak ada
hal yang lebih bijaksana kecuali meminta maaf setelah berbuat kesalahan. Lebih dari
sekedar hal uang, membangun persatuan adalah lebih penting dari segalanya. Ketika
interdependence tercipta, kedamaian otomatis tercipta. Menyadari musuh
peradaban yang sesungguhnya: Kemiskinan, Kebodohan, dan Perpecahan. Dan lagi
untuk: HRM, HRD, dan Financial aspect: Capital Budgeting, Profit/Loss
Projection, Cash Flow, NPV, atau PP saya kira cukup saya dan Tuhan yang tau.
Saya berharap
yang bergabung di TraveLosophy Foundation adalah orang-orang terbaik. Saya tidak
berbicara mengenai kesucian jiwa atau mukjizat fantastis. Nobody’s perfect. Saya
juga tidak berharap menemukan orang-orang yang tidak pernah bersalah, saya tahu
itu tidak mungkin. Saya berharap orang yang tidak takut membuat kesalahan dan
berusaha memperbaikinya. Let’s make a better mistake tomorrow. Saya tahu semua orang
tetap mengharapkan pemimpin seperti nabi, teman hidup sekelas Muhammad. Meskipun
mereka tahu tidak pernah mendapatkanya, saya setuju untuk terus berharap
demikian. Setahu saya harapan selalu persis sebuah lilin di kegelapan, tetap
membuat perbedaan meskipun kecil: saya merasakan terang. Saya juga yakin
segalanya akan menjadi baik di akhir. Kalau belum baik berarti belum akhir. Maaf,
saya sedang mengigau, sekarang saya sudah bangun, apakah saya berbicara sangat
panjang...?. Take my advice, i dont use it.
Yang
saya pahami business hanyalah rekonstruksi dari perpaduan invention dan
entrepreneurship. Invention, dalam bentuk apapun (goods or services) akan
menjadi product: yang nantinya akan dijual---jadi seharusnya memiliki nilai
jual. Dan entrepreneurship merupakan kemampuan seorang manusia mengelola produk
tersebut. Bagaimana dia mengantarkanya ke tangan konsumen. Ini tentu erat
kaitanya dengan kemampuan seseorang secara: leadership, ability to solve the
problem, market instinct, mentality, intelligence, etc. Penemuan yang sempurna
tanpa kewirausahaan yang sempurna, menjadikan bisnis tidak sempurna: demikian
sebaliknya. Itu ibarat dua sisi mata uang, tidak dapat dipisahkan. Menghilangkan
salah satunya berarti, ibarat burung tanpa sayap---tetap tidak bisa terbang. Makmurlah
Indonesia, sucilah jiwa bangsa.
Saya
berpikir, sebaiknya menjalaninya tidak perlu terlalu serius: itu membosankan. Kerjakanlah
sambil bermain-main, dengan bermain seringkali kita merasa bahagia. Tujuan hidup
itu kan bahagia, jadi bermain-main membuat kita mencapainya. Sesederhana itu. Bahagia
menjadi sangat mudah. Toh perniagaan dunia hanyalah permainan, bahkan dalam
soal uang dan kompetisi menjadi kaya. Jadi ambilah kartumu dan mulailah
bermain. Semuanya akan menang, kita hanya perlu mengorbankan satu orang. Satu
orang yang nantinya mengkocok kartu di permainan selanjutnya sambil memiliki
kesempatan kedua merubah nasib. Begitu seterusnya. Tidak jauh berbeda dengan
monopoli yang sering kita mainkan di waktu kecil. 20 tahun kemudian saya baru
benar-benar memahami itu tidak jauh berbeda di realita. Saya hanya takut jika
saya mati hari ini, tidak ada jejak yang kutinggalkan kecuali keburukan. Manusia
belajar seumur hidup, tapi ibarat pohon tidak berbuah: percuma. Namun hendaknya
tidak menjadikanya hal serius yang dimain-mainkan atau hal main-main yang
diseriuskan. Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya.
By : The
Running baby
International relation scholar
Subscribe to:
Posts (Atom)